Sabtu, 10 Mei 2014

UPAH MENGIKUT YESUS


jesus christ super starLalu Petrus berkata kepada Yesus, “Kami telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!” Jawab Yesus, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, setiap orang yang karena aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, atau saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, atau ibunya atau bapanya, atau anak-anaknya atau ladangnya, orang itu pada zaman ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang pertama akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang pertama.” (Mrk 10:28-31)

Bacaan Pertama: Sir 35:1-12; Mazmur Tanggapan: Mzm 50:5-8,14,23 
Petrus sungguh merasa prihatin. Ia telah meninggalkan segalanya untuk mengikut Yesus. Apakah yang dapat diharapkannya sebagai “ganjaran/imbalan” kecuali berkat-berkat material? Tidak banyak bedanya dengan kita semua pada hari ini! Kita bertanya, “Apakah upah kita dalam mengikuti jejak Yesus? Apa yang dapat saya peroleh?” Tanggapan Yesus terhadap kita dalam hal ini sama saja dengan tanggapannya terhadap Petrus. Yesus menjanjikan berkat-berkat seratus kali lipat kepada setiap orang yang memberikan hati mereka kepada-Nya – namun Ia juga mengingatkan kepada mereka bahwa akan ada juga penganiayaan. Yesus tidak pernah mengatakan bahwa semuanya akan mudah, akan tetapi Dia sungguh berjanji bahwa Dia akan menyertai kita selalu, dan pada zaman yang akan datang kita sebagai para pengikut-Nya pun akan menerima hidup yang kekal.

Oleh iman, kita dapat berdiri dengan kokoh, percaya sepenuhnya akan berkat-berkat Allah bagi kita. Dia akan senantiasa mencurahkan berkat-berkat-Nya dengan penuh kemurahan hati apabila kita memberikan hati kita kepada-Nya. Akan tetapi berkat Allah yang paling besar tidaklah berupa hal yang bersifat materiil melainkan kehadiran-Nya yang riil dan berdiam-Nya dalam diri kita. Dia ingin hadir dalam hati kita, sehingga manakala kita mati terhadap kehidupan lama kita, maka Dia dapat mulai hidup dalam diri kita, dan melalui diri kita itu membuat kita sebagai berkat bagi orang-orang lain. Artinya, kita menjadi perpanjangan berkat Allah bagi orang-orang lain. Allah ingin membebaskan hati kita dari kecemasan berkenan dengan urusan atau pernak-pernik dunia ini sehingga dengan demikian kita dapat melayani kebebasan-Nya kepada orang-orang lain.
Dipenuhi dengan kasih yang berkobar-kobar bagi kita, Yesus memanggil kita untuk melepaskan keterlekatan kita dari siapa saja dan apa saja yang selama ini lebih “top” bagi kita daripada diri-Nya. Yang dimaksudkan “apa saja” tadi, misalnya adalah suatu mimpi, cita-cita, sikap, masalah, rasa takut, ide bagaimana seharusnya pasangan hidup atau anak-anak kita jadinya, dlsb. Pokoknya siapa dan apa saja yang kita kasihi lebih daripada kasih kita kepada Yesus, harus kita letakkan pada altar Tuhan. Hanya dengan demikian kita dapat benar-benar bebas dan mengenal damai-sejahtera yang sejati.
Bagaimana dengan penganiayaan?
  “Jika di negeri yang damai engkau tidak merasa tenteram, apakah yang akan engkau perbuat di hutan belukar sungai Yordan?” (Yer 12:5).

 Sikap dan perilaku orang lain yang dipenuhi kebencian terhadap diri kita, godaan-godaan dari Iblis, dan pertempuran kita melawan sikap serta perilaku kita yang mementingkan diri sendiri, semuanya ini merupakan realitas-realitas harian yang bahkan dapat meningkat sementara kita memberikan hati kita secara lebih penuh kepada Yesus. Bagi orang-orang yang sedang terbelenggu dalam kedosaan, realitas-realitas di atas dapat menjadi beban yang sungguh berat. Akan tetapi setiap orang yang hatinya sudah diserahkan kepada Yesus – setiap orang yang sedang mengembangkan suatu perspektif surgawi – dapat sampai memandang penderitaan-penderitaan sebagai berkat-berkat terselubung (blessings in disguise) karena buah yang dihasilkan: integritas, iman, keberanian, dan yang teristimewa adalah keintiman dengan Yesus sendiri.

DOA:
Tuhan Yesus, kupersembahkan segala pujian dan kehormatan dan kemuliaan! Tolonglah aku agar mau dan mampu menempatkan hatiku di atas altarmu. Aku percaya akan segala berkat-Mu yang berlimpah atas diriku dan aku pun bersukacita dalam kemanisan kehadiran-Mu. Amin.


MENYERAHKAN SELURUH HIDUP KITA                 KEPADA YESUS

SIAPAKAH AKU INI - MAT 16Lalu Petrus berkata kepada Yesus, “Kami telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!” Jawab Yesus, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, setiap orang yang karena aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, atau saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, atau ibunya atau bapanya, atau anak-anaknya atau ladangnya, orang itu pada zaman ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang pertama akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang pertama.” (Mrk 10:28-31)

Bacaan Pertama: 1Ptr 1:10-16; Mazmur Tanggapan: Mzm 98:1-4 

Ketika anak muda kaya itu – setelah mendengar nasihat Yesus – pergi dengan kecewa karena banyak hartanya (Mrk 10:21-22), para murid-Nya tentu merasa terheran-heran, apa saja lagi yang harus mereka lakukan untuk dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Bukankah, anak muda yang kaya itu kelihatannya telah melakukan segala hal yang baik, namun Yesus tetap menuntut lebih, yaitu untuk menjual harta miliknya dan memberikan hasilnya kepada orang-orang miskin, lalu mengikut Dia. Setelah mendengar semua itu, para murid tentunya bertanya-tanya apakah yang mereka lakukan selama ini sudah cukup baik?
Yesus menenangkan para murid-Nya dengan mengatakan bahwa berbagai pengorbanan yang telah mereka lakukan tentu akan memperoleh ganjaran yang setimpal. Yesus mengetahui segalanya yang dikorbankan oleh para murid-Nya, dan Ia juga tahu berapa jauh lagi mereka masih dapat melakukan pengorbanan-pengorbanan itu. Berapa pun besarnya lagi yang dituntut dari para murid, Yesus ingin menjelaskan bahwa Dia tidak akan meninggalkan para murid-Nya. Namun begitu, Dia mengundang para murid untuk memberikan kepada-Nya setiap situasi, setiap detil, setiap aspek dari kehidupan mereka.
YESUS BERODA DI TEMPAT SUNYIYesus juga mengetahui setiap pengorbanan yang telah kita buat. Setiap saat kita memutuskan untuk mentaati perintah-perintah-Nya, maka kita  memampukan Dia untuk hidup dalam diri kita dan melalui kita sedikit lebih dalam lagi. Setiap perhatian dan keprihatinan yang kita tunjukkan satu sama lain merupakan suatu berkat bagi Tuhan dan suatu berkat atas diri kita. Semua pertempuran dan perjuangan kita melawan kodrat kita yang cenderung berdosa – bahkan di mana kita kalah – dapat diberikan kepada Tuhan untuk kemuliaan kekal. Yesus senantiasa bersama kita, dan Ia menyiapkan kita untuk Kerajaan-Nya.
Oleh karena itu, marilah kita menyerahkan seluruh hidup kita kepada Yesus. Dalam hal ini janganlah kita menyembunyikan sesuatu pun. Yesus melihat setiap hal yang kita lakukan. Ia menghargai setiap keputusan yang kita ambil untuk meninggalkan kehidupan lama kita dan kemudian mengikut Dia. Yesus melihat setiap saat kita berkata “tidak” terhadap godaan dan setiap saat kita pergi ke luar guna menolong orang lain. Ia mendengar setiap doa yang kita haturkan kepada Allah dan melihat juga setiap saat kita menghadapi pertempuran antara daging dan roh. Tidak ada yang berlangsung tanpa diketahui oleh Yesus dan tidak ada yang tak diberkati-Nya. Oleh karena itu marilah kita menghadap hadirat Allah yang Mahabaik dan memberikan seluruh hidup kita kepada-Nya – bukan hanya sebagian dari diri kita – melainkan seluruh keberadaan kita.

DOA:
Tuhan Yesus, terima kasih penuh syukur kuhaturkan kepada-Mu karena kasih-Mu yang sempurna yang telah mengusir rasa takut dari diriku. Terima kasih untuk kesetiaan-Mu kepadaku walaupun ketika aku tidak setia kepada-Mu. Kasih-Mu dan kesetiaan-Mu itu memampukan diriku untuk berdiri dengan teguh di tengah godaan dan tragedi. Tolonglah aku untuk memberikan kepada-Mu setiap situasi agar dengan demikian Engkau dapat tinggal dalam diriku semakin penuh lagi. Amin



                                       

                                          MARILAH KITA BELAJAR DARI UNTA
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sekali lagi Aku berkata, lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Ketika murid-murid mendengar itu, sangat tercengang mereka dan berkata, “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” Yesus memandang mereka dan berkata, “Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.”
Lalu Petrus berkata kepada Yesus, “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?” Kata Yesus kepada mereka, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki dan saudaranya perempuan, atau bapak atau ibunya, atau anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal.
Tetapi banyak orang yang pertama akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang pertama.” (Mat 19:23-30) 
Bacaan Pertama: Yeh 28:1-10; Mazmur Tanggapan: Ul 32:26-28,30,35-36 
Mengapa Yesus menasihati orang muda-kaya itu untuk menjual segala harta-miliknya dan memberikan uangnya kepada orang-orang miskin? Apakah Yesus mendorong dia agar lebih banyak beramal agar dapat masuk ke dalam surga? Ataukah Ia meminta orang muda-kaya tersebut untuk mencabut sampai ke akar-akarnya segala “kemandirian”-nya, dalam artian pengandalan pada kemampuannya sendiri. Mengikuti dengan setia hukum-hukum tidak akan membawa anda ke dalam Kerajaan Allah, sebaliknya rasa percaya (trust) dan iman (faith) yang radikal kepada Yesus akan membawa anda ke dalam kerajaan Allah.
“Lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah” (Mat 19:24). Ini adalah kata-kata Yesus yang keras untuk dapat dipahami oleh murid-murid-Nya. Kekayaan dipandang oleh banyak orang sebagai sebuah tanda perolehan berkat dari Allah. Menurut pandangan ini tentunya orang muka-kaya itu adalah seorang yang sangat diberkati oleh Allah. Dengan demikian, apabila orang ini – yang jelas-jelas diberkati secara berlimpah oleh Allah – tidak dapat dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah, maka siapa lagi yang dapat masuk?
Tradisi mengatakan kepada kita bahwa “lubang jarum” adalah pintu gerbang yang sangat kecil-sempit untuk masuk ke dalam kota Yerusalem. Agar unta-unta dapat melewatinya, maka unta-unta itu harus berlutut dan merangkak melaluinya. Semua beban berlebihan harus dilepaskan dulu. Yesus minta orang muda-kaya itu untuk melepaskan kelekatan-kelekatannya pada segala yang bersifat materi, seperti yang diperlukan oleh seekor unta untuk lepas dari bebannya yang berlebihan. Yesus minta  kepada orang muda-kaya itu untuk menaruh kepercayaan pada Allah agar dapat masuk ke dalam Kerajaan-Nya, bukannya menaruh kepercayaan pada berkat-berkat dari harta-kekayaannya.
Sekarang, marilah kita belajar dari hewan yang bernama “unta” itu! Apabila kita ingin masuk ke dalam kehidupan kekal, maka kita perlu menundukkan diri kita dan berlutut dalam doa dan kerendahan-hati. Kita harus mengakui kedaulatan Kristus dan kuat-kuasa penyelamatan-Nya – keselamatan yang hanya datang melalui iman dan baptisan. Hanya Yesus-lah yang dapat menebus kita dan membawa kita ke dalam kekudusan-Nya. Dengan demikian, marilah kita melepaskan diri dari beban-beban dosa yang selama ini telah menghalangi  pertumbuhan spiritual kita. Marilah kita membuat komitmen untuk melakukan pembaharuan hidup kita dengan Yesus setiap hari, mengakui kebutuhan kita akan Dia dan melepaskan segala “kemandirian” kita yang keliru, yaitu mengandalkan kemampuan diri kita sendiri. Marilah kita (anda dan saya) berjuang terus menuju kesempurnaan yang hanya dapat datang dalam iman kepada Yesus dan menyerahkan diri kepada kuasa-Nya untuk menyelamatkan dan menguduskan kita.

DOA:
Tuhan Yesus, Engkau adalah satu-satunya harapanku. Aku mengkomit diriku kepada-Mu sebagai Tuhan dan Juruselamat. Tolonglah aku, ya Tuhan Yesus, agar dapat menjadi seorang pribadi seturut yang Kauinginkan. Amin.




BERJUANGLAH UNTUK MASUK MELALUI PINTU YANG SEMPIT ITU !!!

275px-Geertgen_Man_van_smartenKemudian Yesus berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem. Lalu ada seseorang yang berkata kepada-Nya, “Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?” Jawab Yesus kepada orang-orang di situ, “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sempit itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah telah bangkit dan telah menutup pintu, kamu akan berdiri di luar dan mengetuk-ngetuk pintu sambil berkata, ‘Tuan, bukakanlah pintu bagi kami!’ dan Ia akan menjawab dan berkata kepadamu, ‘Aku tidak tahu dari mana kamu datang.’ Lalu kamu akan berkata: Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu dan Engkau  telah mengajar di jalan-jalan kota kami. Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang, enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan! Di sana akan terdapat ratapan dan kertak gigi, ketika kamu melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi di  dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke luar. Orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. Sesungguhnya ada orang yang terakhir yang akan menjadi orang yang pertama dan ada orang yang pertama yang akan menjadi orang yang terakhir. (Luk 13:22-30)

Bacaan Pertama: Yes 66:18-21; Mazmur Tanggapan: Mzm 117:1-2; Bacaan Kedua: Ibr 13:22-30 

Bayangkan sebuah pintu kayu yang kasar dan berukuran kecil, hampir tak dapat dikenali sebagai pintu masuk ke dalam sebuah gubuk kecil yang buruk rupa. Kemudian bayangkan sebuah pintu yang berukuran jauh lebih besar dan indah: pintu masuk sebuah istana. Pintu mana yang akan anda pilih? Kebanyakan kita akan tertarik pada pintu yang lebih besar dan lebih indah itu. Namun bagaimana halnya kalau pintu yang lebih kecil itu adalah untuk membuka jalan ke surga, di mana sudah tersedia meja perjamuan yang penuh dengan makanan yang enak-lezat. Bagaimana kalau pintu yang jauh lebih besar dan lebih indah itu hanya merupakan jalan masuk ke dalam kegelapan dan kekosongan/kehampaan?
KEMURIDAN - SIAPA YANG MAU MENJADI MURIDKUYesus mendorong para murid-Nya untuk masuk melalui pintu yang kecil-sempit, hal ini mengacu pada kepercayaan dalam diri-Nya sebagai Mesias, dan pada suatu tingkat ketaatan kepada Allah yang akan ditolak oleh banyak orang. Dunia, kedagingan, dan Iblis, semua memberi isyarat kepada kita untuk menemukan jalan yang paling mudah, paling enak-nyaman dan paling mengesankan dalam hidup ini. Namun jalan ke surga tidaklah mudah, tidak nyaman dan tidak mengesankan dari sudut mata manusia. Jalan ke surga banyak menuntut dari kita, namun pada saat yang sama memberi ganjaran tanpa batas.

Apabila kita menggantungkan diri pada pemahaman-pemahaman kita sendiri tentang apa-apa yang terbaik bagi kita, maka kita dapat tergoda untuk memilih rute yang paling mudah. Namun Yesus mengajarkan kepada kita untuk memilih pintu sempit yang akan membawa kita kepada hidup. Untuk masuk lewat pintu yang sempit ini, Yesus minta kepada kita untuk melakukan pertobatan dan bebas dari dosa yang menyebabkan kita memilih jalan yang lebih lebar. Ia mengundang kita untuk dengan penuh rasa percaya, karena mengetahui bahwa jalan kepada-Nya itu sempit, tetapi terbuka bagi semua orang.
Yesus hidup dalam jalan yang sempit dan hanya dapat kita jumpai lewat jalan itu. Dia bahkan menerima kematian di kayu salib demi keselamatan kita. Melalui salib-Nya, dosa-dosa kita diampuni. Bahkan sampai hari ini darah-Nya memiliki kuasa untuk membersihkan kita. Yesus meninggalkan Roh Kudus untuk melengkapi kita dengan keberanian, visi dan cintakasih yang diperlukan untuk mengikut Dia sebagai murid-murid-Nya – betapa besar pun biaya kemuridan itu. Roh Kudus akan memberdayakan kita agar mampu melakukan apa saja yang Tuhan minta dari kita, agar kita pun dapat masuk lewat pintu yang sempit itu.

DOA: 
Tuhan Yesus, terima kasih untuk memilih jalan yang sempit. Kuatkanlah kami dalam pilihan-pilihan yang akan kami buat hari ini, yang akan selalu memilih pintu sempit yang akan membawa kami kepada-Mu. Amin



MENDENGAR SUARA YESUS SANG GEMBALA BAIK

“Sesungguhnya aku berkata kepadamu: Siapa yang masuk ke dalam kandang domba tanpa melalui pintu, tetapi dengan memanjat dari tempat lain, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka akan lari dari orang itu, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal.”
Yesus mengatakan kiasan ini kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka.

Karena itu Yesus berkata lagi, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, Akulah pintu bagi domba-domba itu. Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. Akulah pintu; siapa saja yang masuk melalui Aku, ia akan diselamatkan dan Ia akan masuk dan keluar serta menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang supaya mereka mempunyai hidup, mempunyainya dengan berlimpah-limpah.  (Yoh 10:1-10)

Bacaan Pertama: Kis 11:1-8; Mazmur Tanggapan: Mzm 42:2-3;43:3-4 

Para gembala dan kawanan domba mereka adalah gambaran yang familiar di tengah daerah perbukitan atau dataran tinggi di Yudea. Seperti para penulis Perjanjian Lama (lihat Mzm 23,  Yes 40:11; Yeh 34:16), Yesus melihat bahwa alamiah-lah untuk menggunakan imaji (gambaran) seorang gembala yang memelihara kawanan dombanya sebagai ilustrasi tentang cara Allah memperhatikan serta memelihara umat-Nya.
Domba-domba teristimewa dipelihara untuk dicukur bulunya (wool) dan baru kemudian untuk dagingnya, dan domba-domba itu dipelihara untuk bertahun-tahun lamanya, sehingga dapat mengenali suara gembala mereka dengan akrab. Apabila karena sesuatu hal sang gembala absen, maka domba-domba peliharaannya dapat menjadi ketakutan dan bingung. Hanya setelah mendengar suara gembala mereka, maka domba-domba itu dapat menjadi tenang kembali. Atas dasar kenyataan inilah maka tugas penggembalaan dari seorang gembala secara tetap menuntut kewaspadaan, keberanian dan kesabaran dalam memperhatikan serta memelihara kawanan dombanya. Jadi tidak mengherankanlah apabila Yesus mengibaratkan diri-Nya sebagai seorang gembala baik, yang rela mati untuk kawanan domba-Nya (lihat Yoh 10:11).
Apakah anda mengenal serta mengalami Yesus sebagai gembalamu yang baik? Apakah anda telah memutuskan untuk menyediakan waktu bersama-Nya, belajar cara-cara-Nya dan menjadi familiar dengan suara-Nya? Apabila kita memiliki kemampuan untuk mendengar suara-Nya ketika Dia berbicara, maka kita pun akan terlindungi dari daya pikat banyak suara lainnya yang mengaburkan pemusatan perhatian kita. Walaupun penting bagi kita untuk mempelajari doktrin Kristiani – sabda Yesus – hal ini tidaklah cukup. Kata-kata Yesus dapat dimanipulasi, disalahtafsirkan dengan sengaja maupun tidak, dengan demikian disalahpahami. Kita juga perlu sekali menjadi familiar dengan suara Yesus selagi Dia berbicara kepada hati kita. Hanya dengan begitu pengenalan kita menjadi kasih. Hanya setelah mengalami-Nya seperti itu maka kita akan mampu mengasihi orang-orang lain dengan cara yang sungguh mencerminkan kasih-tanpa batas dari Yesus kepada mereka.
Sebagai anak-anak Allah yang dibaptis, maka keakraban dengan Yesus seperti ini adalah hak kita sejak lahir. Yesus menginginkan kita untuk mengenal-Nya sebagaimana Dia mengenal kita – secara pribadi dan mendalam. Dalam doa-doa pada hari ini, baik di dalam gereja maupun di rumah dan di mana saja, marilah kita menenangkan hati kita. Dalam keheningan baiklah kita mendengar suara Tuhan Yesus. Anda mungkin mencoba mendengarkan musik untuk mengiringi meditasi atau membaca mazmur dengan bersuara agar dapat menyingkiran segala pelanturan yang ada. Marilah kita mohon kepada Roh Kudus agar menarik kita lebih dekat lagi kepada  Yesus. Semoga suara Yesus menghangatkan hati kita masing-masing.

DOA: 
Tuhan Yesus, tolonglah aku mengenal suara-Mu sehingga aku dapat tetap berada dengan aman di tengah kawanan domba-Mu, yaitu umat-Mu sendiri. Terima kasih penuh syukur  kuhaturkan kepada-Mu untuk kasih-Mu yang senantiasa penuh kesetiaan. Amin








Tidak ada komentar:

Posting Komentar