Minggu, 02 Maret 2014

PENGUASAN DIRI

                                                      
Buah DisiplinPada malam tanggal 8 Oktober 1871, seorang wanita yang bernama
O'Leary menyalakan sebuah lampu minyak kecil dan membawanya ke kan-
dang agar ia dapat memerah susu sapinya. Sapi itu menendang lentera tersebut,
dan nyala api dari sumbu yang menyala itu merambat dengan cepat ke
seluruh
kandang ketika angin yang kuat meniupnya. Api tersebut mengamuk selama
lebih dari 24 jam, memusnahkan distrik pusat perdagangan di kota Chicago,
dan menghancurkan 17.450 bangunan di daerah yang meliputi tiga setengah
mil persegi. Sedikitnya 300 orang terbunuh, 90.000 menjadi tuna wisma, dan
200 juta dolar harta benda hancur. Semuanya hanya karena seekor sapi menen-
dang lampu yang bernyala kecil.
ApI sangat diperlukan dan memiliki banyak kegunaan di rumah dan pabrik-
pabrik kita jika api itu dikuasai dengan baik. Tetapi jika api tidak dapat
dikuasai, ia menjadi musuh yang jahat yang membinasakan semua yang disen-
tuhnya. Penguasaan atau pengendalian yang tepat penting dalam menggunakan
api sebagai sumber energi yang besar.
Manusia diciptakan penuh dengan energi mental, fisik, emosi, dan rohani
yang harus digunakan dengan baik dan dikuasai sehingga menjadi berguna.
Tidak heran jika energi ini harus ditaklukkan kepada penguasaan Roh Kudus.
Dalam pasal ini kita akan meneliti buah Roh yang kesembilan: penguasaan diri.
Penguasaan diri adalah buah disiplin. Orang yang mengizinkan Roh Kudus men-
jadikan dirinya serupa dengan gambaran Kristus akan mengembangkan pengua-
saan din dalam setiap bagian kehidupannya.
204
Apakah saudara memerlukan lebih banyak disiplin dalam kehidupankekristenan saudara? Buah penguasaan diri adalah pemecahannya - karena sesungguhnya itulah penguasaan Roh: penyerahan sepenuhnya kepada pimpinan Roh Kudus di dalam segala sesuatu yang saudara lakukan.uraian pasalPenguasaan Diri DiperkenalkanPenguasaan Diri DiuraikanPenguasaan Diri Digambarkantujuan pasalSetelah menyelesaikan pasal ini, saudara seharusnya dapat:
• Menyatakan definisi alkitabiah dan sekuler dari
penguasaan diri.
• Menjelaskan apa yang harus dilakukan agar buah penguasaan diri ditum-
buhkan oleh Roh Kudus.
• Mendefinisikan istilah
pengekangan diri, sikap yang tidak berlebih-lebihan,
asketisisme
dan
pantang.
205
206
KEHIDUPAN YANG BERKELIMPAHAN
• Memberikan ayat-ayat Alkitab untuk menyokong prinsip sikap yang tidak
berlebih-lebihan dan penguasaan diri.
kegiatan belajar
1. Pelajari pasal ini dengan cara yang sama seperti ketika saudara mempela-
jari pasal-pasal terdahulu. Bacalah semua ayat Alkitab yang disebutkan dalam
uraian pasal, dan jawab setiap pertanyaan dalam uraian pasal.
2. Sebagai latar belakang dari pasal ini bacalah Roma 8.
3. Kerjakan soal-soal untuk menguji diri dan periksa jawaban saudara.
uraian pasal
PENGUASAAN DIRI DIPERKENALKAN
Definisi Alkitabiah
Tujuan I.
Memilih definisi dari konsep alkitabiah tentang penguasaan diri.
Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran,
kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan,
penguasaan
dJlri
(Galatia 5:22-23)
Inilah rencana Allah bahwa, dimulai dengan penyelamatan, orang yang
percaya akan dipimpin ke arah kehidupan yang berpenguasaan diri. "Karena
kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata.
Ia.
men-
didik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi
dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang
ini" (Titus 2:11-12). Penguasaan diri sebagai buah Roh adalah penyangkalan
diri terhadap keinginan atau kesenangan yang jahat. Penguasaan diri bertolak
belakang dengan dua "perbuatan daging" yang disebut terakhir (Galatia
PENGUASAAN DIRI: BUAH DISIPLIN
207
5:21)-kemabukan dan pesta pora-yang mengacu kepada
kegemaran yang
berlebihan
akan suatu kegiatan.
Kata asli yang diterjemahkan sebagai "penguasaan diri" adalah
enkrateia,
yang berbentuk kata benda dalam hanya tiga ayat: Galatia 5:22, Kisah 24:25,
dan II Petrus 1:6. Dalam Galatia 5:22 kata ini digunakan untuk menyebut buah
Roh yang kesembilan. Dalam Kisah 24:25 Paulus menggunakan istilah ini ketika
I
ia berbicara kepada Feliks tentang "kebenaran, penguasaan diri, dan
I
penghakiman yang akan datang." Dalam II Petrus 1:5-6 kata ini digunakan
dalam daftar sifat-sifat yang baik: "menambahkan kepada imanmu kebajikan,
dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan
diri ... "
Dasar pemikiran yang terkandung dalam kata
enkrateia
adalah kekuatan,
kuasa, atau penguasaan atas diri sendiri. Inilah pengendalian diri sendiri. Ini-
lah yang harus kita lakukan: mengendalikan diri kita sendiri di bawah pim-
pinan Roh Kudus. Penguasaan diri sebagai buah Roh adalah disiplin diri.
Kata kerja yang berkaitan dengan penguasaan diri adalah
enkrateuomai,
yang digunakan dalam I Korintus 9:25 untuk menguraikan latihan dan disiplin
yang keras dari olahragawan yang berjuang untuk memenangkan hadiah. Ibarat
olahragawan dan prajurit sering terdapat dalam tulisan Paulus. Mereka ke-
duanya dengan jelas menunjukkan disiplin diri, yang sangat penting dalam
kegiatan olah raga dan kemiliteran. Paulus menganjurkan kepada orang Korin-
tus agar "larilah begitu rupa, sehingga kamu memperoleh" hadiah (ayat 24).
Ia melanjutkan, "Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju
yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan mengua-
sainya seluruhnya supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan
aku sendiri ditolak" (ayat 26-27). Paulus tidak berbicara tentang penyiksaan
tubuh dengan pukulan tongkat, tetapi ia berbicara tentang hal menaklukkan
tubuhnya, menguasai keinginan-keinginan yang tidak berkenan kepada Allah.
Olahragawan yang berusaha dengan keras untuk melatih tubuhnya hanya
ketika pelatih mengawasinya tidak akan pernah memperoleh hadiah. Sopir yang
menaati tanda-tanda lalu lintas hanya ketika polisi berada di dekatnya tidak
menjalankan penguasaan diri. Pekerja yang memperlambat pekerjaannya ketika
sang mandor sedang tidak ada tidak memiliki disiplin diri. Semua ini menun-
jukkan tindakan penyesuaian penampilan luar untuk memenuhi pengharapan
orang lain tanpa terjadinya perubahan yang berarti di dalam batin.
208
KEHIDUPAN YANG BERKELIMPAHAN
Kata kerja
enkrateuomai
juga digunakan dalam I Korintus 7:9 sebagai
acuan terhadap penguasaan orang Kristen atas nafsu seks: "Tetapi kalau mereka
[orang yang tidak kawin] tidak dapat menguasai diri, baiklah mereka kawin.
Sebab lebih baik kawin daripada hangus karena hawa nafsu." Dalam pasal 8
kita belajar bahwa
praotes
(kelemahlembutan) mencakup pikiran tentang
penguasaan diri dalam suasana marah: marah pada saat yang tepat, dan bukan-
nya marah pada saat yang salah.
Enkrateia
lebih mengacu kepada penguasaan
hawa nafsu daripada kemarahan, misalnya penguasaan atas nafsu selk.satau
tidak berlebih-lebihan dalam hal makan dan minum. Dengan kata lain, pengua-
saan diri adalah penguasaan atas keinginan-keinginan diri.
1 Definisi yang menakah yang menunjukkan konsep alkitabiah dari pengua-
saan diri?
a) Terbakar oleh nafsu
b) Menolak makanan dan minuman yang memberikan kesenangan
c) Disiplin diri dalam kebiasaan sehari-hari
d) Penguasaan atas keinginan yang jahat atau yang mementingkan diri sendiri
e) Menghukum tubuhku sendiri karena keinginannya yang kuat
t)
Kekuatan untuk mengatasi pencobaan
g) Mengendalikan diri sendiri melalui pimpinan Roh Kudus
PENGUASAAN DIRI: BUAH DISIPLIN
209
2 Rasul Paulus mengajarkan dalam I Korintus 9:25-27 bahwa kita yang adalah
pengikut Kristus harus
a) menjaga agar tubuh kita tetap ditaklukkan melalui berbagai bentuk hukuman
seperti menghindari pengalaman-pengalaman yang menyenangkan.
b) dengan latihan yang ketat belajar untuk menguasai keinginan kita sehingga
kita akan berkenan kepada Tuhan.
Definisi Sekuler
Tujuan 2.
Memilih definisi sekuler yang serupa dengu", uraian Paulus tentang
orang yang tidak rohani.
Plato menyebut
enkrateia
"penguasaan diri". Inilah penguasaan seseorang
atas keinginan-keinginan dan kegemaran akan kesenangan. Ia juga berkata
bahwa sifat itu adalah
kebalikan
dari kegemaran yang berlebihan akan makanan
dan seks. Seorang ahli Alkitab mengingatkan bahwa melebih-lebihkan hal ini
akan menjurus kepada
asketisisme,
yaitu berpantang daging, anggur, dan per-
nikahan. Ia menganjurkan bahwa
asketisisme
adalah penyimpangan dari
patokan Perjanjian Baru tentang penguasaan diri. Kita akan membicarakan
hal ini lebih lanjut di bagian lain dalam pasal ini.
Aristoteles menggambarkan orang yang berpenguasaan diri sebagai seorang
yang mempunyai keinginan yang kuat tetapi mampu mengendalikannya. Ia
melihat orang yang kurang penguasaan diri sebagai orang yang tidak bermaksud
memilih untuk melakukan hal yang salah, tetapi tidak memiliki kekuatan un-
tuk melawan pencobaan.
Dalam bahasa Yunani sekuler istilah
enkrateia
digunakan untuk
menguraikan kebajikan seorang kaisar yang tidak pernah mengizinkan kepen-
tingan pribadinya mempengaruhi pemerintahan atas rakyatnya.
3 Bacalah Roma 7:14-20. Uraian Paulus tentang manusia yang tidak rohani
adalah serupa dengan yang mana dari pernyataan yang terdapat di bawah ini?
a) Konsep asketisisme
b) Kaisar yang tidak dipengaruhi oleh keinginan pribadinya
c) Uraian Aristoteles tentang orang yang kurang penguasaan diri
d) Ilustrasi Plato tentang kegemaran yang berlebihan akan makanan dan seks.
210
KEHIDUPAN YANG BERKELIMPAHAN
RabaNa Penguasaan Diri
Tujuan 3.
Berdasarkan Roma
5:5-9,
menjelaskan rahasia untuk memperoleh
penguasaan atas na/su-nafsu jahat.
Dalam Efesus 5: 18 Rasul Paulus membedakan antara mabuk oleh anggur
dengan dipenuhi oleh Roh Kudus, "Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur,
karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan
Roh." Kurangnya penguasaan diri mengarah kepada hal-hal yang melampaui
batas, dengan penekanan pada pemuasan nafsu jahat dari daging. Penangkal
yang terbaik adalah kepenuhan oleh Roh Kudus. Orang yang dipenuhi Roh
Kudus berada di bawah penguasaan Roh Kudus, dan ia mempunyai bantuan
dalam mengatasi kelemahannya untuk menguasai diri sendiri. Rasul Paulus men-
jelaskan bagaimana hal ini terjadi:
Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang
dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal
yang
dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh
adalah hidup dan damai sejahtera. Sebab keinginan daging adalah
perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum
Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Mereka yang hi dup
dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah. Tetapi kamu
tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh
Allah diam di dalam kamu (Roma 8:5-9).
Dapatkah saudara melihat persamaan antara penjelasan Paulus dengan
perkataan Yesus dalam Yohanes 3:6, "Apa yang dilahirkan dari daging, adalah
daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh"? Tanpa pertolongan
Roh Kudus kecenderungan alami kita nampaknya ingin menyerah kepada naf-
su jahat kita. Tetapi jika kita lahir dari Roh, watak baru dalam diri kita mem-
buat kita menginginkan apa yang Roh inginkan bagi diri kita. Walaupun
demikian, kita mendapatkan kebutuhan yang ditekankan oleh sang rasul agar
tetap dipenuhi oleh Roh sehingga kita mematikan nafsu-nafsu jahat setiap hari
dan dengan demikian memenuhi kehendak Roh Kudus.
4 Jelaskan dengan perkataan saudara sendiri apakah rahasia untuk dapat
menguasai nafsu jahat.
PENGUASAAN DIRI: BUAH DISIPLIN
211
PENGUASAAN DIRI DIURAIKAN
Suatu Kehidupan yang Seimbang
Tujuan 4.
Mengenali uraian yang benar untuk kehidupan yang seimbang dan
berpenguasaan diri.
Prinsip keseimbangan adalah salah satu hukum alam dari jagat raya ini.
Penguasaan sempurna Allah atas alam disebutkan dalam kitab Ayub:
Berilah telinga kepada semua itu, hai Ayub, diamlah, dan perhatikanlah
keajaiban-keajaiban Allah. Tahukah engkau, bagaimana Allah mem-
beri tugas kepadanya, dan menyinarkan cahaya dari awan-Nya? (Ayub
37:14-15).
Keseimbangan dibicarakan juga dalam Pengkhotbah 3:1-8. Penulisnya
berkata, "Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit
ada waktunya" (ayat 1).
Allah menginginkan agar orang Kristen mempunyai kehidupan yang seim-
bang. Hal ini mencakup keseimbangan rohani, fisik, mental, dan perasaan.
Misalnya, Rasul Paulus menulis pasal 12, 13, dan 14 kitab I Korintus untuk
menekankan pentingnya keseimbangan dalam gereja dalam menggunakan
karunia-karunia Roh, dan menekankan kebutuhan agar karunia-karunia itu
diimbangi dengan kasih. Dalam gereja di Korintus ada penyalahgunaan karunia
Roh. Tetapi dalam gereja Tesalonika terlalu banyak pengendalian, yang juga
menyebabkan ketidakseimbangan. Orang-orang percaya ini menghalangi peker-
jaan Roh dan bahkan menganggap rendah karunia-karunia Roh, terutama yang
paling dihargai yaitu karunia nubuat (lihat I Tesalonika 5:19-20. Kedua con-
toh ini menggambarkan kebutuhan akan keseimbangan dalam setiap bidang
kehidupan kita.
Semua kemampuan manusia yang telah Allah berikan kepada kita seperti
kemampuan untuk berpikir, merasa, dan menggunakan kehendak kita dapat
disalahgunakan. Inilah sebabnya kita memerlukan pertolongan Roh Kudus un-
tuk belajar menguasai diri sehingga akan ada keseimbangan dalam kehidupan
kita dalam menggunakan kemampuan-kemampuan yang hebat ini.
Suatu kehidupan yang seimbang adalah hidup yang memiliki
pengekangan
diri
dan
sikap yang tidak berlebih-lebihan.
Kata-kata ini berarti pencegahan
perilaku atau pernyataan yang
ekstrem,
dan mengacu kepada batas-batas yang
masuk akal. Sebagaimana yang telah kita sebut sebelumnya, ini tidak berarti
asketisisme,
yaitu
berpantang
total dari sesuatu seperti daging, anggur, atau
212
KEHIDUPAN YANG BERKELIMPAHAN
---------------------------
pernikahan. Dalam I Timotius 4:3-4 Rasul Paulus memperingatkan Timotius
agar tidak mendengarkan pengajaran pembohong munafik yang mengajarkan
asketisisme:
Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan
yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh
orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran. Karena semua
yang diciptakan Allah itu baik dan suatu pun tidak ada yang haram,
jika diterima dengan ucapan syukur, sebab semuanya itu dikuduskan
oleh firman Allah dan oleh doa.
Sudah tentu ada hal yang harus benar-benar dijauhi oleh orang Kristen.
Inilah perbuatan-perbuatan sifat yang jahat yang terdaftar dalam Pasal I (lihat
Galatia 5:19-21, Roma 1:29-31; 3:12-18, dan Markus 7:22-23). Tetapi Allah
sudah menciptakan banyak hal yang baik bagi kita untuk dinikmati secara tidak
berlebih-lebihan di bawah penguasaan Roh Kudus dan sesuai dengan pem-
batasan yang diberikan dalam Firman Allah. Marilah kita melihat apa yang
dikatakan Alkitab tentang penguasaan diri di bidang-bidang tertentu dalam
hidup kita.
1.
Penguasaan lidah.
Penguasaan diri dimulai dari penguasaan lidah.
Yakobus 3:2 mengatakan kepada kita, "Barangsiapa tidak
bersala-i
dalam
perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan
seluruh tubuhnya." Yakobus melanjutkan dengan menegaskan bagaimana sulit-
nya menguasai lidah.
5 Bacalah Yakobus 3:2-12. Perkataan apakah yang menunjukkan bahwa kita
harus mempunyai pertolongan Roh Kudus agar dapat menguasai lidah kita?
Orang yang dengan sungguh-sungguh ingin memiliki buah penguasaan diri
dalam kehidupannya harus mulai dengan mengizinkan Roh Kudus menguasai
lidahnya. Jika Ia menguasai lidah kita, maka Ia menguasai setiap bagian dari
kehidupan kita. Lidah yang berada di bawah penguasaan Roh Kudus tid .ik dapat
memuliakan Tuhan dan Bapanya serta sekaligus mengutuk manusia yang sudah
dijadikan menurut gambaran Allah.
2. Penguasaan nafsu seks.
Alkitab banyak berbicara tentang hal
ir
li.
Kesa-
tuan tubuh antara suami dan isteri adalah terhormat dan diberkati oleh Allah.
Dalam I Korintus pasal 7 Rasul Paulus memberikan petunjuk tentang pengua-
saan yang wajar dari nafsu seks dalam perkawinan. Ia meneruskan dengan
berkata jika orang yang tidak menikah dan janda-janda "tidak dapat menguasai
diri, baiklah mereka kawin. Sebab lebih baik kawin daripada hangus karena
PENGUASAAN DIRI: BUAH DISIPLIN
213
hawa nafsu." Perkataan
menguasai diri
diterjemahkan dari kata
enkrateuomai,
kata kerja yang sama yang digunakan untuk penguasaan diri sebagai buah Roh.
Orang yang bersedia tetap tidak menikah memerlukan
"enkrateuomai"
dari
Roh Kudus untuk menguasai nafsu seks yang normal. Pentingnya penguasaan
ini dinyatakan dalam I Tesalonika 4:3-7:
Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu men-
jauhi percabulan, supaya kamu masing-masing mengambil seorang
perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan
dan penghormatan, bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang
dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah, dan supaya dalam
hal-hal ini orang jangan memperlakukan saudaranya dengan tidak baik
atau memperdayakannya. Karena Tuhan adalah pembalas dari semua-
nya ini, seperti yang telah kami katakan dan tegaskan dahulu kepada-
mu. Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar,
melainkan apa yang kudus. Karena itu siapa yang menolak ini bukanlah
menolak manusia, melainkan menolak Allah yang telah memberikan
juga Roh-Nya yang kudus kepada kamu.
6 Menurut ayat ini, bahaya terbesar bagi seseorang yang kurang penguasaan
diri dalam nafsu seks adalah bahwa ini merupakan dosa terhadap
a) Allah.
b) tubuhnya sendiri.
c) orang lain.
3. Sikap yang tidak berlebih-lebihan dalam kebiasaan sehari-hari.
Dalam
I Korintus 6:12-20 Rasul Paulus menekankan pentingnya menghormati Allah
dengan tubuh saudara. Ia bukan hanya membicarakan percabulan seksual dalam
ayat ini, tetapi juga membicarakan tiap tindakan lain yang akan menodai tubuh
kita dan juga menodai Allah:
Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala
sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba
oleh suatu apa pun. Makanan adalah untuk perut dan perut untuk
makanan: tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah (ayat 12-13).
7 Perkataan apakah dalam ayat ini yang berbicara tentang penguasaan dalam
setiap lingkup kehidupan saudara?
214
KEHIDUPAN YANG BERKELIMPAHAN
Alkitab memperingatkan kita terhadap kerakusan dan kemabukan yang
adalah kebiasaan berdosa dari pemuasan diri. "Janganlah engkau ada di an-
tara peminum anggur dan pelahap daging. Karena si peminum dan si pelahap
menjadi miskin" (Amsal 23:20-21). Bagaimana kita dapat menyalahkan seorang
yang mabuk sedangkan kita makan dalam jumlah yang berlebihan dan mem-
bahayakan diri kita dengan kelebihan berat badan? Banyak di antara kita yang
membutuhkan bantuan Roh Kudus untuk belajar menguasai diri atau bersikap
tidak berlebih-lebihan dalam kebiasaan makan kita.
4. Sikap yang tidak berlebih-lebihan dalam penggunaan waktu.
Mungkin
contoh yang terbaik dari pemuasan diri pribadi adalah orang kaya yang bodoh
yang berkata kepada dirinya sendiri, "Sesudah itu aku akan berkata kepada
jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun
lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah"
(Lukas 12:19). Yesus menekankan pentingnya penggunaan waktu kit
al
secara
bijaksana dalam percakapan-Nya tentang kewaspadaan (Lukas 12 35-48).
Kehidupan yang seimbang akan memberikan jumlah waktu yang tepat untuk
bekerja, untuk mempelajari Alkitab dan berdoa, untuk beristirahat dan ber-
santai. Orang yang terlampau memperhatikan kerjanya sehingga ia melalaikan
keluarganya belum belajar untuk menguasai penggunaan waktunya dengan
semestinya. Orang yang malas dan menghamburkan waktunya untuk kegiatan
yang tidak berguna tidak mempunyai penguasaan diri. Rasul Paulus menasihat-
kan kita, "Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi
berjaga-jaga dan sadar. Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan
mereka yang mabuk, mabuk waktu malam. Tetapi kita, yang adalah orang-
orang siang, baiklah kita sadar"
(I
Tesalonika 5:6-8).
5. Penguasaan pikiran sendiri.
"Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus
sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk
memuaskan keinginannya" (Roma 13:14). "Jadi akhirnya, saudara-saudara,
semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua
yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut
dipuji, pikirkanlah semuanya itu" (Filipi 4:8). Kedua ayat Alkitab ini memberi-
tahukan bagaimana kita harus menguasai pikiran kita:
jangan
memikirkan hal-
hal yang jahat, dan pikirkanlah hal-hal yang baik. Dalam dunia zaman ini ada
banyak daya tarik yang akan mengalihkan pikiran kita dari tanggung jawab kita
terhadap Allah. Apa yang saudara baca, apa yang saudara lihat di layar televisi,
apa yang saudara dengar atau kepada apa saudara membuka diri, semuanya
mempunyai dampak atas penguasaan pikiran saudara. Kita membutuhkan perto-
longan Roh Kudus agar kita tetap memikirkan hal-hal yang menyenangkan Dia.
PENGUASAAN DIRI: BUAH DISIPLIN
215
8 Istilah manakah yang digunakan untuk menggambarkan konsepsi alkitabiah
dari penguasaan diri?
a) Perilaku atau pengungkapan perasaan yang berlebihan
b) Pengekangan diri
e) Asketisisme
d) Keseimbangan
e) Perbuatan yang melampaui batas
f)
Sikap yang tidak berlebih-lebihan
g) Pemuasan diri sendiri
9 Pernyataan mana yang BENAR tentang kehidupan Kristen yang seimbang
atau yang berpenguasaan diri?
a Kehidupan yang seimbang tidak menjalankan terlalu banyak pengendalian
juga tidak terlalu sedikit pengendalian.
b Asketisisme adalah bagian yang perlu dari penguasaan diri karena Alkitab
mengajarkan bahwa kita harus menghindari segala bentuk kesenangan.
e Ada beberapa hal yang harus dijauhi orang Kristen jika ia ingin memiliki
hidup yang berpenguasaan diri.
d Dalam memikirkan berbagai bidang dalam kehidupan seseorang di mana
penguasaan diri diperlukan, maka penguasaan lidah merupakan bidang yang
paling tidak penting.
e Satu rahasia dari penguasaan
diri
adalah jangan biarkan dikuasai oleh apapun.
f
Penyelesaian yang disarankan Alkitab bagi seseorang yang tidak dapat
menguasai nafsu seksnya adalah menikah.
g Setiap kegiatan diperbolehkan jika dilakukan tanpa berlebih-lebihan.
b Ada kemungkinan untuk memiliki penguasaan diri atas pikiran dengan meno-
lak untuk memikirkan hal-hal yang dapat mengarah kepada perbuatan dosa.
Penguasaan diri dalam menggunakan waktu berarti keseimbangan yang patut
antara pekerjaan, ibadah, dan kesenggangan.
j
Orang yang rakus memiliki penguasaan diri yang lebih besar daripada seorang
pemabuk.
Kebidupan yang Suci
Tujuan 5.
Jelaskan proses yang dipakai Roh Kudus untuk menyempurnakan
kekudusan dalam diri saudara.
Terlebih dari segalanya, Allah menginginkan agar saudara menjadi suci!
Ini ditekankan banyak kali dalam Alkitab:
Akulah Tuhan yang telah menuntun kamu keluar dari tanah Mesir, supaya
menjadi Allahmu; jadilah kudus, sebab Aku ini kudus (Imamat 11:45).
216
KEHIDUPAN YANG BERKELIMPAHAN
---------------------------
Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan rrem-
bawa kelepasan baginya, Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan
bagi kita ... supaya kita terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah
kepada-Nya tanpa takut, dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-
Nya seumur hidup kita (Lukas 1:68-69, 74-75).
Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-
janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran
jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan
kita dalam takut akan Allah (II Korintus 7: 1).
Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan,
se-
bab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan (Ibrani 12:14).
Roh Kudus adalah kuasa yang bekerja
di
dalam diri kita, menyempurnakan
kekudusan dalam diri kita dan membuat Kristus suatu kenyataan dalam
kehidupan kita. Ia melakukan ini dengan menumbuhkan buah penguasaan diri
dalam diri kita. Ia menunjukkan kepada kita bahwa tidak mungkin gelap ber-
campur dengan terang (jahat dengan baik). Ia menciptakan keinginan dalam
diri kita untuk memisahkan diri dari dunia yang penuh dosa dan hidup dengan
cara yang berkenan kepada Allah.
Kita sudah menyebutkan dalam pasal ini bahwa penguasaan diri bagi orang
Kristen adalah sesungguhnya penguasaan Roh. Itulah yang dikatakan Rasul
Paulus dalam Roma 8:8-10:
Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada
Allah. Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh,
jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak
memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus. Tetapi jika Kristus ada
di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh
adalah kehidupan oleh karena kebenaran.
Jadi, penguasaan diri sebagai buah Roh meniadakan segala pekerjaan tabiat
yang berdosa. Setelah saudara diselamatkan dan Roh Kudus tinggal di dalam
kehidupan saudara, saudara tidak lagi diperhambakan oleh tabiat yang penuh
dosa. Tetapi, sepanjang kehidupan di dunia saudara akan perlu menjalankan
penguasaan diri yang berdisiplin atas keinginan daging. Daging (tabiat berdosa)
akan berusaha sekuat-kuatnya untuk memperoleh kembali penguasaan atas diri
saudara. Tetapi ketika saudara menyerahkan penguasaan atas dirimu kepada
Roh Kudus, Ia mencegah daging menguasai saudara. Ini memungkinkan
penguasaan diri yang efektif.
PENGUASAAN DIRI: BUAH DISIPLIN
217
Menjadi kudus berarti menjadi seperti Kristus. Sifat-sifat yang disebut buah
Roh dalam Galatia 5:22-23 adalah sifat-sifat Kristus yang dihasilkan di dalam
diri kita oleh Roh Kudus ketika kita menyerahkan diri kita ke dalam penguasaan-
Nya. Penguasaan diri adalah sifat yang memungkinkan kita untuk memisahkan
diri kita dari dunia dan mengasingkan diri kepada Allah. Dengan proses inilah
kekudusan disempurnakan di dalam diri kita. Menjadi kudus adalah menguasai
diri. Menguasai diri adalah dikuasai oleh Roh!
10 Jelaskan dengan singkat proses yang dipakai Roh Kudus untuk menyem-
purnakan kekudusan dalam diri saudara.
PENGUASAAN DIRI DIGAMBARKAN
Tujuan 6.
Mengadakan penilaian diri untuk menentukan di bidang-bidang
mana saudara memerlukan pertolongan Roh Kudus dalam men-
jalankan penguasaan diri.
Contoh yang diberikan Yesus
Alkitab memberitahukan bahwa Yesus "sama dengan kita . . . telah
dicobai, hanya tidak berbuat dosa" (Ibrani 4:15). Inilah contoh yang sempur-
na dari penguasaan diri di bawah kuasa Roh Kudus. Marilah kita melihat
laporan Lukas tentang peristiwa Yesus dicobai oleh Iblis. Kita memperhatikan
hal-hal ini dalam Lukas 4:1-13:
1. Pada saat Yesus dicobai, Ia penuh dengan Roh Kudus.
2. Iblis mencari titik kelemahan Yesus. Iblis yang mengetahui bahwa Yesus
telah berpuasa selama empat puluh hari, mengetahui dengan pasti bahwa
Yesus merasa lapar. Jadi, pencobaannya di dalam bentuk menawarkan
makanan.
3. Yesus tidak membiarkan pikiran-Nya lama-lama memikirkan keinginan-
Nya akan makanan, tetapi Ia menggunakan pengetahuan-Nya tentang
Alkitab untuk menangkal pencobaan dari musuh-Nya.
4. Ketika Iblis terus mencobai Dia, Yesus menjawab dengan memperingat-
kan Iblis akan apa yang diperintahkan Firman Allah.
5. Setelah Iblis menyelesaikan semua pencobaannya, Yesus kembali ke
Galilea dalam kuasa Roh Kudus.
218
KEHIDUPAN YANG BERKELIMPAHAN
Saudara akan mendapatkan dalam contoh ini bahwa Yesus sebagai manusia
tidak mengandalkan kekuatan manusiawi-Nya untuk melawan Iblis. Ia dipenuhi
oleh Roh Kudus dan bertindak dalam kuasa Roh. Saudara juga akan melihat
bahwa Ia menguasai pikiran-Nya dengan tetap memikirkan Firman Allah. Apa
pun yang Iblis katakan atau lakukan tidak berhasil untuk membujuk-Nya, Yesus
benar-benar dapat menguasai diri melalui kuasa Roh Kudus.
Persyaratan Para Pemimpin
Salah satu persyaratan yang penting untuk kepemimpinan dalam gereja
zaman Perjanjian Baru adalah penguasaan diri. Hal ini diungkapkan dalam
ayat-ayat berikut ini:
1.
I Timotius 3: 1-2- Penilik jemaat harus dapat menahan diri.
2. I Timotius 3:8-Diaken hendaknya jangan penggemar anggur.
3. I Timotius 3: 11- Isteri diaken hendaklah dapat menahan diri.
4. Titus 1:7-8, TL- Sebagai pengatur rumah Allah seorang penilik jemaat
harus dapat ... memerintahkan dirinya, suci, menahan diri.
5. Titus 2:2,6- Laki-laki tua hendaklah diajar untuk hidup sederhana-i-
laki-laki yang muda hendaklah menguasai diri dalam segala hal.
6. Titus 2:3-5, TL-Perempuan yang tua hendaklah hidup sebagai orang
beribadah sehingga mereka dapat mengajar perempuan yang muda un-
tuk menguasai dirinya.
11
Pelajaran apakah yang saudara lihat dalam teladan Yesus yang dapat
menolong saudara untuk memiliki penguasaan diri dan melawan si Iblis?
11
Mengapa penting bagi para pemimpin untuk menguasai diri?
PENGUASAAN DIRI: BUAH DISIPLIN
219
13
Untuk mengakhiri pasal ini, nilailah kehidupan saudara sendiri untuk
menentukan pada bagian mana saudara membutuhkan bantuan Roh Kudus un-
tuk menjalankan penguasaan diri. Berdoalah sungguh-sungguh mengenai hal
ini dan laksanakanlah dalam kehidupan sehari-hari.
SAYA DAPAT
SAYA MEM-
BUTUHKAN
MENGUASAI DIRI
Selalu
Biasanya
Sering
Jarang
BANTUAN
DALAM HAL:
ROH KUDUS
Kebiasaan makan
Alkohol
Obat bius
Waktu saya
Kebutuhan seks
Pikiran saya
Keinginan yang
salah
Kebiasaan buruk
Lidah saya
220
KEHIDUPAN YANG BERKELIMPAHAN
S08'-S08'
untuk menguji diri
PILIHAN GANDA. Pilih satu jawaban yang paling tepat untuk menjawab
setiap pertanyaan.
1 Istilah lain untuk
penguasaan diri
adalah
a) pemuasan diri sendiri.
b) asketisisme.
e) berpantang.
d) disiplin diri.
2 Dua contoh dari pemuasan diri pribadi yang berlebihan adalah
a) makan dan minum.
b) mabuk dan pesta pora.
c) pengekangan diri dan sikap yang tidak berlebih-lebihan.
d) latihan yang ketat dan ikut serta dalam perlombaan.
3
Enkrateia
mengacu kepada hal menguasai
a) nafsu birahi.
b) kemarahan.
c) orang lain.
d) karunia-karunia Roh.
4 Asketisisme adalah melaksanakan
a) penguasaan diri.
b) makan daging dan minum anggur dengan berlebihan.
c) berpantang daging, anggur, dan perkawinan.
d) kebejatan seks.
5 Alkitab mengajarkan bahwa pemimpin harus dapat mengekang diri. Ini berar-
ti mereka
a) harus menguasai orang lain.
b) tidak boleh melakukan sesuatu dengan berlebihan.
c) berpantang dari kegiatan yang menyenangkan.
d) memberikan seluruh waktu mereka untuk pekerjaan.
6 Penguasaan diri dimulai dengan penguasaan
a) lidah.
b) nafsu seks.
e) waktu.
d) pikiran.
PENGUASAAN DIRI: BUAH DISIPLIN
221
7 Yang mana dari yang berikut ini yang memberikan penjelasan yang paling
baik tentang apa yang harus saudara lakukan agar buah penguasaan diri
dihasilkan dalam diri saudara oleh Roh Kudus?
a) Saudara harus menyerahkan penguasaan atas kehidupan saudara kepada Roh
Kudus, dan peka terhadap pengarahan-Nya untuk perbuatan yang selayaknya
dalam kehidupan saudara.
b) Saudara harus mengandalkan daya tahan manusiawi saudara untuk melawan
godaan Iblis yang mungkin menyebabkan saudara kehilangan penguasaan
diri.
8 Dalam membagi waktu kita antara pekerjaan, ibadah, dan istirahat, Alkitab
mengajarkan agar kita
a) menggunakan kebanyakan waktu kita dalam kegiatan yang berhubungan
dengan ibadah.
b) memiliki kehidupan yang seimbang, dan memberikan waktu yang cukup bagi
setiap kegiatan tersebut.
c) memberi perhatian pertama kepada pekerjaan, kemudian ibadah, dan
menghindari kesenggangan.
BENAR-SALAH. Jika pernyataannya BENAR, tulislah B pada bagian yang
dikosongkan. Jika pernyataannya SALAH, tulislah S.
.... 9 Dalam Roma 7 Paulus menguraikan bahwa orang yang tidak rohani tidak
berkeinginan untuk melawan godaan .
... .10 Rahasia penguasaan diri adalah dikuasai oleh Roh .
.... 11 Kehidupan yang seimbang ditunjukkan oleh tingkah laku yang berlebihan .
.... 11 Kata
pengekangan diri
berarti menghindari minuman keras .
.... 13 Kekudusan tidak mungkin terjadi tanpa penguasaan diri.
.... 14 Menurut Alkitab, pemimpin adalah satu-satunya yang membutuhkan
buah penguasaan diri.
222
KEHIDUP AN YANG BERKELIMPAHAN
----------------------------
jawaban untuk pertanyaan dalam pasal
7 "Aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apapun" (ayat 12).
1
c) Disiplin diri dalam kebiasaan sehari-hari.
d) Penguasaan atas keinginan yang jahat atau yang mementingkan diri
sendiri.
f)
Kekuatan untuk mengatasi pencobaan.
g) Mengendalikan diri sendiri melalui pimpinan Roh Kudus.
8 c) Asketisisme.
d) Keseimbangan.
f)
Sikap yang tidak berlebih-lebihan.
2 b) dengan latihan yang ketat belajar untuk menguasai keinginan kita sehingga
kita akan berkenan kepada Tuhan.
9a
Benar.
b
Salah.
c
Benar.
d
Salah.
e
Benar.
f
Benar.
g
Salah.
b
Benar.
i
Benar.
j
Salah.
3 c) Uraian Aristoteles tentang orang yang kurang penguasaan diri
10
Jawaban saudara harus serupa dengan ini: Melalui buah penguasaan dirilah
kita mampu untuk mengasingkan diri kita dari dunia dan mengasingkan diri
kepada Allah. Untuk melakukan hal ini, kita harus menyerahkan pengua-
saan hidup kita kepada Roh Kudus dan biarkan Dia menghasilkan sirat-sifat
Kristus di dalam kita.
4 Jawaban saudara sendiri. Saya akan mengatakan rahasianya ialah dipenuhi
dengan Roh dan membiarkan Roh Kudus menguasai kehidupan saya. Dengan
demikian saya akan ingin melakukan apa yang berkenan kepada- Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar