Senin, 21 April 2014

RUMAH BAPA

                               Rindu Kediaman Allah 

“Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku   banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ  untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali   dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada,  kamupun berada.”
(Yohanes 14:1-3)
Setelah Yesus bangkit dari kematian, maka Dia menampakkan diri kepada murid-muridNya selama empat puluh hari. Dan setelah itu Ia naik ke sorga, dengan tujuan menyediakan tempat bagi kita, seperti yang tertulis dalam Injil Yohanes 14:2b-3, ”Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.” Pada kalimat terakhir dalam ayat ini telah diungkapkan kerinduan Tuhan atas hidup kita yaitu supaya kita tinggal bersama-sama dimana Dia berada. Lalu, yang menjadi pertanyaan adalah, “bagaimana kerinduan hati kita terhadap Tuhan ?”
Demikianlah nyanyian dan mazmur dari bani Korah yang telah menyanyikan puji-pujian yang indah bagi Tuhan untuk mengungkapkan rasa rindu terhadap kediaman Allah. Kerinduan tersebut diekspresiakan seperti jiwa yang serasa hancur karena merindukan pelataran Tuhan. Selain itu hati yang senantiasa bersorak-sorai kepada Allah yang hidup. Di dalam tempat kediaman Allah tidak ada air mata, sakit penyakit ataupun penderitaan. Karena yang ada hanyalah sukacita yang besar.
Kalau kita saat ini merindukan tempat kediaman Allah, maka suatu saat kerajaan Allah akan digenapi atau dinyatakan oleh Allah di bumi ini. Seperti doa yang telah diajarakan oleh Tuhan Yesus, “datanglah kerajaanMu di bumi seperti di surga.” Namun sebaliknya, apabila kita tidak mempunyai kerinduan, cita-cita atau visi akan kediaman Allah (sorga) maka iman kita cepat lemah. Dan perlu kita ingat bahwa pada saat hari pentakosta terjadi maka Allah tinggal dalam kehidupan manusia (kita). Oleh sebab itu carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu (Matius 6:33).
Saudara, apabila kita kembali melihat dalam kejadian 28:10-20, yaitu kisah tentang perjalanan hidup Yakub maka kita akan menemukan sesuatu hal yang luar biasa. Dimana setelah Yakub menipu kakaknya maka ia dikejar-kejar oleh kakaknya yaitu Esau. Yakub hendak dibunuh oleh kakaknya. Sehingga pada akhirnya kehidupan Yakub tidak ada tujuan dan harapan karena ia mengalami intimidasi dari kakaknya yaitu hendak dibunuh. Meskipun Yakub lari dari hadapan kakaknya, tetapi hal itu tidak menolong dia atau melepaskan dia dari persoalan karena hidupnya penuh dengan ketakutan. Yakub berjalan tanpa arah dan tujuan. Namun suatu ketika dia sampai pada satu tempat, dan ia hendak istirahat, ia mendapat kasih karunia Allah, yaitu ia mendapatkan mimpi. Dimana ia melihat sebuah tangga yang menghubungkan antara surga dengan bumi, dan pada tangga itu tampak malaikat turun dan naik dari surga ke bumi dan sebaliknya; selain itu ia juga melihat pintu surga terbuka. Mimpi daripada Yakub ini telah digenapi dengan diberikan Putra Allah yang tunggal yaitu Yesus Kristus sebagai penghubung surga dengan bumi. Melalui pengorbananNya di atas kayu salib sehingga kita yang percaya dapat menikmati fasilitas tersebut. Dan pernyataan itu telah disampaikan kepada Natanael sebelum Yesus disalibkan, katanya : “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Allah” (Yohanes 1:51). Dan dalam Kisah Para Rasul  4:12 telah ditegaskan bahwa ”keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.”
Jadi kerinduan terhadap kediaman Allah itu tidak hanya pada saat kita meninggalkan dunia ini, tetapi pada saat kita masih di bumipun Tuhan rindu setiap kita memiliki hasrat yang kuat terhadap kediaman Allah. Sebab kalau kita teliti kembali bahwa iman Yakub menjadi kuat dan fokus hidupnya hanya tertuju kepada Tuhan setelah ia melihat surga terlebih dahulu. Dan dari situlah maka janji berkat kepada Abraham dilimpahkan atas Yakub karena Yakub juga merupakan keturunan daripada Abraham. Penyertaan Tuhan kepada Abraham telah disertai dengan sumpah, dan seluruh keturunannya akan diberkati secara berlimpah-limpah sekaligus menjadi bangsa yang besar, seperti yang tertulis dalam Ibrani 6:13-14, “Sebab ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya, kata-Nya : ”Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak.”
Mengenai kerinduan terhadap kediaman Allah, kita juga dapat belajar dari kehidupan rasul Paulus. Dimana setelah ia mendapat pengelihatan dan penyataan maka ia memiliki kerinduan yang kuat untuk senantiasa tinggal dalam kediaman Allah. Dan dalam penglihatannya telah disampaikan bahwa ia telah diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga, sehingga ia tidak tahu entah di dalam tubuh maupun di luar tubuh. Yang jelas ia telah menerima pengalaman yang luar biasa. Sehingga dari pengalamannya inilah ia begitu gigih dalam melakukan tugasnya sebagai rasul untuk memberitakan kebenaran Injil. Segala macam tantangan maupun persoalan; baik besar maupun kecil yang menghimpitnya tidak membuat dia lemah tetapi semakin berapi-api. Oleh sebab itu firman Tuhan menasehatkan supaya kita senantiasa mencari wajah Tuhan selama Ia berkenan ditemui. Janganlah hendaknya kerajinan kita kendor, biarlah roh kita menyala-nyala dalam melayani Tuhan, sebab upah yang besar telah disediakan bagi kita yang sungguh-sungguh setia dan mengasihi Dia. Dalam kitab Wahyu 5:11 telah ditunjukkan kekayaan Tuhan, seperti kuasa, kekayaan, hikmat, kekuatan, hormat, kemuliaan dan puji-pujian. Dan kita juga akan menerima bagian di dalamnya.

Saudara, apabila kerinduan dan hasrat kita akan kediaman Allah sudah mulai luntur atau bahkan hilang, maka selama ada kesempatan kita pergunakan sebaik-baiknya, jangan sampai kita sia-siakan kesempatan yang ada untuk kembali memiliki hasrat atau kerinduan akan kediaman Allah, karena tidak ada kesempatan yang kedua kalinya untuk hal ini. Itulah sebabnya dikatakan, “Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu.” Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar