Senin, 07 Juli 2014

BERHARAP PADA PERTOLONGAN TUHAN





Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” (Ibrani 13:5)

“Saya percaya Tuhan pasti menolong saya! Dalam kondisi kekurangan uang, saya percaya berkat Tuhan akan dicurahkan secara melimpah dalam hidup saya!”

Pernyataan ini sering keluar dari mulut umat Tuhan. Bahkan ada yang menyebut sebagai pernyataan yang menyenangkan hati Tuhan karena mengandung keyakinan yang tinggi pada pertolongan Tuhan.

Seharusnya tidak ada seorang pun yang meragukan kemampuan Tuhan dalam menolong kita. Tuhan memiliki kuasa yang mahadahsyat untuk menyelesaikan semua masalah keuangan kita. Namun, Tuhan tidak ingin semua solusi untuk masalah keuangan kita datang dari Dia. Tuhan ingin ada kerja sama yang baik dengan kita ketika kita berusaha keluar dari masalah keuangan.

Bahkan, Tuhan sering kali me¬minta kita untuk melakukan sesuatu terlebih dahulu sebelum Dia menolong kita. Masalahnya, kita cenderung tidak suka jika harus melakukan sesuatu. Kita mengharapkan pertolongan yang mutlak dari Tuhan. Kita berpikir, Tuhan sebagai penolonglah satu-satunya jawaban untuk masalah keuangan kita.

Jangan Salah Tafsir

Sering kali suatu ayat diartikan secara bebas oleh umat Tuhan. Misalnya mengambil sebagian dari ayat di atas dan menyatakan “Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut.” Dengan mengatakan dan mengimani, mereka berharap pertolongan Tuhan segera datang tanpa perlu melakukan apa pun. Padahal, jika disimak dengan lebih teliti ayat di atas, ada urutan langkah yang dilakukan Tuhan dalam menyelesaikan masalah keuangan kita.

Langkah pertama menuntut kita melakukan tindakan terlebih dahulu. ”Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu”. Sebelum Tuhan melakukan apa pun, kita harus melaku-kan dua hal terlebih dahulu.

a. Tidak menjadi hamba uang.
Tuhan menyadari kita akan mengalami masalah keuangan ketika kita masih menjadi hamba uang. Oleh karena itu, kita tidak akan pernah bisa merasakan pertolongan Tuhan dalam masalah keuangan.

Ketika Tuhan menolong kita menyelesaikan suatu masalah, kita akan segera jatuh ke masalah keuangan lainnya bila kita belum bebas dari perbudakan uang. Tuhan sangat mengerti hal ini, sehingga Dia menetapkan syarat supaya kita bisa merasakan pertolongan Tuhan dalam keuangan kita dan tidak jatuh lagi dalam masalah yang sama.

b. Mencukupkan diri
Syarat kedua adalah kemampuan untuk mencukupkan diri dengan apa yang kita miliki. Tanpa memiliki ke-mampuan ini, kita akan selalu merasakan ketidakpuasan dalam hidup kita.

Ada banyak masalah yang bisa timbul akibat perasaan ”tidak cukup”. Kita senantiasa menginginkan lebih sehingga merasa perlu membuat Tuhan melakukan apa pun untuk mencukupi rasa kurang kita. Kenyataannya, kita tidak pernah akan merasa cukup sehingga kita tidak akan pernah merasakan pertolongan Tuhan dalam hidup kita.

Pertolongan apa pun yang dilakukan Tuhan tidak akan pernah cukup dalam hidup seseorang yang tidak pernah berkata ”cukup”.

Langkah kedua adalah aksi dari Tuhan. Setelah kita tidak menjadi hamba uang dan belajar berkata “cukup”, Tuhan akan bertindak. Perkataan Tuhan “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” akan menjadi sangat nyata dalam hidup kita.

Tanpa melakukan bagian yang menjadi tanggung jawab kita, pertolongan Tuhan tidak akan nyata dalam hidup kita. Akibatnya, kita menyalahkan Tuhan karena tidak mau menolong kita. Dampaknya, kita tidak yakin bahwa Tuhan memang benar-benar mau menolong kita.

Namun, ketika kita sudah melakukan tanggung jawab kita, maka kita akan senantiasa merasakan pertolongan Tuhan dalam hidup kita. Dengan demikian, Ibrani 13:5-6 akan menjadi nyata dalam hidup kita. Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: “Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar