Selasa, 01 April 2014

TOP PASKAH



      SELAMAT HARI PASKAH 2014
                    Matius

Lahir untuk Mati 
Nats : Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang (Matius 20:28) Bacaan : Matius 1:18-25

Meskipun jutaan orang merayakan kelahiran Yesus, tampaknya tidak banyak orang yang menyadari tentang makna perayaan kelahiran Yesus yang sesungguhnya.
Kita tahu bahwa kelahiran-Nya tidak biasa karena Dia lahir dari seorang perawan. Hidup-Nya juga unik, karena hanya Dialah yang hidup tanpa dosa. Kematian-Nya juga tidak biasa. Yesus bukanlah martir. Dia bukanlah korban keadaan yang tidak menguntungkan, Dia mati karena alasan yang layak. Dia juga tidak wafat hanya untuk memberikan teladan yang baik. Ada hal yang jauh lebih berarti dari semua itu. Tuhan Yesus datang ke dunia ini untuk menjadi Juruselamat bagi kita semua!
Yesus sendiri mengatakan bahwa Dia datang “untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Lukas 19: 10). Siapakah yang hilang? Alkitab mengatakan kepada kita bahwa “semua orang telah berbuat dosa” dan bahwa “upah dosa adalah maut” (Roma 3: 23; 6:23). Untuk menyelamatkan dunia, Yesus harus mati untuk itu. Dia datang dan hidup kudus, dan menanggung kematian yang seharusnya menjadi bagian kita. Makna yang sebenarnya dari Natal adalah bahwa Yesus dilahirkan untuk mati. Karena Dia disalibkan dan kemudian bangkit dari kematian, pengampunan dosa dan jaminan surga saat ini ditawarkan kepada semua yang percaya (Yohanes 1:12).
Sudahkah Anda menerima rahmat keselamatan dari Allah? Jika Anda belum menerimanya, terimalah pada hari ini juga, maka Natal kali ini akan menjadi Natal Anda yang paling berarti dalam hidup Anda —
JIKA KITA TIDAK MELIHAT BAYANGAN SALIB PADA PALUNGAN KITA AKAN KEHILANGAN MAKNA KELAHIRAN KRISTUS YANG SEBENARNYA .


Hari Tergelap
Topik : Teladan Hidup
Nats : Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru (Mazmur 118:22) Bacaan : Matius 26:17-30
Untuk merayakan hari raya Paskah, para penyembah Yahudi menyanyikan Mazmur 113-118, yaitu bagian yang disebut "Halel Mesir". Upacara tersebut berkembang menjadi penghargaan terhadap kebebasan dan keindahan hidup yang telah diberikan Allah. Pada akhir upacara itu, para peserta bernyanyi dan memuji Allah untuk menyenangkan Dia dan juga untuk mengekspresikan kegembiraan mereka. Seorang rabi menjelaskan hal tersebut sebagai "sukacita atas kebebasan yang mendalam".
Menjelang akhir acara makan Paskah, bagian kedua dari mazmur Halel ini pun dinyanyikan. Menurut Injil Matius, Yesus dan murid-murid-Nya menyanyikan sebuah kidung pujian dan "pergi ke Bukit Zaitun" setelah mereka merayakan Paskah terakhir mereka bersama-sama (26:30). Mereka saat itu barangkali menyanyikan mazmur berikut ini:
Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan
Telah menjadi batu penjuru.
Hal itu terjadi dari pihak Tuhan,
Suatu perbuatan ajaib di mata kita.
Inilah hari yang dijadikan Tuhan,
Marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!
(Mazmur 118:22-24).
Apa pun kidung yang mereka nyanyikan, keyakinan Yesus akan kebaikan Bapa surgawi sungguh mengejutkan. Dia sanggup memuji Bapa-Nya, sekalipun Dia mengetahui bahwa sebentar lagi Dia akan mengalami hari yang paling gelap sepanjang perjalanan hidup-Nya —JAL
PUJIAN MEMILIKI KUASA UNTUK MERINGANKAN BEBAN KITA YANG PALING BERAT .



Kepedihan di Kalvari
Topik : Anugerah
Nats : Tuhan telah menimpakan kepada-Nya kejahatan kita sekalian (Yesaya 53:6) Bacaan : Matius 26:36-46
Sesudah membasuh kaki para murid-Nya dan merayakan Paskah bersama, Yesus mengajak mereka ke taman dan "mulailah Ia merasa sedih dan gentar" (Matius 26:37). Setelah membawa Petrus, Yakobus, dan Yohanes lebih jauh masuk ke taman, Dia berkata, "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku" (ayat 38).
Kemudian Yesus maju sedikit dan "sujud". Kata-Nya, "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki" (ayat 39). Dan Dia melakukan hal ini tiga kali (ayat 44).
Bagaimana kita dapat menjelaskan dalamnya kepedihan yang dialami Yesus? Hanya dengan memahami arti "cawan" yang Yesus minta agar diambil oleh Bapa. Dengan menerima cawan itu, Dia akan memikul "kejahatan kita sekalian" (Yesaya 53:6). "Cawan" itu dipenuhi oleh dosa-dosa dari semua makhluk di dunia.
Kepedihan hati di Getsemani memuncak di salib, dalam seruan-Nya yang menyayat hati: "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Matius 27:46). Penderitaan fisik Yesus belum seberapa dibandingkan kepedihan terdalam yang sebenarnya terjadi di Kalvari. Di sana Yesus harus mengalami kenyataan yang sangat mengerikan karena ditinggalkan oleh Bapa-Nya. Allah membuat Yesus "menjadi dosa karena kita" (2 Korintus 5:21), sehingga Bapa harus meninggalkan- Nya.
Pujilah Tuhan karena cinta-Nya yang besar bagi kita!--
KRISTUS MENGHADAPI BAYANGAN KEMATIAN KEKAL UNTUK MEMBAWA FAJAR KEHIDUPAN KEKAL


Pohon Kehidupan
Nats : [Yesus] sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib (1 Petrus 2:24) Bacaan : Matius 27:27-35

Pohon willow yang batangnya bertonjolan berdiri kokoh di halaman belakang rumah kami selama lebih dari 20 tahun. Pohon itu menaungi keempat anak kami saat mereka bermain di halaman, dan menyediakan tempat tinggal bagi tupai-tupai di sekitarnya. Namun, musim semi tiba dan ternyata pohon itu tidak terbangun dari tidur musim dinginnya, maka sudah waktunya untuk menebang pohon itu.
Setiap hari selama seminggu saya mengerjakan pohon itu -- pertama merobohkannya, kemudian membelah pohon yang sudah berusia dua dekade itu menjadi potongan-potongan yang mudah disusun. Pekerjaan itu memberi waktu kepada saya untuk merenung tentang pepohonan.
Saya berpikir tentang pohon pertama, pohon yang menghasilkan buah yang dimakan Adam dan Hawa karena mereka tidak dapat menahan diri (Kejadian 3:6). Allah memakai pohon itu untuk menguji kesetiaan dan keyakinan mereka. Lalu di dalam Mazmur 1 terdapat pula pohon yang mengingatkan kita akan hidup dalam kesalehan yang menghasilkan buah. Dan di dalam Amsal 3:18, hikmat dipersonifikasikan sebagai pohon kehidupan.
Namun, yang paling penting adalah batang pohon yang dipindahkan, yakni salib kasar di Kalvari yang ditebang dari sebuah pohon yang kokoh. Di sanalah Juruselamat kita tergantung di antara langit dan bumi untuk menanggung semua dosa setiap generasi di bahu-Nya. Salib itu berdiri di atas semua pohon sebagai lambang kasih, pengurbanan, dan keselamatan.
Di Kalvari, Putra tunggal Allah menderita kematian mengerikan pada sebuah salib. Itulah pohon kehidupan bagi kita —
SALIB KRISTUS MENGUNGKAPKAN DOSA YANG TERBURUK UMAT MANUSIA DAN KASIH ALLAH YANG TERBAIK



Dia Mati untuk Saya!
Nats : Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya (Matius 27:42) Bacaan : Yesaya 53

William dan Mary Tanner sedang melintasi rel kereta api saat peristiwa itu terjadi. Kaki Mary terpeleset dan terjepit di antara rel dan kayu yang melintang. Dengan kalut ia berusaha membebaskan kakinya. Namun, saat itu juga terdengarlah suara kereta api yang mendekat. Kereta api ekspres itu telah sampai di tikungan, dan dalam beberapa detik kereta itu akan menerjangnya. Will Tanner pun menarik kaki Mary. Dengan putus asa ia berusaha keras membebaskan kaki Mary. Namun, usaha mereka sia- sia.
Kereta itu semakin mendekat. Peluitnya melengking dan remnya berdecit. Saat itu juga Will memeluk Mary. Orang-orang bergidik ngeri saat kereta itu menerjang pasangan tersebut. Salah seorang saksi mata berkata bahwa sesaat sebelum kereta itu melindas mereka, ia mendengar lelaki pemberani itu berteriak, “Aku akan menemanimu, Mary!” Sungguh cinta yang luar biasa!
Kisah ini mengingatkan saya akan Sang Juruselamat, yang mengasihi kita dengan cinta yang dapat menyelamatkan kita (Yohanes 3:16). Kematian menerjang-Nya saat Dia disalib untuk menebus segala dosa kita. Dia mendengar orang-orang berteriak meminta-Nya menyelamatkan diri dan turun dari salib (Matius 27:40). Namun, untuk menyelamatkan manusia, Dia memilih untuk tidak menyelamatkan diri-Nya sendiri (ayat 42).
Dengan kasih ilahi yang penuh pengurbanan,
Yesus menolak menyelamatkan nyawa-Nya sendiri.
Dia mati agar dapat memberikan pengampunan atas dosa-dosa kita.
Juruselamat kita tetap bertahan di kayu salib untuk Anda dan saya --
PAKU TIDAK DAPAT MENAHAN YESUS DI SALIB HANYA KASIH-NYA KEPADA KITALAH YANG MENAHAN-NYA DI SANA



Usaha yang Mustahil
Nats : Tetapi Allah membangkitkan Dia [Yesus] dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu (Kisah Para Rasul 2:24) Bacaan : Matius 27:62-28:8

Saat itu sehari setelah Yesus disalibkan. Jenazahnya disimpan di kubur. Namun para imam kepala dan orang-orang Farisi yang memimpin penyaliban-Nya merasa gelisah dan berpikir bahwa penyaliban ini mungkin bukanlah akhir dari kisah Yesus. Itu sebabnya mereka menghadap Pilatus dan mengatakan kepadanya bahwa para murid Yesus mungkin akan mencuri jenazah-Nya untuk meyakinkan orang-orang bahwa Dia telah menggenapi nubuat-Nya, yakni bangkit dari kubur. Pilatus menanggapi, “Ini penjaga-penjaga bagimu, pergi dan jagalah kubur itu sebaik- baiknya” (Matius 27:65).
Mereka pun menempatkan para penjaga di sana dan memeterai kubur itu (ayat 66). Para pemimpin agama dan politik telah berusaha semaksimal mungkin untuk meyakinkan bahwa jenazah Yesus akan tetap berada di dalam kubur. Padahal mereka mengusahakan suatu hal yang mustahil. Maut tidak dapat menguasai Anak Allah yang tidak berdosa. Maka, pada hari yang ketiga Dia bangkit seperti yang telah difirmankan-Nya (20:19; 27:63; 28:1-8).
Setelah kebangkitan Yesus, para imam kepala menyuap para serdadu dan mengatakan kepada mereka supaya menyebarkan kabar yang menggelikan bahwa para murid telah mencuri jenazah Yesus (28:11-14). Sampai saat ini, orang-orang skeptis masih saja saling melontarkan teori yang tak masuk akal. Mereka berusaha menyangkal kebangkitan Yesus. Meskipun mereka terus berusaha menimbulkan keraguan atas bukti sejarah, tetapi kebenarannya adalah: Yesus bangkit dari kubur.
Kita melayani Juruselamat yang hidup! --
YESUS BANGKIT UNTUK MENYANGKAL MUSUH-MUSUH-NYA



Kenaikan Kristus
Nats : Kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah (Ibrani 4:14) Bacaan : Ibrani 4:9-16

Hari ini merupakan Hari Kenaikan Kristus ke surga -- hari yang sering diabaikan. Hari yang kita peringati setiap 40 hari setelah Paskah ini menandai peristiwa naiknya Kristus ke tempat Bapa di dalam kemuliaan.
Dalam The International Standard Bible Encyclopedia, W.H. Griffith Thomas menulis, "Kenaikan Kristus bukan sekadar fakta besar dalam Perjanjian Baru, tetapi sekaligus menjadi faktor besar dalam kehidupan Kristus dan orang kristiani, sedangkan gambaran mengenai Yesus Kristus tidak akan lengkap tanpa menyertakan peristiwa kenaikan beserta semua konsekuensinya."
Kemudian, Thomas menyimpulkan arti peristiwa kenaikan itu bagi orang percaya. Kenaikan Kristus menyatakan penebusan yang telah digenapi (Ibrani 8:1), karya imamat Sang Juru Selamat (Ibrani 4:14), ketuhanan-Nya atas gereja (Efesus 1:22), peran-Nya sebagai perantara kita dengan Bapa surgawi (1Timotius 2:5), turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta (Kisah 2:33), kehadiran-Nya bersama kita saat ini (Matius 28:20), serta pengharapan akan kedatangan-Nya kembali ke bumi ini (1Tesalonika 4:16).
Pikirkanlah! Yesus tidak hanya mati, tetapi Dia juga bangkit dari kubur, pulang kepada Bapa, dan sedang menjadi perantara kita saat ini. Dia akan datang kembali.
Semoga Hari Kenaikan Kristus menjadi suatu momen istimewa bagi kita untuk bersukacita dan mengucap syukur kepada Allah --
Suatu hari kubur tak sanggup lagi menahan Dia,
Suatu hari batu pun terguling dari pintu makam;
Lalu Dia bangkit, maut pun ditaklukkan-Nya;
Kini Dia naik ke surga, Tuhanku sepanjang masa. --
YESUS YANG MATI UNTUK MENYELAMATKAN KITA KINI HIDUP UNTUK MENJAGA KITA

                         
                             Markus

Salib dan Mahkota
Nats : Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai (Zakharia 9:9) Bacaan : Markus 11:1-11

Pada hari yang kita sebut sebagai Hari Minggu Palem, Tuhan Yesus memperkenalkan diri-Nya kepada bangsa Israel sebagai Raja ketika Dia memasuki Yerusalem dengan mengendarai seekor keledai. Seandainya saat itu ia mengendarai seekor kuda yang gagah, Dia akan lebih tampak seperti raja. Namun, Zakharia telah bernubuat bahwa Dia akan datang dengan rendah hati. Dan itulah yang dilakukan-Nya.
Mengapa? Raja-raja Timur mengendarai keledai saat membawa misi damai. Sedangkan kuda dipakai sebagai alat perang.
Orang-orang yang berkumpul mengaitkan hal itu dengan kemakmuran duniawi dan kemerdekaan dari Roma. Maka mereka berseru, "Hosana di tempat yang mahatinggi!" (Markus 11:10). Namun beberapa hari kemudian, seruan mereka berubah menjadi: "Salibkanlah Dia!" (15:13).
Sebagian orang yang menyebut diri sebagai pengagum Yesus tidak mengakui Dia sebagai Juruselamat orang-orang berdosa. Namun, kebutuhan kita yang terdalam tak dapat dipenuhi sebelum masalah dosa kita diatasi. Karena itu, Kristus memasuki Yerusalem dengan menunggang seekor keledai dan wajah-Nya tertuju pada salib. Dia sungguh-sungguh menyadari bahwa Dia akan mengalami kematian yang memalukan dan menyakitkan di sana. Kini, setelah membayar harga dosa manusia, Dia sangat ditinggikan di sebelah kanan Allah dan akan datang kembali sebagai Raja segala raja dan Tuhan segala tuhan. Salib-Nya harus mendahului mahkota-Nya.
Jika kita ingin menjadi bagian dari kerajaan surgawi-Nya, kita harus menerima Dia sebagai Juruselamat kita sekarang —
TIDAK AKAN ADA YANG MEMAKAI MAHKOTA DI SURGA JIKA KRISTUS TIDAK MEMIKUL SALIB DI BUMI



Petunjuk Sikap Diam
Nats : Imam-imam kepala mengajukan banyak tuduhan terhadap Dia .... Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab lagi (Markus 15:3,5) Bacaan : Yesaya 53

Kisah Silver Blaze karangan Sir Arthur Conan Doyle bermuara di sekitar petunjuk berupa sikap diam. Detektif Sherlock Holmes menyelidiki pencurian seekor kuda pacu yang mahal harganya, dan kuda itu dijaga oleh seekor anjing penjaga. Saat mengumpulkan bukti, Holmes mendapati bahwa anjing itu tidak menggonggong saat pencurian berlangsung. Sang detektif pun mengambil kesimpulan bahwa anjing itu mengenal si pelaku, dan petunjuk ini akhirnya membawa pada terbongkarnya kasus kejahatan tersebut.
Alkitab memberikan banyak petunjuk bagi siapa pun yang menyelidiki identitas Yesus. Salah satu petunjuk adalah sikap diam-Nya. Berabad-abad sebelum Yesus hidup di dunia ini, Nabi Yesaya menulis tentang Dia, “Seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya” (Yesaya 53:7). Makna bagian firman Tuhan ini tetap tidak jelas, dan baru jelas ketika Yesus dibawa ke hadapan para penuduh-Nya dan Dia “sama sekali tidak menjawab” (Markus 15:5).
Ini hanyalah sebuah bukti kecil, tetapi penting, terutama ketika digabungkan dengan petunjuk-petunjuk yang lain: kelahiran-Nya di Bethlehem (Mikha 5:1; Lukas 2:4), silsilah-Nya sebagai keturunan Daud (Yesaya 11:10; Lukas 3:31), dan pembuangan undi untuk jubah-Nya (Mazmur 22:19; Yohanes 19:23,24). Semua petunjuk itu dan lebih dari 200 nubuatan lain yang telah digenapi memberikan bukti-bukti yang luar biasa mengenai identitas Yesus.
Dialah Sang Mesias, Anak Allah, Juruselamat bagi semua orang yang percaya kepada-Nya —Dave Egner
PERCAYA BAHWA KRISTUS MATI -- ADALAH SEJARAH; PERCAYA KRISTUS MATI BAGI SAYA -- ITULAH KESELAMATAN


Memanggul Salib-Nya
Nats : Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, … mereka paksa untuk memikul salib Yesus (Markus 15:21) Bacaan : Markus 15:16-21

Dalam pandangan kebanyakan orang yang termasuk dalam kerumunan orang banyak, Yesus adalah sosok penjahat biasa yang sedang digiring menuju tempat eksekusi. Karena itu, membantu-Nya memikul salib adalah tindakan yang hina dan memalukan.
Simon dari Kirene memang dipaksa untuk melakukan tugas ini (Markus 15:21). Namun, mungkin hari itu merupakan hari yang paling mulia di dalam hidupnya. Mungkin ia menjadi percaya kepada Juruselamat, dan imannya itu diikuti oleh istri beserta anak-anaknya. Beberapa guru Alkitab sampai pada kesimpulan tersebut karena bertahun-tahun kemudian, ketika Rasul Paulus mengirimkan salamnya kepada jemaat di kota Roma, ia menyebut seorang laki-laki bernama Rufus dan ibunya (Roma 16:13). Saya yakin orang itu adalah anak laki-laki Simon yang disebutkan Markus dalam injilnya (15:21) yang mungkin ditulis di Roma. Sepertinya ini yang menjadi alasan Markus menulis bahwa Simon adalah ayah Rufus dan Aleksander.
Manakala kita berjalan bersama Yesus dan “memikul salib” (Lukas 9:23), kita juga akan mendapatkan cemooh dari dunia karena kita memiliki hubungan yang erat dengan Sang Juruselamat. Namun melalui semuanya itu, seperti halnya Simon dari Kirene, hidup kita akan diubahkan, dan kesaksian kita akan menimbulkan dampak pada kehidupan keluarga serta teman-teman yang berada di sekitar kita.
Simon memang “dipaksa” untuk memikul salib Yesus (Markus 15:21). Namun, Yesus mengundang kita untuk memikul salib kita. Sudahkah Anda menerima undangan-Nya? —
MENGIKUT YESUS MENUNTUT HARGA YANG SANGAT MAHAL TETAPI MASIH TAK SEMAHAL JIKA TIDAK MENGIKUT-NYA



Orang yang Lewat
Nats : Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia (Markus 15:29) Bacaan : Markus 15:24-38

Pikirkan orang-orang yang melewati Yesus sewaktu Dia tergantung di salib. Betapa tak berperasaannya mereka! Namun sebelum cepat-cepat menghakimi mereka, marilah kita mengingat bahwa banyak orang masih melakukan hal itu hari ini. Mereka dibagi dalam tiga kelompok berikut.
Pertama, orang yang menginginkan salib tanpa Kristus. Menyembah sebuah simbol tanpa Sang Juruselamat adalah hal yang mungkin untuk dilakukan. Sebagian orang mungkin memegang sebuah miniatur salib dari kayu atau emas, namun simbol itu tidak akan pernah menebus satu dosa pun. Hanya Kristus yang menebus jiwa kita dengan darah-Nya yang mahal.
Kedua, orang yang menginginkan Kristus tanpa salib. Mereka menginginkan seorang pemenang, bukan Anak Domba yang sekarat. Mereka akan berseru, "Turunlah dari salib itu!" (Markus 15:30). Banyak orang menginginkan teladan yang baik, guru yang hebat, atau raja yang berjaya. Injil mereka didasarkan atas perbuatan. Mereka memandang rendah Injil yang menyatakan bahwa kita dibenarkan oleh iman dalam Dia yang mencurahkan darah-Nya di kayu salib.
Ketiga, mereka yang tidak menginginkan Kristus ataupun salib-Nya. Mereka tidak tersentuh oleh dukacita-Nya, tidak tergerak oleh penderitaan-Nya, dan tak menyesali dosa-dosa mereka yang ditanggung oleh-Nya. Mereka tidak pernah berseru seperti penulis lagu John M. Moore, "Segala kejahatanku ditimpakan kepada-Nya—Dia memaku semuanya ke kayu salib. Yesus membayar penuh utang dosaku—Dia membayar tebusan bagiku"
YESUS MENGGANTIKAN KITA SUPAYA KITA MEMPEROLEH DAMAI-NYA

                         
                                  Lukas

Hari Pahlawan
Nats : Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur dan memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya, "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku" (Lukas 22:19) Bacaan : 1 Korintus 11:23-24

Suatu kali saya sedang berada di bandara Heathrow London, untuk melanjutkan penerbangan berikutnya ke Amerika Serikat. Di situ saya melihat sebuah pemberitahuan di papan pengumuman bahwa hari itu adalah "Hari Pahlawan" di negara Inggris. Pada hari yang khusus itu semua orang menghormati orang-orang yang telah gugur dalam perang. Oleh sebab itu diumumkan bahwa pada pukul 11.00, setiap orang diminta untuk mengheningkan cipta sejenak selama dua menit dan sangat dihargai jika setiap orang menggunakan waktu itu untuk mengenang para pahlawan. Ketika saatnya tiba, ribuan orang dari berbagai negara berdiri mengheningkan cipta untuk menghormati para tentara, pelaut, marinir, dan pasukan udara yang gugur.
Semangat untuk mengenang orang-orang yang telah memberikan hidup mereka bagi negara adalah suatu hal yang mulia. Namun, walaupun demikian hal itu tidak sebanding dengan hak istimewa yang kita miliki saat kita diundang untuk mengikuti Perjamuan Tuhan. Ketika kita merayakan Perjamuan Kudus, kita memenuhi perintah Kristus untuk selalu mengingat kematian-Nya (Lukas 22:19) dan melakukannya "sampai Ia datang" (1 Korintus 11:26). Ketika Dia mengurbankan hidup-Nya bagi kita, Dia menganugerahkan pengampunan dosa sehingga kita bebas dan mendapat jaminan hidup kekal di surga.
Alangkah baiknya jika kita mengikuti upacara Perjamuan Tuhan tidak sebagai rutinitas belaka. Dan jadikanlah setiap kesempatan dalam Perjamuan Tuhan untuk menghormati Dia sampai hari kedatangan-Nya --
DENGAN MENGINGAT KEMATIAN KRISTUS BAGI KITA KITA DIDORONG UNTUK HIDUP BAGI DIA



Penderitaan Sang Juru Selamat
Nats : Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? (Mazmur 22:2) Bacaan : Lukas 22:39-46

Waktu itu adalah hari Kamis malam di minggu Paskah. Yesus bersama para murid-Nya sedang berada di salah satu tempat menyepi favorit-Nya, yakni Taman Getsemani. Dengan perasaan yang sangat sedih, ia memberi nasihat kepada para murid untuk berdoa memohon kekuatan agar tetap setia kepada-Nya. Dia kemudian selama beberapa saat menjauhkan diri dari mereka dan berdoa, "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau berkenan, ambillah cawan ini dari hadapan-Ku; tetapi jangan kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang jadi" (Lukas 22:42).
"Cawan" yang diminta Yesus untuk dibebaskan dari Dia bukanlah kematian. Dia memang datang ke dunia untuk mati bagi kita. Saya pikir cawan tersebut melambangkan keterpisahan yang menakutkan dengan Sang Bapa. Dan keterpisahan itu akan membuat-Nya berseru dari atas kayu salib, "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Matius 27:46).
Di taman itu, Dia pasti telah mengantisipasi saat Bapa-Nya akan memalingkan wajah dari-Nya. Kedatangan malaikat memang meyakinkan-Nya bahwa Dia tidak seorang diri. Namun, kenyataan bahwa Bapa-Nya tak lama lagi akan menarik diri dari-Nya sangat menyelimuti pikiran-Nya. Dia akan menanggung dosa kita dan merasakan kesendirian yang luar biasa di kayu salib. Kesadaran ini membuat Yesus berdoa sedemikian khusyuk sehingga "peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah" (Lukas 22:44).
Bahkan yang lebih menakjubkan bagi kita adalah kenyataan bahwa Yesus menanggung penderitaan yang hebat ini untuk Anda dan saya! --
KEMATIAN KRISTUS MERUPAKAN UKURAN KASIH ALLAH KEPADA ANDA


Memperhatikan Kubur Yesus
Nats : Mereka melihat kubur itu dan bagaimana mayat-Nya dibaringkan (Lukas 23:55) Bacaan : Lukas 23:50-24:12

Saya dan anak perempuan saya yang terkecil sedang berjalan melewati sebuah toko beberapa minggu sebelum Paskah. "Lihat semua barang-barang ini," katanya. "Hanya permen dan mainan. Saya berani bertaruh tak ada satu nisan pun dijual di toko ini."
Saya pikir sungguh menarik saat ia menyebutkan nisan dan bukan salib atau bunga bakung yang dianggap sebagai lambang Paskah. Ia mungkin telah menemukan sesuatu yang sering terlewat oleh saya dalam ketergesaan untuk merayakan kebangkitan Tuhan. Yesus ditempatkan di sebuah kubur, dan dalam pikiran orang-orang yang sangat dekat dengan-Nya, di sanalah Dia tinggal.
Perhatikanlah, dalam Lukas 23 dan 24 berapa kali mayat Yesus dan kubur disebutkan. Pada pagi hari Paskah yang pertama, beberapa perempuan datang ke kubur untuk mengurapi mayat dengan rempah-rempah bagi penguburan yang layak. Dalam dukacita yang amat dalam atas kematian yang mengerikan, mereka terguncang oleh berita yang terdengar sangat menakjubkan sehingga sulit untuk dipercayai: "Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit." (Lukas 24:6).
Dukacita dan hancurnya impian kita yang seakan menjadi akhir dari segalanya, diubahkan untuk selamanya oleh kenyataan kubur Yesus yang kosong. Kubur itu menyerukan kemenangan Yesus atas dosa dan kematian, dan pengharapan yang hidup yang kita miliki di dalam Dia.
Peristiwa Paskah yang agung hanyalah sebagian dari kisah ini. Kita akan memperoleh makna yang seutuhnya bila kita sudah lebih dahulu memperhatikan kubur Yesus .
KUBUR KRISTUS YANG KOSONG MENJAMIN KEMENANGAN KITA ATAS KEMATIAN


"saya Bersama-Nya"
Nats : Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus (Lukas 23:43) Bacaan : Lukas 23:32-43

Di bagian depan kaus suami saya terdapat gambar kartun seekor domba yang berjalan di atas dua kaki dan berhadapan dengan seekor serigala yang menghalangi jalan masuk sang domba ke sebuah gerbang.
Seorang pria yang tidak terlihat asing berdiri di samping domba itu. Pria itu berjenggot, memiliki mata yang memancarkan belas kasihan, dan penampilannya berwibawa. Domba itu berbicara kepada sang serigala sambil menunjuk kepada sang pria dan berkata, "Saya bersama-Nya." Sikap percaya domba itu kepada Sang Gembala memberinya rasa percaya diri yang besar.
Pada hari Yesus wafat, tiga salib ditegakkan. Yesus tergantung di antara dua penjahat. Salah satu penjahat itu mengolok-olok Yesus, tetapi yang lainnya berkata, "Ingatlah aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." Dan Yesus menjawab, "Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus" (Lukas 23:42,43).
Bayangkan pikiran pria itu saat ia mengembuskan napas terakhirnya. Ia telah membayar hukuman yang mengerikan atas kejahatannya. Namun sekarang, karena ia menyerahkan imannya kepada Yesus, ia disambut ke di surga sebagai anak Allah. Mungkin ia berkata dengan percaya diri, "Saya tahu saya tidak layak berada di sini, tetapi saya bersama-Nya!" sambil menunjuk kepada Yesus. Dan, Yesus pun tentu akan menegaskan: "Ia bersama Aku."
Seperti penjahat di atas salib itu, kita semua menghadapi sebuah pilihan. Sudahkah Anda membuat keputusan untuk percaya kepada Yesus? Dapatkah Anda berkata dengan yakin, "Saya bersama-Nya"? --
KEYAKINAN DALAM MENGHADAPI KEMATIAN DIPEROLEH DARI KEPERCAYAAN KEPADA KRISTUS


Pemisah yang Agung
Nats : Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ (Lukas 23:33) Bacaan : Lukas 23:33-43

Saat Yesus mati di kayu salib, Dia membayar dosa umat manusia. Namun, hanya orang yang percaya kepada-Nya yang dapat menerima anugerah kasih-Nya. Pengurbanan Kristus itu cukup bagi semua orang, tetapi hanya bermanfaat bagi mereka yang percaya kepada-Nya.
Ketika Yesus tergantung di kayu salib, ada dua penjahat yang disalibkan di samping-Nya. Salah satunya kini di tempat orang terhilang -- kebinasaannya di neraka telah ditetapkan selamanya. Penjahat lainnya kini bersama Kristus -- tempatnya di surga, terjamin selamanya. Sikap mereka yang saling bertolak belakang terhadap Pribadi yang tergantung di salib tengah, menyebabkan perbedaan itu.
Salah satu penjahat mencerca Tuhan dengan sikap tidak percaya. Adapun penjahat lainnya berseru di dalam iman, "Yesus, ingatlah aku, apabila Engkau datang sebagai Raja" (Lukas 23:42). Yesus menjawabnya, "Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus" (ayat 43).
Kita semua diwakili oleh salah satu dari kedua penjahat itu. Kita dapat percaya kepada Kristus atau menolak Dia. Kekekalan kita di masa mendatang tergantung pada keputusan kita. Yesus berkata tentang diri-Nya, "Siapa saja yang percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; siapa saja yang tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman" (Yohanes 3:18).
Di Jumat Agung ini, bersyukurlah kepada Yesus yang membayar dosa. Jika Anda belum percaya kepada-Nya, percayalah hari ini juga! Dengan mati disalib, Yesus menjadi Pemisah Agung .
Kita mungkin tak tahu, kita tak dapat menceritakan
Sakit yang harus dirasakan-Nya;
Tetapi kita percaya Dia melakukan-Nya
Di salib bagi kita, menderita di sana. --
PADA SALIB KALVARI KITA BERDIRI DI PERSIMPANGAN JALAN MENUJU SURGA ATAU NERAKA


Tiga Salib
Nats : Mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya (Lukas 23:33) Bacaan : Lukas 23:32-38

Dalam banyak lukisan yang menggambarkan tentang penyaliban Yesus, salib yang terletak di tengah tempat Yesus disalibkan digambarkan lebih tinggi daripada kedua salib yang lain. Kita memang dapat menghargai keinginan sang seniman yang hendak menempatkan Kristus di tempat utama, tetapi kita tidak mempunyai bukti yang dapat dipercaya bahwa Yesus diberi tempat yang lebih tinggi atau lebih dihormati daripada kedua penjahat tersebut. Mereka yang menyalibkan Yesus menganggap-Nya sebagai penjahat biasa, sehingga mungkin ketiganya disalibkan pada ketinggian yang sama.
Ketika merenungkan hal ini, saya menyadari bahwa Yesus bukanlah sosok yang di luar jangkauan kita. Dia bukanlah sosok yang berada jauh di atas para pendosa malang yang tergantung pada kedua salib lainnya. Saya juga berpikir bahwa mungkin ketiga salib itu letaknya sangat berdekatan. Kedua penjahat tersebut dapat bercakap-cakap satu sama lain tanpa merasa terganggu oleh teriakan-teriakan dan keramaian yang ada di sekitar mereka. Bahkan, seandainya tangan penjahat yang sekarat itu tidak dipaku pada salib, mereka mungkin dapat saling menjangkau dan menyentuh tangan Yesus. Menurut saya hal ini sangatlah penting. Ini menunjukkan bahwa Yesus dapat dijangkau oleh semua orang yang mencari dan menjamah-Nya dengan tangan iman!
Ya, semua orang, siapa pun juga, dapat datang kepada-Nya dan menerima pengampunan serta hidup baru. Apakah Anda sudah menggapai Dia yang mati untuk Anda dengan tangan iman? —
TIDAK ADA HAL YANG LEBIH JELAS MENUNJUKKAN KASIH ALLAH SELAIN SALIB KRISTUS


Saat-saat Terakhir
Nats : Kata Yesus kepadanya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (Lukas 23:43) Bacaan : Yohanes 19:16-18
Kita melihat dua respons yang bertentangan terhadap Yesus, dari dua penjahat yang disalib di sisi-Nya: yang satu menghujat, yang lain percaya (Lukas 23:39-42). Kita bersukacita karena seorang penjahat itu bertobat dan Kristus berkata kepadanya, “Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (ayat 43). Sampai saat ini pun Yesus menyelamatkan mereka yang benar-benar bertobat, bahkan “di saat-saat terakhir”.
Salah seorang yang diselamatkan di saat-saat terakhir adalah Lester Ezzell, seorang terpidana mati di Florida. Ketika mantan guru Sekolah Minggunya, Curtis Oakes, menempuh jarak 1.200 kilometer lebih untuk mengunjunginya, Lester berkata, “Anda masih belum menyerah, ya?” Meski Lester masih belum mau mendengarkan Injil, Curtis memberinya Alkitab Perjanjian Baru. Ia mendorong Lester untuk membacanya.
Lalu, Lester mulai menulis surat kepada Curtis. Surat pertamanya menceritakan pertobatannya. Surat terakhirnya ditulis pada awal tahun 1957. Bunyinya demikian, “Saat Anda menerima surat ini, barangkali saya sudah mati. Saya akan membayar segala kesalahan yang saya lakukan. Namun, ketahuilah, berkat Perjanjian Baru yang Anda berikan dan kasih karunia Allah, saya telah memimpin 47 orang untuk mengenal Yesus Kristus yang sanggup menyelamatkan. Saya hanya ingin berterima kasih karena Anda tak pernah menyerah untuk membawa saya kepada-Nya.”
Saat kita bersaksi kepada orang lain tentang Yesus Kristus, sebagian orang mungkin belum bertobat sampai saat-saat terakhir hidupnya. Jadi, jangan pernah menyerah --
SAAT ANDA MENGENAL KRISTUS ANDA PASTI INGIN AGAR ORANG LAIN JUGA MENGENAL-NYA .


Kenyataan Kebangkitan
Nats : Aku adalah ... Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya (Wahyu 1:17,18) Bacaan : Lukas 24:1-12
Para murid dan pengikut mula-mula Tuhan kita menegaskan dengan penuh semangat dan dengan sepenuh hati bahwa Yesus dari Nazaret adalah Juruselamat yang hidup, bukan guru atau filsuf yang mati karena membela ajaran-Nya. Mereka memegang kebenaran ini sedemikian kuat sehingga rela menderita siksaan dan rela mati daripada meninggalkan keyakinan itu.
Kabar yang mengejutkan ini semakin menguatkan pelayanan mereka sehingga kesaksian mereka “mengacaukan seluruh dunia” (Kisah Para Rasul 17:6). Hal itu masih berlaku sampai sekarang: Roh Kudus menghargai kesaksian mereka yang menyatakan bahwa Yesus telah bangkit. Kesaksian mereka yang utama bukanlah tentang hukum moral, ritual keagamaan, atau pengakuan iman secara teologis (suatu hal yang baik jikalau mereka memiliki semua itu), melainkan tentang Allah yang menjelma menjadi manusia, satu-satunya yang dapat menyelamatkan. Pada zaman ini, ketika kemurnian iman telah mati dan banyak terjadi kemurtadan rohani, kita seharusnya melihat hanya kepada Dia yang “hidup untuk selamanya” (Wahyu 1:18).
Seorang profesor yang sombong dan tidak saleh berkata kepada seorang anak kecil yang percaya kepada Tuhan Yesus, “Gadis kecilku, kamu tidak tahu kepada siapa kamu percaya. Ada banyak kristus di dunia ini. Kristus mana yang kamu percayai?” “Saya tahu siapa yang saya percayai,” sahut anak itu. “Saya percaya kepada Kristus yang bangkit dari antara orang mati!”
Yesus hidup (Lukas 24:1-12). Hidup kekal Anda bergantung pada kenyataan ini --
KEBANGKITAN KRISTUS MENEGUHKAN JAMINAN KALVARI .


Dia Ada di Sini
Nats : Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka, “Damai sejahtera bagi kamu!” (Lukas 24:36) Bacaan : Lukas 24:36-45
Kejutan! Kejutan! Kesebelas rasul berkumpul bersama pada hari kebangkitan Yesus. Mereka sedang membicarakan peristiwa-peristiwa aneh yang terjadi hari-hari itu, dan baru saja mendengar sebuah laporan dari dua orang yang mengatakan telah melihat Yesus. Lalu, tiba-tiba saja Dia hadir di situ! Sang Juruselamat berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” (Lukas 24:36).
Saya bertanya-tanya apakah kita sadar bahwa ketika berkumpul bersama teman-teman di gereja, di rumah, di persekutuan doa, dan di berbagai pertemuan, sesungguhnya Yesus juga ada di sana. Dia berkata, “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Matius 28:20). Apakah kita sungguh-sungguh percaya Dia bersama kita, mendengarkan setiap ucapan kita, dan melihat semua yang kita lakukan?
Beberapa pelajar membicarakan tentang pengarang-pengarang besar di masa lalu. Lalu seseorang bertanya, “Bagaimana jika Milton tiba-tiba masuk ruangan ini?” “Ah!” jawab yang lain. “Kita akan menghormatinya dan memberi perhatian lebih karena ia hanya menerima sedikit pengakuan semasa hidup.” Orang ketiga berkomentar, “Bagaimana jika Shakespeare yang datang? Tidakkah kita semua akan berdiri dan memproklamirkannya sebagai Raja Penyair?” Kemudian seseorang memberanikan diri berkata, “Dan, jika Yesus Kristus yang datang?” Mereka terdiam cukup lama, sampai akhirnya seseorang berkata, “Tapi teman-teman, Dia kan ada di sini!”
Ya, ingatlah bahwa Yesus ada di sini! Dia melihat, Dia mendengar, dan Dia tahu segalanya! --
KEISTIMEWAAN KITA YANG TERBESAR ADALAH MENIKMATI KEHADIRAN KRISTUS

                           Yohanes
Salib dan Mahkota
Nats : ... demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:14,15) Bacaan : Yohanes 3:13-21
Pada bulan April 2002, bersama ribuan orang di London, saya berbaris menuju peti jenazah almarhum Ibu Suri Kerajaan Inggris. Saat itu, orang-orang diperkenankan melihat jenazahnya sebelum dikubur. Dalam keheningan yang menyelimuti Westminster Hall, saya terpana melihat mahkota sangat indah yang terletak di atas peti mati dan salib yang berdiri di dekatnya sebagai simbol dari hidup dan imannya. Kami datang untuk memberi penghormatan terakhir kepada anggota keluarga kerajaan yang kami kasihi. Namun, saat merenung pada malam harinya, jelas bagi saya bahwa salib Yesus jauh lebih berharga daripada mahkota apa pun.
Bagi semua orang yang mempercayai Kristus, salib menyimbolkan pengharapan, baik dalam kehidupan maupun kematian. Apa pun posisi kekuasaan yang kita warisi atau dapatkan, semua itu takkan kita bawa ke liang kubur. Sebaliknya, Kristus adalah Sang Pemberi Hidup, kini dan selamanya.
Sebelum kematian-Nya di kayu salib, Yesus berkata, “Dan sama seperti Musa yang meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:14,15).
Salib menyatakan pengampunan dan perdamaian dari Allah. Salib menunjuk pada kebaikan Kristus, dan bukan pada kebaikan kita. Saat kita memasuki gerbang kematian, kita harus meninggalkan “mahkota duniawi” kita. Harapan kita satu-satunya adalah berada di dekat Juruselamat kita yang rela mati supaya kita beroleh hidup kekal --
SALIB KALVARI ADALAH SATU-SATUNYA JEMBATAN MENUJU KEHIDUPAN KEKAL


Mencari Cinta
Nats : Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16) Bacaan : Yohanes 3:16-21
Sebuah virus komputer bernama "The Love Bug" (Virus Cinta) menjalar ke seluruh dunia melalui e-mail, menjangkiti berjuta-juta komputer dalam waktu kurang dari 24 jam. Tampaknya orang-orang yang waspada seperti perakit software ternama pun tidak mampu menahan diri terhadap godaan untuk membuka pesan yang berjudul "Aku Cinta Kamu".
Beberapa analis mengatakan bahwa keberhasilan virus komputer yang menghancurkan itu, di samping mengungkapkan keringkihan mesin di dunia cyber kita, juga mengungkapkan betapa dalamnya kerinduan hati manusia. Jauh di dalam lubuk hati manusia, setiap orang di planet bumi ini sedang mencari cinta.
Bukan suatu kebetulan jika salah satu ayat terkenal dalam Alkitab adalah Yohanes 3:16. Ayat ini berbunyi, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."
Mungkinkah cinta yang paling kita rindukan adalah cinta Allah? Apakah Yesus Kristus adalah Pribadi istimewa yang sangat ingin kita cari, yang dapat membuat kita bertekuk lutut? Jika benar demikian, maka penerimaan akan cinta Allah di dalam Kristus dapat mengubah hidup kita melalui berbagai cara yang luar biasa. Pengharapan, kedamaian, dan gairah hidup -- semuanya timbul dari cinta akan Yesus.
Ketika Allah berfirman, "Aku mengasihimu", itulah pesan yang selama ini kita cari-cari. Pesan itu dapat mengubah hidup kita. Bagaimana Anda menanggapi-Nya hari ini? --
KEMATIAN KRISTUS MENJADI UKURAN CINTA ALLAH KEPADA ANDA .


Tetap Membicarakan Yesus
Nats : Jawab Yesus, "Akulah kebangkitan dan hidup; barang siapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati" (Yohanes 11:25) Bacaan : 1Korintus 15:51-57
Dalam upacara pemakaman seorang jemaat,seorang Pendeta selalu mengatakan bahwa Yesus adalah satu-satunya sumber penghiburan yang abadi. Kemudian datanglah seorang wanita kepadanya dan berkata, "Semua pendeta memang sama saja. Yang selalu Anda bicarakan hanyalah Yesus, Yesus, Yesus!"
"Benar," jawabnya ramah. "Namun, penghiburan seperti apa yang bisa Ibu berikan kepada keluarga yang sedang berkabung?"
Ibu itu terdiam sebentar, kemudian menjawab, "Anda benar. Setidaknya Anda mempunyai Yesus."
Cepat atau lambat orang yang kita cintai akan meninggal, dan kita ingin dihibur. Pelukan, ungkapan belasungkawa dan air mata, serta kehadiran seorang teman, bisa sedikit meringankan penderitaan yang begitu pedih. Namun, semua ini tidak akan menjawab pertanyaan- pertanyaan kita yang paling mendesak: Apa yang terjadi setelah kematian? Di manakah orang yang kita cintai itu sekarang? Apakah kita akan dipersatukan kembali di surga? Bagaimana saya bisa mendapat kepastian mengenai kehidupan kekal?
Jawaban atas semua pertanyaan itu ada pada Yesus. Dialah yang telah mengalahkan dosa dan kematian dengan wafat di kayu salib bagi kita dan bangkit dari kubur (1 Korintus 15:1-28,57). Karena Dia hidup, semua yang beriman kepada-Nya akan hidup selamanya (Yohanes 11:25).
Ketika orang yang percaya kepada Kristus meninggal, kita yang ditinggalkan bisa menemukan penghiburan dan menaruh kepercayaan kepada-Nya. Maka marilah kita tetap membicarakan Yesus--Dennis De Haan
DALAM HIDUP DAN MATI YESUSLAH SATU-SATUNYA HARAPAN KITA


Di Pekuburan
Nats : Barang siapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati (Yohanes 11:25) Bacaan : Yohanes 11:25-44
Saat orang yang kita kasihi meninggal, kita pergi ke kuburan untuk mengikuti prosesi yang panjang. Kita mungkin akan duduk atau berdiri di sekitar makam dan mendengarkan dengan khidmat saat pendeta membacakan ayat Alkitab tentang kebangkitan. Lalu jenazah diturunkan ke liang kubur. Kemudian kita mungkin akan tinggal sejenak untuk menaburkan bunga dan berdiri dengan kepala tertunduk untuk mengenang dan menghormati almarhum. Orang yang kita kasihi telah meninggal, dan kita sadar bahwa kita tidak dapat membawanya kembali.
Berbeda saat Yesus datang ke pemakaman Lazarus, sahabat-Nya yang baru saja meninggal. Ketika tiba di kuburnya, Dia menggunakan wewenang dan kuasa-Nya dengan memberi perintah: "Angkat batu itu" (Yohanes 11:39). "Lazarus, marilah keluar!" (ayat 43). "Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi" (ayat 44).
Kita mungkin berharap sepenuh hati dapat mengembalikan orang yang kita kasihi, tetapi meskipun kita memberikan perintah seperti yang Yesus ucapkan, tak ada yang akan terjadi. Namun, Yesus memiliki kuasa untuk itu, karena Dia adalah "kebangkitan dan hidup" (ayat 25). Kuasa-Nya nyata saat Lazarus keluar dari kubur, dan hidup kembali!
Kelak, Yesus akan datang lagi ke kubur dari orang-orang percaya. Dan ketika Dia memberikan perintah, maka semua jenazah orang mati yang percaya kepada-Nya akan "keluar dan bangkit" (Yohanes 5:28,29; 1 Tesalonika 4:16). Betapa luar biasa hari itu kelak! --
BAGI ORANG KRISTIANI KEMATIAN ADALAH PINTU MASUK MENUJU KEMULIAAN


Mengingat
Nats : Waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah (Roma 5:6) Bacaan : Yohanes 19:1-8
Perdana Menteri Winston Churchill memberikan penghormatan bagi para anggota Royal Air Force yang telah membela Inggris selama Perang Dunia II. Sambil bercerita panjang lebar tentang jasa mereka yang penuh keberanian itu, Churchill berkata, “Dalam sejarah manusia, tak pernah ada begitu banyak orang berutang budi pada segelintir orang.”
Pendapat serupa tertera pada plakat peringatan di Bastogne, Belgia, tempat terjadinya Pertempuran Bulge yang terkenal, yakni salah satu konflik paling berdarah pada Perang Dunia II. Tulisan untuk menghormati Divisi Angkatan Udara Amerika Serikat ke-101 itu berbunyi: “Jarang terjadi begitu banyak darah orang Amerika tertumpah dalam satu kali serangan. Ya Tuhan, tolonglah kami untuk mengingat hal ini!”
Ini semua merupakan penghormatan yang tepat dan layak bagi para pria dan wanita pemberani yang telah berkorban begitu besar bagi negara mereka.
Ketika merenungkan pengorbanan mereka, saya pun teringat pada Pribadi yang pengurbanan-Nya sangat berarti bagi manusia dari segala bangsa. Yesus Kristus, Pribadi tanpa dosa, mati di kayu salib dan menumpahkan darah-Nya untuk menebus dosa kita. Dengan demikian, Dia menjamin kebebasan kita, yakni kebebasan dari hukuman dosa, kuasa dosa, dan bahkan dosa yang akan terjadi kelak. Tentang Yesus, kita dapat berkata, “Tak pernah ada dalam sejarah manusia begitu banyak orang berutang budi kepada satu Pribadi. Pengurbanan-Nya merupakan pengurbanan yang terbesar.”
Ya Tuhan, tolonglah kami untuk mengingat hal itu! —Richard De Haan
KENANGAN AKAN KEMATIAN YESUS MEMANGGIL KITA UNTUK HIDUP DALAM PUJIAN


Saat-saat Terakhir
Nats : Kata Yesus kepadanya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (Lukas 23:43) Bacaan : Yohanes 19:16-18
Kita melihat dua respons yang bertentangan terhadap Yesus, dari dua penjahat yang disalib di sisi-Nya: yang satu menghujat, yang lain percaya (Lukas 23:39-42). Kita bersukacita karena seorang penjahat itu bertobat dan Kristus berkata kepadanya, “Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (ayat 43). Sampai saat ini pun Yesus menyelamatkan mereka yang benar-benar bertobat, bahkan “di saat-saat terakhir”.
Salah seorang yang diselamatkan di saat-saat terakhir adalah Lester Ezzell, seorang terpidana mati di Florida. Ketika mantan guru Sekolah Minggunya, Curtis Oakes, menempuh jarak 1.200 kilometer lebih untuk mengunjunginya, Lester berkata, “Anda masih belum menyerah, ya?” Meski Lester masih belum mau mendengarkan Injil, Curtis memberinya Alkitab Perjanjian Baru. Ia mendorong Lester untuk membacanya.
Lalu, Lester mulai menulis surat kepada Curtis. Surat pertamanya menceritakan pertobatannya. Surat terakhirnya ditulis pada awal tahun 1957. Bunyinya demikian, “Saat Anda menerima surat ini, barangkali saya sudah mati. Saya akan membayar segala kesalahan yang saya lakukan. Namun, ketahuilah, berkat Perjanjian Baru yang Anda berikan dan kasih karunia Allah, saya telah memimpin 47 orang untuk mengenal Yesus Kristus yang sanggup menyelamatkan. Saya hanya ingin berterima kasih karena Anda tak pernah menyerah untuk membawa saya kepada-Nya.”
Saat kita bersaksi kepada orang lain tentang Yesus Kristus, sebagian orang mungkin belum bertobat sampai saat-saat terakhir hidupnya. Jadi, jangan pernah menyerah --
SAAT ANDA MENGENAL KRISTUS ANDA PASTI INGIN AGAR ORANG LAIN JUGA MENGENAL-NYA


Raja Hidup Kita
Nats : Sebab yang sangat penting telah kusampaikan, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci (1Korintus 15:3) Bacaan : Yohanes 19:16-22
Lebih dari 2.000 tahun silam di Yerusalem, Pontius Pilatus memerintahkan agar plakat yang bertuliskan: "Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi", digantungkan di kayu salib. Mungkin Pilatus mencoba menebar ketakutan di antara rakyat dan menepis keinginan mereka untuk mengangkat sendiri seorang raja baru.
Raja orang Yahudi. Apakah hal tersebut adalah pemikiran orisinal pada masa itu? Mungkin hal itu mulai diembuskan ketika orang-orang Majus bertanya, "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu?" (Matius 2:2). Orang-orang Majus sedang menantikan penggenapan atas janji ini: "Sebab seorang anak telah lahir ... lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai" (Yesaya 9:5). Mereka percaya bahwa Yesus adalah Anak yang dimaksudkan dalam janji itu.
Di kemudian hari, ketika Kristus disalibkan, beberapa orang melontarkan cemoohan kepada-Nya, "Jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!" (Matius 27:40). Mereka ingin melihat apakah Yesus sungguh seorang Raja. Namun, Yesus tidak turun dari kayu salib. Arti salib yang sebenarnya adalah "Kristus telah mati karena dosa-dosa kita" (1 Korintus 15:3). Dia yang membayar hukuman atas dosa-dosa kita, telah membuat pengampunan Allah menjadi mungkin terjadi.
Mereka yang menerima pengampunan Allah dan meminta Yesus Kristus menjadi Juruselamat dan Tuhan, hanya akan memberi sebuah tanggapan yang tepat—melayani Dia. Dialah Raja atas hidup kita —
YESUS ADALAH RAJA ATAS HIDUP KITA KITA HARUS MELAYANI DIA DENGAN SEGENAP HIDUP KITA .


Selesai!
Nats : Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia, "Sudah selesai" (Yohanes 19:30) Bacaan : Yohanes 19:25-30
Banyak harapan dan impian manusia yang kadang tidak terpenuhi. Seorang komposer yang bernama Franz Schubert wafat dengan meninggalkan karyanya Unfinished Symphony (Simponi yang Belum Selesai). Kejadian serupa juga dialami oleh penulis produktif Charles Dickens yang tidak dapat mengembangkan plot novelnya yang berjudul The Mystery of Edwin Drood.
Kita tentu juga memiliki banyak aspirasi yang belum dapat terpenuhi sampai saat ini. Akan tetapi, alangkah terberkatinya diri kita karena mengetahui bahwa karya penebusan kita secara total dan sempurna telah diselesaikan oleh Yesus di atas kayu salib.
Ucapan terakhir Yesus, "Sudah Selesai," sebenarnya hanya terdiri dari satu kata dalam bahasa aslinya (Yohanes 19:30). Akan tetapi, kata tersebut mengandung makna yang luas. Yang diucapkan oleh Yesus menjelang wafat-Nya dapat berarti "Lengkap!" atau "Berakhir!". Seruan dari atas salib itu menyatakan bahwa tidak hanya penderitaannya yang berakhir, tetapi juga karya penebusan-Nya yang kekal telah selesai. Semua yang telah dilakukan selama Dia menjalani hidup sebagai manusia, telah usai. Selesai!
Kita tidak dapat berbuat apa-apa untuk menambahkan sesuatu pada kurban-Nya. Kematian Kristus yang menyerahkan diri-Nya sudah sangat cukup. Kita cukup mengulurkan tangan kosong dengan penuh iman, maka Allah dalam kemuliaan-Nya akan memberikan hidup kekal kepada kita.
Sudahkah Anda mengulurkan tangan dengan penuh iman untuk menerima karunia-Nya? -VCG
PENGURBANAN KRISTUS ADALAH  HAL YANG DIKEHENDAKI ALLAH
DAN HAL YANG DIBUTUHKAN OLEH DOSA-DOSA KITA


Hidup dengan Pengharapan
Nats : Berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama (Yohanes 20:3,4) Bacaan : Yohanes 20:1-10
Tatkala hari gelap yang mewarnai penyaliban Yesus berakhir, tampaknya segala yang terindah dalam kehidupan ini telah berakhir pula. Selama beberapa tahun yang singkat, Kristus telah membuat takjub banyak orang dan para pengikut-Nya melalui hikmat pengajaran serta mukjizat-Nya yang luar biasa. Namun Yesus memilih untuk tidak menyelamatkan diri-Nya dari kayu salib, dan kini kehidupan-Nya telah berakhir. Tampaknya tak ada lagi yang dapat diharapkan dari diri-Nya.
Namun, pengharapan tersebut kembali muncul pada pagi-pagi benar di hari pertama kebangkitan-Nya. Sebuah lukisan karya Eugene Burnand menggambarkan Petrus dan Yohanes sedang berlari-lari menuju kubur Yesus. Tak lama setelah fajar menyingsing, Maria Magdalena memberi tahu mereka bahwa ia dan teman-temannya telah mendapati kubur Yesus tersebut telah kosong. Dalam lukisan Burnand, wajah Petrus dan Yohanes tampak sangat sedih sekaligus lega, berduka sekaligus terkejut. Dengan putus asa dan keheranan mereka berlari menuju kubur Yesus. Tatapan mata mereka yang tampak penuh kesungguhan telah menarik perhatian orang-orang lain untuk mengarahkan pandangan ke kuburan tersebut. Apa yang mereka jumpai? Kubur Yesus yang telah kosong—Sang Juruselamat telah bangkit!
Kristus tetap hidup. Namun banyak dari kita yang menjalani hidup ini dari hari ke hari seolah-olah Dia masih berada di dalam kubur. Alangkah lebih baik bila kita mengarahkan pandangan melintasi kubur yang kosong kepada Pribadi yang dapat memenuhi hidup kita dengan kuasa kebangkitan-Nya! —
KURBAN JUMAT AGUNG ITU MENJADI PEMENANG DI HARI PASKAH


Hidup atau Mati
Nats : Setelah masuk mereka tidak menemukan mayat Tuhan Yesus (Luk. 24:3) Bacaan : Yohanes 20:1-8
Setiap hari terlihat antrean panjang pengunjung dari seluruh penjuru dunia yang menunggu dengan sabar untuk mengunjungi makam Lenin dan melihat jenazahnya yang dibalsem. Walaupun ia telah meninggal tahun 1924, jenazah pemimpin komunis itu tetap tidak mengalami pembusukan. Ia seolah-olah tampak masih hidup. Dan, penampilannya memang memerdaya kita. Beberapa seniman andal memantau jenazah yang diawetkan ini, mewarnai wajahnya, dan memoles setiap garis atau lubang terkecil yang terjadi akibat pembusukan di tubuhnya dengan menggunakan lilin.
Orang-orang juga secara teratur mengunjungi Yerusalem untuk melihat tempat Yesus wafat dan dikuburkan. Namun, ada perbedaan yang mencolok -- tidak ada jenazah Kristus yang tersalib di sana. Ya, di sana memang ada kubur batu pahatan yang menurut tradisi, jenazah Kristus yang dipaku, ditusuk tombak, dan dimahkotai duri itu terbaring. Namun, karena kuasa Allah Bapa membangkitkan-Nya, Sang Juru Selamat menanggalkan kain kafan-Nya ketika Dia keluar dari kubur-Nya, seperti kupu-kupu keluar dari kepompongnya.
Yesus hidup, dan Anda dapat merasakan hadirat-Nya saat ini. Karena kematian-Nya yang menebus dosa kita dan kubur-Nya yang kosong, Anda dapat memperoleh hidup kekal (1 Kor. 15:20-22). Anda hanya perlu mengakui bahwa Anda berdosa dan menginginkan keselamatan-Nya. Dia akan memberi Anda hidup baru saat ini, dan kelak Anda akan bertemu dan tinggal bersama Dia selamanya (1 Ptr. 1:3-5) --VCG
KUBUR KOSONG KRISTUS MENJAMIN KESELAMATAN KITA SECARA UTUH


Pintu yang Terkunci
Nats : Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada para penguasa Yahudi (Yohanes 20:19) Bacaan : Yohanes 20:19-23
Takut. Patah semangat. Masa depan suram. Itulah gambaran perasaan kesebelas murid Yesus pada hari Paskah. Tak seorang pun bergembira. Tak satu pun percaya bahwa Yesus sudah bangkit. Itu tak masuk akal, seperti dongeng-indah didengar, namun tak nyata. Tak heran, malam itu mereka merasa harus berjuang sendiri. Bersembunyi di balik pintu yang terkunci, karena takut pada semua orang. Maklum, penduduk sudah mengenali mereka sebagai antek-antek Yesus. Setelah Yesus dihukum mati, pasti selanjutnya giliran mereka dihabisi.
Namun, semua berubah saat Yesus tiba-tiba menampakkan diri. Dengan mata kepala sendiri, mereka melihat Tuhan! Apa akibatnya? Spontan ketakutan lenyap, diganti dengan sukacita dan damai! Semangat yang patah kembali pulih, karena kebangkitan Yesus membuktikan bahwa semua ajaran-Nya benar. Bahwa semua janji-Nya tergenapi. Bahwa mereka mengikuti Allah yang benar dan berada di jalan yang benar. Jika Yesus hidup, bukankah itu berarti Dia akan menemani mereka sampai kapan pun dan di mana pun? Mereka tidak perlu lagi berjalan sendiri!
Memang kita belum penah melihat Yesus muka dengan muka, seperti para murid. Namun, bukankah kehadiran-Nya nyata? Bukankah kita telah berkali-kali mengalami pertolongan-Nya? Persoalan hidup sering membuat kita mengunci diri dan gagal menyadari kehadiran Tuhan. Di hari Paskah ini, mari kita bangkit! Jangan biarkan ketakutan menguasai kita. Patahkan gembok keputusasaan. Ayo melangkah keluar dari balik pintu yang terkunci. Lihat, kita tidak sendirian. Yesus hidup. Dia hadir dan siap mendampingi kita menuju masa depan! -JTI
KETIKA SANG TERANG DATANG SEKETIKA KEGELAPAN AKAN HILANG

Kebenaran yang Mengubah
Nats : Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia dibangkitkan dari antara orang mati (Yohanes 21:14) Bacaan : Yohanes 21:14-17
Kebenaran tetaplah kebenaran walaupun kebenaran tersebut tidak langsung berdampak pada kehidupan kita. Akan tetapi, kebenaran Allah tidak saja membuka pintu surga bagi kita, tetapi juga akan mengubah kehidupan kita.
Ron Sider, penginjil tersohor yang membela kaum papa, bercerita tentang perbincangannya dengan Wolfhart Pannenberg, seorang teolog Jerman. Ketika mereka berdiskusi tentang kebangkitan Yesus Kristus dari kematian, teolog tersebut berkata, "Bukti kebangkitan Yesus sangatlah kuat, sehingga tidak ada seorang pun yang akan mempertanyakannya, kecuali tentang dua hal ini: Pertama, kebangkitan ini adalah kejadian yang luar biasa atau yang kedua, jika kita memercayai apa yang telah terjadi, maka kita harus sungguh-sungguh mengubah cara hidup kita."
Kalimat di atas benar-benar penuh tantangan. Jika kita percaya bahwa Yesus bangkit, maka keyakinan ini memerintahkan kita untuk mengubah hidup. Kehidupan Petrus berubah drastis ketika ia menyaksikan kebangkitan Tuhan. Dari seorang murid yang keras hati, yang menyangkal bahwa ia mengenal Tuhan saat Yesus ditangkap, ia berubah menjadi saksi yang berani untuk Tuhan (Yohanes 18: 17,25,27; Kisah Para Rasul 2:14-36).
Apakah kebangkitan Tuhan telah mengubah hidup Anda? Apakah tujuan dan prioritas Anda menjadi berbeda dari yang semula? Apakah Anda menjadi lebih baik, lebih sabar, dan lebih bersedia memaafkan? Mintalah petunjuk dari Allah apa yang Dia ingin untuk Anda lakukan, kemudian bekerja samalah dengan-Nya untuk membuat perubahan itu --VCG
KEKUATAN YANG ALLAH PAKAI UNTUK MEMBANGKITKAN YESUS DARI MAUT ADALAH KEKUATAN YANG JUGA BERKARYA DALAM DIRI ANDA

Dia Memutuskan
Nats : Jawab Yesus kepadanya, "Akulah kebangkitan dan hidup" (Yohanes 11:25) Bacaan : Yohanes 11:17-27
Ketika Walter Bouman, seorang guru besar seminari yang sudah pensiun, mengetahui bahwa kanker di tubuhnya sudah menyebar dan ia mungkin hanya punya waktu sembilan bulan untuk hidup, ia memikirkan banyak hal secara mendalam. Salah satu yang ia pikirkan adalah sindiran komedian Johnny Carson: "Memang benar bahwa beberapa hari setelah kamu meninggal dunia, rambut dan kukumu akan tetap tumbuh, tetapi telepon tidak akan berdering lagi." Ia menganggap bahwa humor itu merupakan tonikum yang bagus, tetapi ada sesuatu yang lebih dalam yang mengusik pikirannya.
Dalam kolom koran yang ditulis Bouman, ia menulis tentang sumber yang paling memberi semangat kepadanya: "Berita baik bagi orang kristiani adalah bahwa Yesus dari Nazaret telah bangkit dari kematian, dan maut tidak lagi berkuasa atas-Nya. Saya telah mempertaruhkan hidup saya, dan sekarang saya dipanggil untuk mempertaruhkan kematian saya, yaitu bahwa Yesus yang akan mengambil keputusan."
Dalam Yohanes 11, kita membaca tentang hal yang dikatakan Yesus kepada Marta, seorang sahabat dekat-Nya yang sedang berduka atas kematian saudara laki-lakinya. Dia berkata, "Akulah kebangkitan dan hidup; siapa saja yang percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati" (ayat 25,26).
Untuk setiap "hari ini" yang diberikan kepada kita, dan untuk "hari esok" yang pasti akan datang, kita tidak perlu merasa takut. Yesus Kristus akan menyertai semua orang yang menaruh keper-cayaan kepada-Nya, dan Dia yang akan memutuskan hidup mati kita -DCM
KARENA YESUS SUDAH BANGKIT DARI KEMATIAN
DIALAH YANG BERHAK MEMUTUSKAN ANTARA KEHIDUPAN DAN KEMATIAN

Pengharapan yang Hidup
Nats : Allah ... telah membuat kita lahir kembali melalui kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati (1 Ptr. 1:3) Bacaan : Yohanes 6:39-54
Pagi hari setelah ibu saya meninggal, saya membaca Alkitab dan mengungkapkan kesedihan kepada Tuhan. Bacaan Alkitab Setahun yang saya baca saat itu diambil dari Yohanes 6.
Ketika sampai pada ayat 39, Tuhan membisikkan penghiburan pada hati saya yang sedih, "Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman." Roh Ibu sudah bersama dengan Tuhan, tetapi saya tahu kelak ia akan dibangkitkan dan diberi tubuh yang baru.
Saat saya melanjutkan membaca, saya perhatikan bahwa dalam Yohanes 6, Yesus berfirman sebanyak tiga kali lagi bahwa Dia akan membangkitkan umat-Nya dari kematian pada akhir zaman. Dia mengulang-ulang kebenaran ini kepada orang-orang yang mendengarkan-Nya pada zaman dulu dan kepada hati saya hari itu.
Pengharapan kita mengenai kebangkitan akan terwujud saat Yesus datang kembali. "Dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah" (1 Kor. 15:52). Setelah kebangkitan, orang-orang yang percaya kepada Yesus akan mendapatkan tubuh baru dan upah bagi mereka yang melayani dengan setia (1 Kor. 3:12-15; 2 Kor. 5:9-11).
Kebangkitan adalah pengharapan yang hidup bagi orang kristiani. Apakah Anda memiliki pengharapan tersebut? –
Yesus bangkit dan menaklukkan maut;
Dia merenggut sengat dan kuasanya;
Kelak Dia pasti kembali menjemput,
Meskipun kita tak tahu harinya. --
Nats : Akulah kebangkitan dan hidup; siapa saja yang percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati (Yohanes 11:25) Bacaan : Yohanes 3:13-18
Saat berjalan memasuki gereja pada pagi Paskah tahun yang lalu, saya berpapasan dengan seorang teman saya dan menyapanya, "Selamat Natal!" Namun, setelah menyadari kesalahan saya, saya segera mengoreksi diri sendiri. "Maksud saya, Selamat Paskah!"
"Kita tidak dapat merayakan yang satu tanpa merayakan yang lainnya," jawabnya dengan tersenyum.
Benar sekali! Tanpa Natal, tidak akan ada Paskah. Dan tanpa kebangkitan, hari ini hanyalah hari biasa. Bahkan, bisa jadi kita tidak akan berada di gereja.
Natal dan Paskah merupakan perayaan yang paling menggembirakan bagi umat kristiani. Pada hari Natal, kita merayakan penjelmaan Allah (Allah mengambil rupa manusia dan datang ke dunia). "Karena Allah begitu mengasihi dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal ..." (Yohanes 3:16).
Pada hari Paskah, kita merayakan kebangkitan Yesus. "Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit," kata malaikat (Lukas 24:6). Sejak awal zaman, kedua hari ini berhubungan erat dalam rencana besar Bapa. Yesus lahir untuk mati bagi dosa-dosa kita dan untuk mengalahkan maut agar kita dapat hidup.
Manakah yang lebih penting? Natal -- kelahiran bayi Yesus? Atau Paskah -- kematian dan kebangkitan Anak Allah? Keduanya sangat penting -- dan dua-duanya merupakan bukti nyata kasih Bapa bagi kita.

            

                                 Selamat Paskah! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar