Rabu, 02 Juli 2014

RELA MENERIMA HUKUM TUHAN

Adalah mudah mengatakan kita mengasihi Allah ketika Dia memberkati kehidupan kita sesuai dengan keinginan kita. Namun kesejatian kasih kita akan terbukti melalui respons kita ketika Allah mengizinkan masalah menimpa kehidupan kita.
Pelarian Daud dari Absalom jelas merupakan masalah besar bagi Daud. Ternyata, masalah lain datang menimpa melalui seorang dari kaum keluarga Saul, Simei (5). Ia mengutuki Daud sebagai penumpah darah keluarga Saul. Mungkin kutukan Simei berkenaan dengan peristiwa yang dicatat dalam 2 Samuel 21:1-14. Alkitab memang sering tidak memberikan kita catatan secara kronologis. Padahal Daud tidak pernah secara langsung menumpahkan darah keluarga Saul. Maka para pengikut Daud membelanya (9). Di sini kita melihat kebesaran hati Daud
Bukan hanya Daud melarang anak buahnya membalaskan kutukan Simei kepadanya, ia malah membuka dirinya kepada Tuhan. Ia sadar dirinya tidak luput dari kesalahan masa lalu. Bukankah pelariannya dari Absalom merupakan akibat berlarut dari ketidaktegasannya mendisiplin rumah tangganya sendiri? Maka bagi Daud, lebih baik ia menerima kutukan Simei tanpa membela diri karena bisa jadi Allah sedang menegur dan menghukum dia melalui Simei.

Inilah salah satu keindahan karakter Daud: hatinya selalu berpaut kepada Tuhan. Inilah respons orang yang sungguh mengasihi Allah. Daud juga mengenal Allahnya, Allah yang penuh dengan belas kasihan. Bahkan dalam murka-Nya, Ia tidak tega melihat orang yang Dia kasihi sengsara, dan akan membalaskan dengan yang baik nantinya (12). Di mata Tuhan, bahkan sebelum diurapi sebagai raja, Daud adalah seorang yang diperkenan di hati-Nya (1 Sam. 13:14).

Karena kita menyembah Allah yang adil, yang dalam memberikan hukuman juga penuh dengan kasih sayang, marilah kita belajar seperti Daud, yang menerima dengan hati rela, apa pun kesulitan atau hukuman yang Allah berikan dalam kehidupan kita. Allah mengizinkan semuanya terjadi dalam kasih setia dan pemeliharaan-Nya yang sempurna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar