Jumat, 27 Juni 2014

 Hadiah Terindah buat Yesus 


Ayat bacaan: Markus 12:33
====================
"Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan."

Istri saya berulang tahun di bulan Mei. Kalau dihitung-hitung sejak masa pacaran, kami sudah 13 tahun menjalani hidup bersama. Itu artinya tiga belas kali ulang tahun, dan semakin lama saya semakin bingung untuk memikirkan kado atau hadiah setiap mendekati tanggal ulang tahunnya. Meski bingung, satu hal yang pasti adalah keinginan saya untuk memberikan yang terbaik, yang paling istimewa sesuai kemampuan saya. Untuk itu saya harus tahu apa yang sedang ia inginkan, apa yang sedang ia suka dan apa yang bisa membuatnya sangat senang. Kalau tiga belas kali ulang tahun saja sudah bingung, saya memberi hadiah buatnya bukan hanya sekali karena ada hari Valentine, hari jadi kami dan tentu saja hari Natal.

Tentu banyak diantara anda yang saat ini tengah menikmati liburan bersama keluarga. Setelah bekerja keras selama setahun, tentu rasanya menyenangkan bisa berlibur bersama keluarga tanpa harus terganggu oleh pekerjaan yang sehari-hari menumpuk di meja kerja dan menyita waktu. Natal adalah sebuah perayaan untuk memperingati kelahiran Kristus. Jika anda seperti saya yang memberi hadiah buat orang-orang terdekat yang kita sayangi, bagaimana dengan Sosok yang kita rayakan itu sendiri? Hadiah apa yang kita berikan kepada Yesus, lantas hadiah seperti apa yang akan sangat menyenangkan hatinya?

Dalam memasuki hari Natal sangatlah baik bagi kita untuk merenungkan kedatangan Yesus ke muka bumi ini untuk menebus dosa-dosa kita. Atas dasar kasih Allah yang begitu besar, Dia datang menghapus dosa dunia dan membuka jalan bagi kita untuk masuk ke dalam keselamatan. Ini bukan hal sepele. Cobalah renungkan, siapalah kita ini sehingga kita begitu berharga dalam pandangan Tuhan untuk diselamatkan? Daud pernah mempertanyakan hal ini ketika ia tengah terpukau dalam kekaguman saat memandang indahnya langit. "apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?" (Mazmur 8:5). Apakah kita berjasa besar sehingga Tuhan berhutang budi pada kita? Tentu saja tidak. Apakah kita begitu luar biasa sehingga Tuhan harus membayar kita? Itupun tidak. Apakah kita begitu suci tanpa cacat sehingga Tuhan merasa bersalah jika tidak menyelamatkan kita? Tidak. Kita adalah manusia yang terus menerus berbuat dosa, terus mengecewakan Tuhan dengan segala perilaku buruk kita. Tetapi meski demikian, Tuhan ternyata tetap mengasihi kita. Walaupun alam semesta ini begitu indah diciptakan, tetap saja manusia merupakan ciptaanNya yang paling berharga, yang diciptakan seperti gambar dan rupaNya sendiri (Kejadian 1:26), dengan kata lain "dibuat sama seperti Allah" dan dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat (Mazmur 8:6). Kita mendapatkan kasih karunia dari Yesus bukan karena kita hebat, suci, tidak bercela, tidak berdosa dan bukan pula merupakan bentuk upah atas kebaikan kita. No. Itu diberikan kepada kita sebagai anugerah atau karunia, semata-mata karena Allah mengasihi kita sebagai ciptaanNya yang istimewa, begitu istimewa sehingga keselamatan kita menempati prioritas tertinggi dalam hatiNya. Kita sebenarnya tidak layak, tetapi Dia tetap memberikan, itulah yang disebut dengan anugerah. Dalam Alkitab dikatakan: "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16) Kasih ternyata sanggup menggerakkan hati Allah dengan mengorbankan Kristus untuk menggantikan kita semua di atas kayu salib, membayar lunas semua pelanggaran dan dosa kita, melepaskan kita dari kutuk, mendamaikan hubungan kita dengan Allah dan menganugerahkan keselamatan yang seharusnya tidak layak kita miliki. Semua itu berasal dari sebuah anugerah yang diberikan Tuhan atas dasar besarnya kasihNya kepada kita. Bayangkan bagaimana hidup kita saat ini seandainya Yesus tidak datang ke dunia , tidakkah itu mengerikan ? .


Orang-orang Majus dari Timur berangkat menempuh perjalanan panjang yang melelahkan untuk menyembah bayi Yesus. (Matius 2:2). Tapi kelelahan itu langsung berubah menjadi sebentuk sukacita luar biasa ketika mereka melihat bintang yang menunjukkan arah dimana Yesus dilahirkan. (ay 10). Kalau kita mundur satu pasal, kita bisa melihat apa yang dikatakan malaikat kepada Yusuf lewat mimpi seperti yang sudah saya sampaikan kemarin. "Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka...Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel " (Matius 1:21,23). Imanuel artinya Allah ada bersama kita. Renungkanlah baik-baik makna Imanuel itu. Kelahiran Yesus ke dunia sesungguhnya membawa dampak yang begitu besar bagi perjalanan hidup dan keselamatan kita. Membawa kita untuk hidup dengan adanya Allah bersama kita, bukankah itu luar biasa? Dan itulah seharusnya sumber sukacita kita dalam menyambut Natal.

Jika Yesus memberikan sebuah kado luar biasa kepada kita, sudahkah kita memikirkan apa yang bisa kita berikan kepadaNya? Kita sering meminta Yesus untuk memenuhi segala keinginan kita, tetapi sudahkah kita berpikir tentang apa yang bisa kita berikan sebagai hadiah yang terindah yang berkenan untuk Yesus? Parcel? Rumah? Mobil? Uang? Itu semua itu tidak ada artinya. Apa yang menyenangkan hati Yesus sesungguhnya hanya satu, dan itu tidak lain adalah hati kita. Hati yang terbuka, lembut, mau dibentuk, percaya kepadaNya dan selalu bersungguh-sungguh menyembah dan mengasihiNya. Hati yang takut akan Tuhan, bersih yang siap untuk menerima Kristus untuk berdiam di dalamnya, dan juga hati yang penuh kasih terhadap sesama manusia, seperti halnya Kristus mengasihi kita. Ini bisa kita lihat dari dua hukum yang terutama. Selain itu kita bisa belajar pula lewat ucapan seorang ahli Taurat yang berkata: "Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan." (Markus 12:33), Lalu apa tanggapan Yesus? Yesus mengiyakan perkataan orang itu dan berkata "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" (ay 34). Jelaslah lewat ayat ini kita bisa melihat apa hadiah sesungguhnya yang bisa kita berikan kepada Yesus. Hati yang mengasihi Tuhan dan sesama, itulah hadiah yang sangat indah untuk kita berikan kepada Yesus dalam memperingati kelahiranNya di dunia.

Pernyataan Yesus lainnya juga jelas menunjukkan apa hal yang menyukakanNya. "Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku." (Matius 25:40). Tuhan Yesus tidak memerlukan bingkisan-bingkisan duniawi berupa harta benda, perhiasan, materi dan sejenisnya. Apa yang akan menyenangkanNya adalah kasih terhadap Tuhan (kasih dalam bentuk horizontal) dan kepada sesama (vertikal). Kasih berasal dari hati, jadi sebentuk sikap hati yang mengarah penuh kepadaNya dan berpusat pada kehendakNya, itu akan menjadi sebuah hadiah yang sangat indah bagi Yesus.

Tidaklah salah mempersiapkan pesta perayaan, liburan bersama keluarga dan sahabat serta hadiah-hadiah yang dibungkus indah. Tapi yang jauh lebih penting dari itu, marilah kita merenungkan makna kelahiran Kristus di dunia. Persiapkanlah sebuah hadiah istimewa bagi Yesus kali ini. Rayakan Natal yang penuh sukacita, bukan didasarkan kepada gemerlap dan kemeriahan pesta dan timbunan hadiah, tetapi didasarkan oleh rasa syukur kita akan kasihNya yang begitu besar kepada kita semua dan kerinduan kita untuk mengalirkan kasih Kristus kepada orang lain.

Hati yang mengasihiNya dan menjadi saluran kasih terhadap sesama, itulah hadiah terindah buat Yesus


Tidak ada komentar:

Posting Komentar