Rabu, 09 Juli 2014

EMPAT MACAM PERTOBATAN


 Bahan Khotbah    : Matius 3:1-2
“ Pada waktu itu tampilah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: Bertobatlah sebab kerajaan Sorga sudah dekat ”.

PENDAHULUAN
         Haleluyah
 Salam sejahtera, dalam kasih Tuhan Yesus Kristus. Biarlah berkat Allah, damai sejahtera-Nya senantiasa melimpah atas kita. Kita bersyukur Tuhan, masih memberikan kita kesempatan untuk beribadah dengan nyaman dan tanpa kendala.  Kalau kita perhatikan, dibeberapa tempat mereka belum dapat beriadah dengan leluasa, karena adanya bencana yang melanda mereka. Oleh sebab itu, jika kita masih dapat beribadah dengan bebas, hal ini patut kita syukuri dan sudah sepantanya kita pergunakan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya.

 Hari ini saya akan berbicara tentang satu tema yang barangkali kurang begitu popular dan tidak banyak yang menyukainya yaitu seputar pertobatan.

 Kata pertobatan dan tobat dalam Alkitab disebutkan lebih dari 100 kali. Itu artinya masalah pertobatan ini adalah masalah yang penting yang harus kita perhatikan dengan serius.

Apa itu bertobat?
  Saudara terkasih  sekalian,
 Ayat yang baru saja kita baca dalam Matius 3:1-2 ini mencatat kegiatan pelayanan Yohanes pembaptis dipadang gurun yang dengan tekun memberitakan berita pertobatan dengan mengatakan “ Bertobatlah sebab kerajaan Sorga sudah dekat”. Saya tidak tahu bagaimana pendapat saudara  tentang bertobat. Tetapi menurut penegrtian Alkitab, ada beberapa arti yang bisa kita pelajari.

 Kata tobat, dipakai sebagai terjemahan kata “שׁוּב ‘ Baca :šûv’ dalam perjanjian lama. Kata ini ada dalam beberapa ayat dalam perjanjian lama. Sedangkan dalam PB, pertobatan berasal dari kata” μετανοεω ‘metanoeō’ (kata benda), μετανοια ‘metanoia’ (kata kerja), dan kata επιστρεφω ‘epistrefō’.

 Arti kata:

Kata שׁוּב ’šûv’ berarti: berbalik arah, kembali
Kata μετανοια ’metanoia’ berarti: perubahan pikiran
Kata μετανοεω ’metanoeō’ (kata benda) berarti: ‘berubah pikiran’.
Kata επιστρεφω ‘epistrefō’ berarti: kembali
 Dari 3 kata tersebut dapat diketahui bahwa tobat adalah kondisi saat manusia berubah pikiran, berbalik, dan kembali ke arah sebelum berbuat dosa, yaitu kembali ke Tuhan, kemudian pertobatan pikiran tersebut diikuti dengan perubahan pada riil (perbuatan, sikap, perkataan). Emosi penyesalan bukan unsur utama dari suatu pertobatan, walau hal itu sering terjadi.
 Ilustrasinya, jika Anda sebelumnya berjalan ke arah utara lalu Anda menyesal, berubah pikiran, dan berbalik arah ke selatan menuju ke titik sebelum Anda berjalan ke arah utara, maka titik Anda menyesal, berubah pikiran, dan membalikkan badan adalah titik pertobatan tersebut.
Empat macam pertobatan
 Saudaraku sekalaian, Allah merindukan agar setiap kita umat-umat-Nya bertobat. Persoalannya, bertobatan yang bagaimana yang Tuhan inginkan? Sebab dalam kehidupan, kalau kita perhatikan, ternyata ada bermacam-macam pertobatan. Setidaknya ada empat macam pertobatan, yaitu
 Benar-benar tidak bertobat (Kej 4:1-15 ).
 Ada kelompok orang yang ketika mendengar peringatan Tuhan, mereka tidak mau bertobat, tetapi justru mengeraskan hati mereka. Kain tidak menyadari bahwa ia telah berdosa karena membunuh adiknya. Bahkan yang ia lakukan justru melawan Tuhan. Sering terjadi ada orang-orang yang tidak mau menyadari kesalahannya dan tidak mau tunduk kepada Tuhan dan menyadari bahwa apa yang telah dilakukannya melawan kepada Tuhan dan menyakiti hati Tuhan, bahkan sesamanya. Orang yang seperti ini adalah orang yang tidak mau bertobat. Ia bahkan mengeraskan hati, melawan kepada firman Tuhan. Ia meremehkan firman Tuhan.
           Ibr 3:15 ,
 “ Tetapi apabila pernah dikatakan: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman”
Bertobat menyesali perbuatannya, tetapi mengulangi kembali ( 1 Sam 15:1-35 teruatam ayat 24-25 )
 Saul berbalik dari Allah menyesali perbuatannya tetapi melakukan kejahatan lagi. Ada banyak orang sekarang ini terus melakukan kejahatan dengan perbuatan yang berbeda dengan sebelumnya yang pernah dilakukannya. Inilah pertobatan yang kelihatan menyesali tetapi melakukan lagi, semestinya hal ini jangan dilakukan lagi dan harus menjauhi dosa.
Berobat tetapi melakukan langkah yang salah ( Mat 27:1-10)
 Yudas menyesal atas perbuatannya, tetapi ia gatung diri karena ia tidak bisa menahan malu. Sering terjadi orang bunuh diri karena tidak kuat menanggung beban yang dipikulnya, orang yang demikian orang yang tidak memiliki iman yang kuat sehingga mencari jalan keluar sendiri dan akhirnya bunuh diri.
Bertobat yang menyesali dan berbalik arah kepada Allah. (KPR 13: 22; 1 Taw. 29: 10-14).
 Kehidupan Raja Daud pernah melakukan kesalahan yang fatal tetapi Daud mengakui, menyesali dan ia membuka kesalahannya dihadapan rakyatnya dan Tuhan sangat mengasihi Daud sebab ia tidak mau melakukan hal yang sama bahkan ia meninggalkan perbuatannya lama dan melakukan yang berkenan dihadapan Tuhan di dalam hidupnya.

Kapan kita bertobat?
           Karena seseorang tidak dapat diselamatkan tanpa pertobatan, maka perlu bagi seseorang untuk bertobat sesegera mungkin dan jangan menunda-nunda karena waktu tidak bisa ditentukan. (Luk. 13:3). Kehidupan ini sangat singkat dan tidak bisa dipastikan (Yakub 4:13-15). Kematian adalah pasti dan akan menimpa siapa saja, cepat atau lambat (Ibrani 9:27).
 Kita semua akan dihakimi dan tidak ada yang bisa lepas dari hukuman Allah, sesuai dengan segala perbuatan dalam kehidupan kita. Maka kita perlu untuk bertobat sesegera mungkin (2 Pet. 3:9).

Apakah Saudara belum bertobat dari dosa saudara? Lakukanlah sekarang juga, jika tidak maka saudara harus bertanggung jawab atas segala dosa saudara kepada Tuhan (2 Kor 5:10)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar