SELAMAT HARI PASKAH 2014
Nats : Anak Manusia datang
bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya
menjadi tebusan bagi banyak orang (Matius 20:28) Bacaan : Matius 1:18-25
Meskipun jutaan orang merayakan
kelahiran Yesus, tampaknya tidak banyak orang yang menyadari tentang makna
perayaan kelahiran Yesus yang sesungguhnya.
Kita tahu bahwa kelahiran-Nya tidak
biasa karena Dia lahir dari seorang perawan. Hidup-Nya juga unik, karena hanya
Dialah yang hidup tanpa dosa. Kematian-Nya juga tidak biasa. Yesus bukanlah
martir. Dia bukanlah korban keadaan yang tidak menguntungkan, Dia mati karena
alasan yang layak. Dia juga tidak wafat hanya untuk memberikan teladan yang
baik. Ada hal yang jauh lebih berarti dari semua itu. Tuhan Yesus datang ke
dunia ini untuk menjadi Juruselamat bagi kita semua!
Yesus sendiri mengatakan bahwa Dia
datang “untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Lukas 19: 10). Siapakah
yang hilang? Alkitab mengatakan kepada kita bahwa “semua orang telah berbuat
dosa” dan bahwa “upah dosa adalah maut” (Roma 3: 23; 6:23). Untuk menyelamatkan
dunia, Yesus harus mati untuk itu. Dia datang dan hidup kudus, dan menanggung
kematian yang seharusnya menjadi bagian kita. Makna yang sebenarnya dari Natal
adalah bahwa Yesus dilahirkan untuk mati. Karena Dia disalibkan dan kemudian
bangkit dari kematian, pengampunan dosa dan jaminan surga saat ini ditawarkan
kepada semua yang percaya (Yohanes 1:12).
Sudahkah Anda menerima rahmat
keselamatan dari Allah? Jika Anda belum menerimanya, terimalah pada hari ini
juga, maka Natal kali ini akan menjadi Natal Anda yang paling berarti dalam
hidup Anda —
JIKA KITA TIDAK MELIHAT BAYANGAN
SALIB PADA PALUNGAN KITA AKAN KEHILANGAN MAKNA KELAHIRAN KRISTUS YANG
SEBENARNYA .
Hari Tergelap
Topik : Teladan Hidup
Nats : Batu yang dibuang oleh
tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru (Mazmur 118:22) Bacaan :
Matius 26:17-30
Untuk merayakan hari raya Paskah,
para penyembah Yahudi menyanyikan Mazmur 113-118, yaitu bagian yang disebut
"Halel Mesir". Upacara tersebut berkembang menjadi penghargaan
terhadap kebebasan dan keindahan hidup yang telah diberikan Allah. Pada akhir
upacara itu, para peserta bernyanyi dan memuji Allah untuk menyenangkan Dia dan
juga untuk mengekspresikan kegembiraan mereka. Seorang rabi menjelaskan hal
tersebut sebagai "sukacita atas kebebasan yang mendalam".
Menjelang akhir acara makan Paskah,
bagian kedua dari mazmur Halel ini pun dinyanyikan. Menurut Injil Matius, Yesus
dan murid-murid-Nya menyanyikan sebuah kidung pujian dan "pergi ke Bukit
Zaitun" setelah mereka merayakan Paskah terakhir mereka bersama-sama
(26:30). Mereka saat itu barangkali menyanyikan mazmur berikut ini:
Batu yang dibuang oleh tukang-tukang
bangunan
Telah menjadi batu penjuru.
Hal itu terjadi dari pihak Tuhan,
Suatu perbuatan ajaib di mata kita.
Inilah hari yang dijadikan Tuhan,
Marilah kita bersorak-sorak dan
bersukacita karenanya!
(Mazmur 118:22-24).
Apa pun kidung yang mereka
nyanyikan, keyakinan Yesus akan kebaikan Bapa surgawi sungguh mengejutkan. Dia
sanggup memuji Bapa-Nya, sekalipun Dia mengetahui bahwa sebentar lagi Dia akan
mengalami hari yang paling gelap sepanjang perjalanan hidup-Nya —JAL
PUJIAN MEMILIKI KUASA UNTUK
MERINGANKAN BEBAN KITA YANG PALING BERAT .
Kepedihan di Kalvari
Topik : Anugerah
Nats : Tuhan telah menimpakan
kepada-Nya kejahatan kita sekalian (Yesaya 53:6) Bacaan : Matius 26:36-46
Sesudah membasuh kaki para murid-Nya
dan merayakan Paskah bersama, Yesus mengajak mereka ke taman dan "mulailah
Ia merasa sedih dan gentar" (Matius 26:37). Setelah membawa Petrus,
Yakobus, dan Yohanes lebih jauh masuk ke taman, Dia berkata, "Hati-Ku
sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah
dengan Aku" (ayat 38).
Kemudian Yesus maju sedikit dan "sujud".
Kata-Nya, "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu
dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang
Engkau kehendaki" (ayat 39). Dan Dia melakukan hal ini tiga kali (ayat 44).
Bagaimana kita dapat menjelaskan
dalamnya kepedihan yang dialami Yesus? Hanya dengan memahami arti
"cawan" yang Yesus minta agar diambil oleh Bapa. Dengan menerima
cawan itu, Dia akan memikul "kejahatan kita sekalian" (Yesaya 53:6).
"Cawan" itu dipenuhi oleh dosa-dosa dari semua makhluk di dunia.
Kepedihan hati di Getsemani memuncak
di salib, dalam seruan-Nya yang menyayat hati: "Allah-Ku, Allah-Ku,
mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Matius 27:46). Penderitaan fisik Yesus
belum seberapa dibandingkan kepedihan terdalam yang sebenarnya terjadi di
Kalvari. Di sana Yesus harus mengalami kenyataan yang sangat mengerikan karena
ditinggalkan oleh Bapa-Nya. Allah membuat Yesus "menjadi dosa karena
kita" (2 Korintus 5:21), sehingga Bapa harus meninggalkan- Nya.
Pujilah Tuhan karena cinta-Nya yang
besar bagi kita!--
KRISTUS MENGHADAPI BAYANGAN KEMATIAN
KEKAL UNTUK MEMBAWA FAJAR KEHIDUPAN KEKAL
Pohon Kehidupan
Nats : [Yesus] sendiri telah
memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib (1 Petrus 2:24)
Bacaan : Matius 27:27-35
Pohon willow yang batangnya
bertonjolan berdiri kokoh di halaman belakang rumah kami selama lebih dari 20
tahun. Pohon itu menaungi keempat anak kami saat mereka bermain di halaman, dan
menyediakan tempat tinggal bagi tupai-tupai di sekitarnya. Namun, musim semi
tiba dan ternyata pohon itu tidak terbangun dari tidur musim dinginnya, maka
sudah waktunya untuk menebang pohon itu.
Setiap hari selama seminggu saya
mengerjakan pohon itu -- pertama merobohkannya, kemudian membelah pohon yang
sudah berusia dua dekade itu menjadi potongan-potongan yang mudah disusun.
Pekerjaan itu memberi waktu kepada saya untuk merenung tentang pepohonan.
Saya berpikir tentang pohon pertama,
pohon yang menghasilkan buah yang dimakan Adam dan Hawa karena mereka tidak
dapat menahan diri (Kejadian 3:6). Allah memakai pohon itu untuk menguji
kesetiaan dan keyakinan mereka. Lalu di dalam Mazmur 1 terdapat pula pohon yang
mengingatkan kita akan hidup dalam kesalehan yang menghasilkan buah. Dan di
dalam Amsal 3:18, hikmat dipersonifikasikan sebagai pohon kehidupan.
Namun, yang paling penting adalah
batang pohon yang dipindahkan, yakni salib kasar di Kalvari yang ditebang dari
sebuah pohon yang kokoh. Di sanalah Juruselamat kita tergantung di antara
langit dan bumi untuk menanggung semua dosa setiap generasi di bahu-Nya. Salib
itu berdiri di atas semua pohon sebagai lambang kasih, pengurbanan, dan
keselamatan.
Di Kalvari, Putra tunggal Allah
menderita kematian mengerikan pada sebuah salib. Itulah pohon kehidupan bagi
kita —
SALIB KRISTUS MENGUNGKAPKAN DOSA
YANG TERBURUK UMAT MANUSIA DAN KASIH ALLAH YANG TERBAIK
Dia Mati untuk Saya!
Nats : Ia Raja Israel? Baiklah
Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya (Matius 27:42)
Bacaan : Yesaya 53
William dan Mary Tanner sedang
melintasi rel kereta api saat peristiwa itu terjadi. Kaki Mary terpeleset dan
terjepit di antara rel dan kayu yang melintang. Dengan kalut ia berusaha
membebaskan kakinya. Namun, saat itu juga terdengarlah suara kereta api yang
mendekat. Kereta api ekspres itu telah sampai di tikungan, dan dalam beberapa
detik kereta itu akan menerjangnya. Will Tanner pun menarik kaki Mary. Dengan
putus asa ia berusaha keras membebaskan kaki Mary. Namun, usaha mereka sia-
sia.
Kereta itu semakin mendekat.
Peluitnya melengking dan remnya berdecit. Saat itu juga Will memeluk Mary.
Orang-orang bergidik ngeri saat kereta itu menerjang pasangan tersebut. Salah
seorang saksi mata berkata bahwa sesaat sebelum kereta itu melindas mereka, ia
mendengar lelaki pemberani itu berteriak, “Aku akan menemanimu, Mary!” Sungguh
cinta yang luar biasa!
Kisah ini mengingatkan saya akan
Sang Juruselamat, yang mengasihi kita dengan cinta yang dapat menyelamatkan
kita (Yohanes 3:16). Kematian menerjang-Nya saat Dia disalib untuk menebus
segala dosa kita. Dia mendengar orang-orang berteriak meminta-Nya menyelamatkan
diri dan turun dari salib (Matius 27:40). Namun, untuk menyelamatkan manusia,
Dia memilih untuk tidak menyelamatkan diri-Nya sendiri (ayat 42).
Dengan kasih ilahi yang
penuh pengurbanan,
Yesus menolak menyelamatkan nyawa-Nya sendiri.
Dia mati agar dapat memberikan pengampunan atas dosa-dosa kita.
Juruselamat kita tetap bertahan di kayu salib untuk Anda dan saya --
Yesus menolak menyelamatkan nyawa-Nya sendiri.
Dia mati agar dapat memberikan pengampunan atas dosa-dosa kita.
Juruselamat kita tetap bertahan di kayu salib untuk Anda dan saya --
PAKU TIDAK DAPAT MENAHAN YESUS DI
SALIB HANYA KASIH-NYA KEPADA KITALAH YANG MENAHAN-NYA DI SANA
Usaha yang Mustahil
Nats : Tetapi Allah
membangkitkan Dia [Yesus] dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena
tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu (Kisah Para Rasul 2:24)
Bacaan : Matius 27:62-28:8
Saat itu sehari setelah Yesus
disalibkan. Jenazahnya disimpan di kubur. Namun para imam kepala dan
orang-orang Farisi yang memimpin penyaliban-Nya merasa gelisah dan berpikir
bahwa penyaliban ini mungkin bukanlah akhir dari kisah Yesus. Itu sebabnya
mereka menghadap Pilatus dan mengatakan kepadanya bahwa para murid Yesus
mungkin akan mencuri jenazah-Nya untuk meyakinkan orang-orang bahwa Dia telah
menggenapi nubuat-Nya, yakni bangkit dari kubur. Pilatus menanggapi, “Ini
penjaga-penjaga bagimu, pergi dan jagalah kubur itu sebaik- baiknya” (Matius
27:65).
Mereka pun menempatkan para penjaga
di sana dan memeterai kubur itu (ayat 66). Para pemimpin agama dan politik
telah berusaha semaksimal mungkin untuk meyakinkan bahwa jenazah Yesus akan
tetap berada di dalam kubur. Padahal mereka mengusahakan suatu hal yang
mustahil. Maut tidak dapat menguasai Anak Allah yang tidak berdosa. Maka, pada
hari yang ketiga Dia bangkit seperti yang telah difirmankan-Nya (20:19; 27:63;
28:1-8).
Setelah kebangkitan Yesus, para imam
kepala menyuap para serdadu dan mengatakan kepada mereka supaya menyebarkan
kabar yang menggelikan bahwa para murid telah mencuri jenazah Yesus (28:11-14).
Sampai saat ini, orang-orang skeptis masih saja saling melontarkan teori yang
tak masuk akal. Mereka berusaha menyangkal kebangkitan Yesus. Meskipun mereka
terus berusaha menimbulkan keraguan atas bukti sejarah, tetapi kebenarannya
adalah: Yesus bangkit dari kubur.
Kita melayani Juruselamat yang
hidup! --
YESUS BANGKIT UNTUK MENYANGKAL
MUSUH-MUSUH-NYA
Kenaikan Kristus
Nats : Kita sekarang mempunyai
Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah
(Ibrani 4:14) Bacaan : Ibrani 4:9-16
Hari ini merupakan Hari Kenaikan
Kristus ke surga -- hari yang sering diabaikan. Hari yang kita peringati setiap
40 hari setelah Paskah ini menandai peristiwa naiknya Kristus ke tempat Bapa di
dalam kemuliaan.
Dalam The International Standard
Bible Encyclopedia, W.H. Griffith Thomas menulis, "Kenaikan Kristus bukan
sekadar fakta besar dalam Perjanjian Baru, tetapi sekaligus menjadi faktor
besar dalam kehidupan Kristus dan orang kristiani, sedangkan gambaran mengenai
Yesus Kristus tidak akan lengkap tanpa menyertakan peristiwa kenaikan beserta
semua konsekuensinya."
Kemudian, Thomas menyimpulkan arti
peristiwa kenaikan itu bagi orang percaya. Kenaikan Kristus menyatakan
penebusan yang telah digenapi (Ibrani 8:1), karya imamat Sang Juru Selamat
(Ibrani 4:14), ketuhanan-Nya atas gereja (Efesus 1:22), peran-Nya sebagai
perantara kita dengan Bapa surgawi (1Timotius 2:5), turunnya Roh Kudus pada
hari Pentakosta (Kisah 2:33), kehadiran-Nya bersama kita saat ini (Matius
28:20), serta pengharapan akan kedatangan-Nya kembali ke bumi ini (1Tesalonika
4:16).
Pikirkanlah! Yesus tidak hanya mati,
tetapi Dia juga bangkit dari kubur, pulang kepada Bapa, dan sedang menjadi
perantara kita saat ini. Dia akan datang kembali.
Semoga Hari Kenaikan Kristus menjadi
suatu momen istimewa bagi kita untuk bersukacita dan mengucap syukur kepada
Allah --
Suatu hari kubur tak
sanggup lagi menahan Dia,
Suatu hari batu pun terguling dari pintu makam;
Lalu Dia bangkit, maut pun ditaklukkan-Nya;
Kini Dia naik ke surga, Tuhanku sepanjang masa. --
Suatu hari batu pun terguling dari pintu makam;
Lalu Dia bangkit, maut pun ditaklukkan-Nya;
Kini Dia naik ke surga, Tuhanku sepanjang masa. --
YESUS YANG MATI UNTUK MENYELAMATKAN
KITA KINI HIDUP UNTUK MENJAGA KITA
Salib dan Mahkota
Nats : Lihat, rajamu datang
kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai
(Zakharia 9:9) Bacaan : Markus 11:1-11
Pada hari yang kita sebut sebagai
Hari Minggu Palem, Tuhan Yesus memperkenalkan diri-Nya kepada bangsa Israel
sebagai Raja ketika Dia memasuki Yerusalem dengan mengendarai seekor keledai.
Seandainya saat itu ia mengendarai seekor kuda yang gagah, Dia akan lebih
tampak seperti raja. Namun, Zakharia telah bernubuat bahwa Dia akan datang
dengan rendah hati. Dan itulah yang dilakukan-Nya.
Mengapa? Raja-raja Timur mengendarai
keledai saat membawa misi damai. Sedangkan kuda dipakai sebagai alat perang.
Orang-orang yang berkumpul
mengaitkan hal itu dengan kemakmuran duniawi dan kemerdekaan dari Roma. Maka
mereka berseru, "Hosana di tempat yang mahatinggi!" (Markus 11:10).
Namun beberapa hari kemudian, seruan mereka berubah menjadi: "Salibkanlah
Dia!" (15:13).
Sebagian orang yang menyebut diri
sebagai pengagum Yesus tidak mengakui Dia sebagai Juruselamat orang-orang
berdosa. Namun, kebutuhan kita yang terdalam tak dapat dipenuhi sebelum masalah
dosa kita diatasi. Karena itu, Kristus memasuki Yerusalem dengan menunggang
seekor keledai dan wajah-Nya tertuju pada salib. Dia sungguh-sungguh menyadari
bahwa Dia akan mengalami kematian yang memalukan dan menyakitkan di sana. Kini,
setelah membayar harga dosa manusia, Dia sangat ditinggikan di sebelah kanan
Allah dan akan datang kembali sebagai Raja segala raja dan Tuhan segala tuhan.
Salib-Nya harus mendahului mahkota-Nya.
Jika kita ingin menjadi bagian dari
kerajaan surgawi-Nya, kita harus menerima Dia sebagai Juruselamat kita sekarang
—
TIDAK AKAN ADA YANG MEMAKAI MAHKOTA
DI SURGA JIKA KRISTUS TIDAK MEMIKUL SALIB DI BUMI
Petunjuk Sikap Diam
Nats : Imam-imam kepala
mengajukan banyak tuduhan terhadap Dia .... Tetapi Yesus sama sekali tidak
menjawab lagi (Markus 15:3,5) Bacaan : Yesaya 53
Kisah Silver Blaze karangan Sir
Arthur Conan Doyle bermuara di sekitar petunjuk berupa sikap diam. Detektif
Sherlock Holmes menyelidiki pencurian seekor kuda pacu yang mahal harganya, dan
kuda itu dijaga oleh seekor anjing penjaga. Saat mengumpulkan bukti, Holmes
mendapati bahwa anjing itu tidak menggonggong saat pencurian berlangsung. Sang
detektif pun mengambil kesimpulan bahwa anjing itu mengenal si pelaku, dan
petunjuk ini akhirnya membawa pada terbongkarnya kasus kejahatan tersebut.
Alkitab memberikan banyak petunjuk
bagi siapa pun yang menyelidiki identitas Yesus. Salah satu petunjuk adalah
sikap diam-Nya. Berabad-abad sebelum Yesus hidup di dunia ini, Nabi Yesaya
menulis tentang Dia, “Seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang
menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya” (Yesaya 53:7). Makna bagian
firman Tuhan ini tetap tidak jelas, dan baru jelas ketika Yesus dibawa ke
hadapan para penuduh-Nya dan Dia “sama sekali tidak menjawab” (Markus 15:5).
Ini hanyalah sebuah bukti kecil,
tetapi penting, terutama ketika digabungkan dengan petunjuk-petunjuk yang lain:
kelahiran-Nya di Bethlehem (Mikha 5:1; Lukas 2:4), silsilah-Nya sebagai
keturunan Daud (Yesaya 11:10; Lukas 3:31), dan pembuangan undi untuk jubah-Nya
(Mazmur 22:19; Yohanes 19:23,24). Semua petunjuk itu dan lebih dari 200
nubuatan lain yang telah digenapi memberikan bukti-bukti yang luar biasa
mengenai identitas Yesus.
Dialah Sang Mesias, Anak Allah,
Juruselamat bagi semua orang yang percaya kepada-Nya —Dave Egner
PERCAYA BAHWA KRISTUS MATI -- ADALAH
SEJARAH; PERCAYA KRISTUS MATI BAGI SAYA -- ITULAH KESELAMATAN
Memanggul Salib-Nya
Nats : Simon, orang Kirene,
ayah Aleksander dan Rufus, … mereka paksa untuk memikul salib Yesus (Markus
15:21) Bacaan : Markus 15:16-21
Dalam pandangan kebanyakan orang
yang termasuk dalam kerumunan orang banyak, Yesus adalah sosok penjahat biasa
yang sedang digiring menuju tempat eksekusi. Karena itu, membantu-Nya memikul
salib adalah tindakan yang hina dan memalukan.
Simon dari Kirene memang dipaksa
untuk melakukan tugas ini (Markus 15:21). Namun, mungkin hari itu merupakan
hari yang paling mulia di dalam hidupnya. Mungkin ia menjadi percaya kepada
Juruselamat, dan imannya itu diikuti oleh istri beserta anak-anaknya. Beberapa
guru Alkitab sampai pada kesimpulan tersebut karena bertahun-tahun kemudian,
ketika Rasul Paulus mengirimkan salamnya kepada jemaat di kota Roma, ia
menyebut seorang laki-laki bernama Rufus dan ibunya (Roma 16:13). Saya yakin
orang itu adalah anak laki-laki Simon yang disebutkan Markus dalam injilnya
(15:21) yang mungkin ditulis di Roma. Sepertinya ini yang menjadi alasan Markus
menulis bahwa Simon adalah ayah Rufus dan Aleksander.
Manakala kita berjalan bersama Yesus
dan “memikul salib” (Lukas 9:23), kita juga akan mendapatkan cemooh dari dunia
karena kita memiliki hubungan yang erat dengan Sang Juruselamat. Namun melalui
semuanya itu, seperti halnya Simon dari Kirene, hidup kita akan diubahkan, dan
kesaksian kita akan menimbulkan dampak pada kehidupan keluarga serta
teman-teman yang berada di sekitar kita.
Simon memang “dipaksa” untuk memikul
salib Yesus (Markus 15:21). Namun, Yesus mengundang kita untuk memikul salib
kita. Sudahkah Anda menerima undangan-Nya? —
MENGIKUT YESUS MENUNTUT HARGA YANG
SANGAT MAHAL TETAPI MASIH TAK SEMAHAL JIKA TIDAK MENGIKUT-NYA
Orang yang Lewat
Nats : Orang-orang yang lewat
di sana menghujat Dia (Markus 15:29) Bacaan : Markus 15:24-38
Pikirkan orang-orang yang melewati
Yesus sewaktu Dia tergantung di salib. Betapa tak berperasaannya mereka! Namun
sebelum cepat-cepat menghakimi mereka, marilah kita mengingat bahwa banyak
orang masih melakukan hal itu hari ini. Mereka dibagi dalam tiga kelompok
berikut.
Pertama, orang yang menginginkan
salib tanpa Kristus. Menyembah sebuah simbol tanpa Sang Juruselamat adalah hal
yang mungkin untuk dilakukan. Sebagian orang mungkin memegang sebuah miniatur
salib dari kayu atau emas, namun simbol itu tidak akan pernah menebus satu dosa
pun. Hanya Kristus yang menebus jiwa kita dengan darah-Nya yang mahal.
Kedua, orang yang menginginkan
Kristus tanpa salib. Mereka menginginkan seorang pemenang, bukan Anak Domba
yang sekarat. Mereka akan berseru, "Turunlah dari salib itu!" (Markus
15:30). Banyak orang menginginkan teladan yang baik, guru yang hebat, atau raja
yang berjaya. Injil mereka didasarkan atas perbuatan. Mereka memandang rendah
Injil yang menyatakan bahwa kita dibenarkan oleh iman dalam Dia yang mencurahkan
darah-Nya di kayu salib.
Ketiga, mereka yang tidak
menginginkan Kristus ataupun salib-Nya. Mereka tidak tersentuh oleh
dukacita-Nya, tidak tergerak oleh penderitaan-Nya, dan tak menyesali dosa-dosa
mereka yang ditanggung oleh-Nya. Mereka tidak pernah berseru seperti penulis
lagu John M. Moore, "Segala kejahatanku ditimpakan kepada-Nya—Dia memaku
semuanya ke kayu salib. Yesus membayar penuh utang dosaku—Dia membayar tebusan
bagiku"
YESUS MENGGANTIKAN KITA SUPAYA KITA
MEMPEROLEH DAMAI-NYA
Hari Pahlawan
Nats : Lalu Ia mengambil roti,
mengucap syukur dan memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka,
kata-Nya, "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini
menjadi peringatan akan Aku" (Lukas 22:19) Bacaan : 1 Korintus
11:23-24
Suatu kali saya sedang berada di
bandara Heathrow London, untuk melanjutkan penerbangan berikutnya ke Amerika
Serikat. Di situ saya melihat sebuah pemberitahuan di papan pengumuman bahwa
hari itu adalah "Hari Pahlawan" di negara Inggris. Pada hari yang
khusus itu semua orang menghormati orang-orang yang telah gugur dalam perang.
Oleh sebab itu diumumkan bahwa pada pukul 11.00, setiap orang diminta untuk
mengheningkan cipta sejenak selama dua menit dan sangat dihargai jika setiap
orang menggunakan waktu itu untuk mengenang para pahlawan. Ketika saatnya tiba,
ribuan orang dari berbagai negara berdiri mengheningkan cipta untuk menghormati
para tentara, pelaut, marinir, dan pasukan udara yang gugur.
Semangat untuk mengenang orang-orang
yang telah memberikan hidup mereka bagi negara adalah suatu hal yang mulia.
Namun, walaupun demikian hal itu tidak sebanding dengan hak istimewa yang kita
miliki saat kita diundang untuk mengikuti Perjamuan Tuhan. Ketika kita
merayakan Perjamuan Kudus, kita memenuhi perintah Kristus untuk selalu
mengingat kematian-Nya (Lukas 22:19) dan melakukannya "sampai Ia
datang" (1 Korintus 11:26). Ketika Dia mengurbankan hidup-Nya bagi kita,
Dia menganugerahkan pengampunan dosa sehingga kita bebas dan mendapat jaminan
hidup kekal di surga.
Alangkah baiknya jika kita mengikuti
upacara Perjamuan Tuhan tidak sebagai rutinitas belaka. Dan jadikanlah setiap
kesempatan dalam Perjamuan Tuhan untuk menghormati Dia sampai hari
kedatangan-Nya --
DENGAN MENGINGAT KEMATIAN KRISTUS
BAGI KITA KITA DIDORONG UNTUK HIDUP BAGI DIA
Penderitaan Sang Juru Selamat
Nats : Allahku, Allahku,
mengapa Engkau meninggalkan aku? (Mazmur 22:2) Bacaan : Lukas 22:39-46
Waktu itu adalah hari Kamis malam di
minggu Paskah. Yesus bersama para murid-Nya sedang berada di salah satu tempat
menyepi favorit-Nya, yakni Taman Getsemani. Dengan perasaan yang sangat sedih,
ia memberi nasihat kepada para murid untuk berdoa memohon kekuatan agar tetap
setia kepada-Nya. Dia kemudian selama beberapa saat menjauhkan diri dari mereka
dan berdoa, "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau berkenan, ambillah cawan ini dari
hadapan-Ku; tetapi jangan kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang jadi"
(Lukas 22:42).
"Cawan" yang diminta Yesus
untuk dibebaskan dari Dia bukanlah kematian. Dia memang datang ke dunia untuk
mati bagi kita. Saya pikir cawan tersebut melambangkan keterpisahan yang
menakutkan dengan Sang Bapa. Dan keterpisahan itu akan membuat-Nya berseru dari
atas kayu salib, "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?"
(Matius 27:46).
Di taman itu, Dia pasti telah
mengantisipasi saat Bapa-Nya akan memalingkan wajah dari-Nya. Kedatangan
malaikat memang meyakinkan-Nya bahwa Dia tidak seorang diri. Namun, kenyataan
bahwa Bapa-Nya tak lama lagi akan menarik diri dari-Nya sangat menyelimuti
pikiran-Nya. Dia akan menanggung dosa kita dan merasakan kesendirian yang luar
biasa di kayu salib. Kesadaran ini membuat Yesus berdoa sedemikian khusyuk
sehingga "peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah" (Lukas 22:44).
Bahkan yang lebih menakjubkan bagi
kita adalah kenyataan bahwa Yesus menanggung penderitaan yang hebat ini untuk
Anda dan saya! --
KEMATIAN KRISTUS MERUPAKAN UKURAN
KASIH ALLAH KEPADA ANDA
Memperhatikan Kubur Yesus
Nats : Mereka melihat kubur itu
dan bagaimana mayat-Nya dibaringkan (Lukas 23:55) Bacaan : Lukas
23:50-24:12
Saya dan anak perempuan saya yang
terkecil sedang berjalan melewati sebuah toko beberapa minggu sebelum Paskah.
"Lihat semua barang-barang ini," katanya. "Hanya permen dan
mainan. Saya berani bertaruh tak ada satu nisan pun dijual di toko ini."
Saya pikir sungguh menarik saat ia
menyebutkan nisan dan bukan salib atau bunga bakung yang dianggap sebagai
lambang Paskah. Ia mungkin telah menemukan sesuatu yang sering terlewat oleh
saya dalam ketergesaan untuk merayakan kebangkitan Tuhan. Yesus ditempatkan di
sebuah kubur, dan dalam pikiran orang-orang yang sangat dekat dengan-Nya, di
sanalah Dia tinggal.
Perhatikanlah, dalam Lukas 23 dan 24
berapa kali mayat Yesus dan kubur disebutkan. Pada pagi hari Paskah yang pertama,
beberapa perempuan datang ke kubur untuk mengurapi mayat dengan rempah-rempah
bagi penguburan yang layak. Dalam dukacita yang amat dalam atas kematian yang
mengerikan, mereka terguncang oleh berita yang terdengar sangat menakjubkan
sehingga sulit untuk dipercayai: "Ia tidak ada di sini, Ia telah
bangkit." (Lukas 24:6).
Dukacita dan hancurnya impian kita
yang seakan menjadi akhir dari segalanya, diubahkan untuk selamanya oleh
kenyataan kubur Yesus yang kosong. Kubur itu menyerukan kemenangan Yesus atas
dosa dan kematian, dan pengharapan yang hidup yang kita miliki di dalam Dia.
Peristiwa Paskah yang agung hanyalah
sebagian dari kisah ini. Kita akan memperoleh makna yang seutuhnya bila kita
sudah lebih dahulu memperhatikan kubur Yesus .
KUBUR KRISTUS YANG KOSONG MENJAMIN
KEMENANGAN KITA ATAS KEMATIAN
"saya Bersama-Nya"
Nats : Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam
Firdaus (Lukas 23:43) Bacaan : Lukas 23:32-43
Di bagian depan kaus suami saya
terdapat gambar kartun seekor domba yang berjalan di atas dua kaki dan
berhadapan dengan seekor serigala yang menghalangi jalan masuk sang domba ke
sebuah gerbang.
Seorang pria yang tidak terlihat
asing berdiri di samping domba itu. Pria itu berjenggot, memiliki mata yang
memancarkan belas kasihan, dan penampilannya berwibawa. Domba itu berbicara
kepada sang serigala sambil menunjuk kepada sang pria dan berkata, "Saya
bersama-Nya." Sikap percaya domba itu kepada Sang Gembala memberinya rasa
percaya diri yang besar.
Pada hari Yesus wafat, tiga salib
ditegakkan. Yesus tergantung di antara dua penjahat. Salah satu penjahat itu
mengolok-olok Yesus, tetapi yang lainnya berkata, "Ingatlah aku, apabila
Engkau datang sebagai Raja." Dan Yesus menjawab, "Hari ini juga engkau
akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus" (Lukas 23:42,43).
Bayangkan pikiran pria itu saat ia
mengembuskan napas terakhirnya. Ia telah membayar hukuman yang mengerikan atas
kejahatannya. Namun sekarang, karena ia menyerahkan imannya kepada Yesus, ia
disambut ke di surga sebagai anak Allah. Mungkin ia berkata dengan percaya
diri, "Saya tahu saya tidak layak berada di sini, tetapi saya
bersama-Nya!" sambil menunjuk kepada Yesus. Dan, Yesus pun tentu akan
menegaskan: "Ia bersama Aku."
Seperti penjahat di atas salib itu,
kita semua menghadapi sebuah pilihan. Sudahkah Anda membuat keputusan untuk
percaya kepada Yesus? Dapatkah Anda berkata dengan yakin, "Saya
bersama-Nya"? --
KEYAKINAN DALAM MENGHADAPI KEMATIAN
DIPEROLEH DARI KEPERCAYAAN KEPADA KRISTUS
Pemisah yang Agung
Nats : Ketika mereka sampai di
tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ (Lukas 23:33)
Bacaan : Lukas 23:33-43
Saat Yesus mati di kayu salib, Dia
membayar dosa umat manusia. Namun, hanya orang yang percaya kepada-Nya yang
dapat menerima anugerah kasih-Nya. Pengurbanan Kristus itu cukup bagi semua
orang, tetapi hanya bermanfaat bagi mereka yang percaya kepada-Nya.
Ketika Yesus tergantung di kayu
salib, ada dua penjahat yang disalibkan di samping-Nya. Salah satunya kini di
tempat orang terhilang -- kebinasaannya di neraka telah ditetapkan selamanya.
Penjahat lainnya kini bersama Kristus -- tempatnya di surga, terjamin
selamanya. Sikap mereka yang saling bertolak belakang terhadap Pribadi yang
tergantung di salib tengah, menyebabkan perbedaan itu.
Salah satu penjahat mencerca Tuhan
dengan sikap tidak percaya. Adapun penjahat lainnya berseru di dalam iman,
"Yesus, ingatlah aku, apabila Engkau datang sebagai Raja" (Lukas
23:42). Yesus menjawabnya, "Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama
dengan Aku di dalam Firdaus" (ayat 43).
Kita semua diwakili oleh salah satu
dari kedua penjahat itu. Kita dapat percaya kepada Kristus atau menolak Dia. Kekekalan
kita di masa mendatang tergantung pada keputusan kita. Yesus berkata tentang
diri-Nya, "Siapa saja yang percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum;
siapa saja yang tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman" (Yohanes
3:18).
Di Jumat Agung ini, bersyukurlah
kepada Yesus yang membayar dosa. Jika Anda belum percaya kepada-Nya, percayalah
hari ini juga! Dengan mati disalib, Yesus menjadi Pemisah Agung .
Kita mungkin tak tahu,
kita tak dapat menceritakan
Sakit yang harus dirasakan-Nya;
Tetapi kita percaya Dia melakukan-Nya
Di salib bagi kita, menderita di sana. --
Sakit yang harus dirasakan-Nya;
Tetapi kita percaya Dia melakukan-Nya
Di salib bagi kita, menderita di sana. --
PADA SALIB KALVARI KITA BERDIRI DI
PERSIMPANGAN JALAN MENUJU SURGA ATAU NERAKA
Tiga Salib
Nats : Mereka menyalibkan Yesus
di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya
dan yang lain di sebelah kiri-Nya (Lukas 23:33) Bacaan : Lukas 23:32-38
Dalam banyak lukisan yang
menggambarkan tentang penyaliban Yesus, salib yang terletak di tengah tempat
Yesus disalibkan digambarkan lebih tinggi daripada kedua salib yang lain. Kita
memang dapat menghargai keinginan sang seniman yang hendak menempatkan Kristus
di tempat utama, tetapi kita tidak mempunyai bukti yang dapat dipercaya bahwa
Yesus diberi tempat yang lebih tinggi atau lebih dihormati daripada kedua
penjahat tersebut. Mereka yang menyalibkan Yesus menganggap-Nya sebagai
penjahat biasa, sehingga mungkin ketiganya disalibkan pada ketinggian yang
sama.
Ketika merenungkan hal ini, saya
menyadari bahwa Yesus bukanlah sosok yang di luar jangkauan kita. Dia bukanlah
sosok yang berada jauh di atas para pendosa malang yang tergantung pada kedua
salib lainnya. Saya juga berpikir bahwa mungkin ketiga salib itu letaknya
sangat berdekatan. Kedua penjahat tersebut dapat bercakap-cakap satu sama lain
tanpa merasa terganggu oleh teriakan-teriakan dan keramaian yang ada di sekitar
mereka. Bahkan, seandainya tangan penjahat yang sekarat itu tidak dipaku pada
salib, mereka mungkin dapat saling menjangkau dan menyentuh tangan Yesus.
Menurut saya hal ini sangatlah penting. Ini menunjukkan bahwa Yesus dapat
dijangkau oleh semua orang yang mencari dan menjamah-Nya dengan tangan iman!
Ya, semua orang, siapa pun juga,
dapat datang kepada-Nya dan menerima pengampunan serta hidup baru. Apakah Anda
sudah menggapai Dia yang mati untuk Anda dengan tangan iman? —
TIDAK ADA HAL YANG LEBIH JELAS
MENUNJUKKAN KASIH ALLAH SELAIN SALIB KRISTUS
Saat-saat Terakhir
Nats : Kata Yesus kepadanya,
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama
dengan Aku di dalam Firdaus” (Lukas 23:43) Bacaan : Yohanes 19:16-18
Kita melihat dua respons yang
bertentangan terhadap Yesus, dari dua penjahat yang disalib di sisi-Nya: yang
satu menghujat, yang lain percaya (Lukas 23:39-42). Kita bersukacita karena
seorang penjahat itu bertobat dan Kristus berkata kepadanya, “Hari ini juga
engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (ayat 43). Sampai
saat ini pun Yesus menyelamatkan mereka yang benar-benar bertobat, bahkan “di
saat-saat terakhir”.
Salah seorang yang diselamatkan di
saat-saat terakhir adalah Lester Ezzell, seorang terpidana mati di Florida.
Ketika mantan guru Sekolah Minggunya, Curtis Oakes, menempuh jarak 1.200
kilometer lebih untuk mengunjunginya, Lester berkata, “Anda masih belum
menyerah, ya?” Meski Lester masih belum mau mendengarkan Injil, Curtis memberinya
Alkitab Perjanjian Baru. Ia mendorong Lester untuk membacanya.
Lalu, Lester mulai menulis surat
kepada Curtis. Surat pertamanya menceritakan pertobatannya. Surat terakhirnya
ditulis pada awal tahun 1957. Bunyinya demikian, “Saat Anda menerima surat ini,
barangkali saya sudah mati. Saya akan membayar segala kesalahan yang saya
lakukan. Namun, ketahuilah, berkat Perjanjian Baru yang Anda berikan dan kasih
karunia Allah, saya telah memimpin 47 orang untuk mengenal Yesus Kristus yang
sanggup menyelamatkan. Saya hanya ingin berterima kasih karena Anda tak pernah
menyerah untuk membawa saya kepada-Nya.”
Saat kita bersaksi kepada orang lain
tentang Yesus Kristus, sebagian orang mungkin belum bertobat sampai saat-saat
terakhir hidupnya. Jadi, jangan pernah menyerah --
SAAT ANDA MENGENAL KRISTUS ANDA
PASTI INGIN AGAR ORANG LAIN JUGA MENGENAL-NYA .
Kenyataan Kebangkitan
Nats : Aku adalah ... Yang
Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya (Wahyu
1:17,18) Bacaan : Lukas 24:1-12
Para murid dan pengikut mula-mula
Tuhan kita menegaskan dengan penuh semangat dan dengan sepenuh hati bahwa Yesus
dari Nazaret adalah Juruselamat yang hidup, bukan guru atau filsuf yang mati
karena membela ajaran-Nya. Mereka memegang kebenaran ini sedemikian kuat
sehingga rela menderita siksaan dan rela mati daripada meninggalkan keyakinan
itu.
Kabar yang mengejutkan ini semakin
menguatkan pelayanan mereka sehingga kesaksian mereka “mengacaukan seluruh
dunia” (Kisah Para Rasul 17:6). Hal itu masih berlaku sampai sekarang: Roh
Kudus menghargai kesaksian mereka yang menyatakan bahwa Yesus telah bangkit.
Kesaksian mereka yang utama bukanlah tentang hukum moral, ritual keagamaan,
atau pengakuan iman secara teologis (suatu hal yang baik jikalau mereka
memiliki semua itu), melainkan tentang Allah yang menjelma menjadi manusia,
satu-satunya yang dapat menyelamatkan. Pada zaman ini, ketika kemurnian iman
telah mati dan banyak terjadi kemurtadan rohani, kita seharusnya melihat hanya
kepada Dia yang “hidup untuk selamanya” (Wahyu 1:18).
Seorang profesor yang sombong dan
tidak saleh berkata kepada seorang anak kecil yang percaya kepada Tuhan Yesus,
“Gadis kecilku, kamu tidak tahu kepada siapa kamu percaya. Ada banyak kristus
di dunia ini. Kristus mana yang kamu percayai?” “Saya tahu siapa yang saya
percayai,” sahut anak itu. “Saya percaya kepada Kristus yang bangkit dari
antara orang mati!”
Yesus hidup (Lukas 24:1-12). Hidup
kekal Anda bergantung pada kenyataan ini --
KEBANGKITAN KRISTUS MENEGUHKAN
JAMINAN KALVARI .
Dia Ada di Sini
Nats : Yesus tiba-tiba berdiri
di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka, “Damai sejahtera bagi kamu!”
(Lukas 24:36) Bacaan : Lukas 24:36-45
Kejutan! Kejutan! Kesebelas rasul
berkumpul bersama pada hari kebangkitan Yesus. Mereka sedang membicarakan
peristiwa-peristiwa aneh yang terjadi hari-hari itu, dan baru saja mendengar
sebuah laporan dari dua orang yang mengatakan telah melihat Yesus. Lalu, tiba-tiba
saja Dia hadir di situ! Sang Juruselamat berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!”
(Lukas 24:36).
Saya bertanya-tanya apakah kita
sadar bahwa ketika berkumpul bersama teman-teman di gereja, di rumah, di
persekutuan doa, dan di berbagai pertemuan, sesungguhnya Yesus juga ada di
sana. Dia berkata, “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada
akhir zaman” (Matius 28:20). Apakah kita sungguh-sungguh percaya Dia bersama
kita, mendengarkan setiap ucapan kita, dan melihat semua yang kita lakukan?
Beberapa pelajar membicarakan
tentang pengarang-pengarang besar di masa lalu. Lalu seseorang bertanya,
“Bagaimana jika Milton tiba-tiba masuk ruangan ini?” “Ah!” jawab yang lain.
“Kita akan menghormatinya dan memberi perhatian lebih karena ia hanya menerima
sedikit pengakuan semasa hidup.” Orang ketiga berkomentar, “Bagaimana jika
Shakespeare yang datang? Tidakkah kita semua akan berdiri dan
memproklamirkannya sebagai Raja Penyair?” Kemudian seseorang memberanikan diri
berkata, “Dan, jika Yesus Kristus yang datang?” Mereka terdiam cukup lama,
sampai akhirnya seseorang berkata, “Tapi teman-teman, Dia kan ada di sini!”
Ya, ingatlah bahwa Yesus ada di
sini! Dia melihat, Dia mendengar, dan Dia tahu segalanya! --
KEISTIMEWAAN KITA YANG TERBESAR
ADALAH MENIKMATI KEHADIRAN KRISTUS
Salib dan Mahkota
Nats : ... demikian juga Anak
Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh
hidup yang kekal (Yohanes 3:14,15) Bacaan : Yohanes 3:13-21
Pada bulan April 2002, bersama
ribuan orang di London, saya berbaris menuju peti jenazah almarhum Ibu Suri
Kerajaan Inggris. Saat itu, orang-orang diperkenankan melihat jenazahnya
sebelum dikubur. Dalam keheningan yang menyelimuti Westminster Hall, saya
terpana melihat mahkota sangat indah yang terletak di atas peti mati dan salib
yang berdiri di dekatnya sebagai simbol dari hidup dan imannya. Kami datang
untuk memberi penghormatan terakhir kepada anggota keluarga kerajaan yang kami
kasihi. Namun, saat merenung pada malam harinya, jelas bagi saya bahwa salib
Yesus jauh lebih berharga daripada mahkota apa pun.
Bagi semua orang yang mempercayai
Kristus, salib menyimbolkan pengharapan, baik dalam kehidupan maupun kematian.
Apa pun posisi kekuasaan yang kita warisi atau dapatkan, semua itu takkan kita
bawa ke liang kubur. Sebaliknya, Kristus adalah Sang Pemberi Hidup, kini dan
selamanya.
Sebelum kematian-Nya di kayu salib,
Yesus berkata, “Dan sama seperti Musa yang meninggikan ular di padang gurun,
demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:14,15).
Salib menyatakan pengampunan dan
perdamaian dari Allah. Salib menunjuk pada kebaikan Kristus, dan bukan pada
kebaikan kita. Saat kita memasuki gerbang kematian, kita harus meninggalkan
“mahkota duniawi” kita. Harapan kita satu-satunya adalah berada di dekat
Juruselamat kita yang rela mati supaya kita beroleh hidup kekal --
SALIB KALVARI ADALAH SATU-SATUNYA
JEMBATAN MENUJU KEHIDUPAN KEKAL
Mencari Cinta
Nats : Karena begitu besar
kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang
tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16) Bacaan : Yohanes 3:16-21
Sebuah virus komputer bernama
"The Love Bug" (Virus Cinta) menjalar ke seluruh dunia melalui
e-mail, menjangkiti berjuta-juta komputer dalam waktu kurang dari 24 jam.
Tampaknya orang-orang yang waspada seperti perakit software ternama pun tidak
mampu menahan diri terhadap godaan untuk membuka pesan yang berjudul "Aku
Cinta Kamu".
Beberapa analis mengatakan bahwa
keberhasilan virus komputer yang menghancurkan itu, di samping mengungkapkan
keringkihan mesin di dunia cyber kita, juga mengungkapkan betapa dalamnya
kerinduan hati manusia. Jauh di dalam lubuk hati manusia, setiap orang di
planet bumi ini sedang mencari cinta.
Bukan suatu kebetulan jika salah
satu ayat terkenal dalam Alkitab adalah Yohanes 3:16. Ayat ini berbunyi,
"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."
Mungkinkah cinta yang paling kita
rindukan adalah cinta Allah? Apakah Yesus Kristus adalah Pribadi istimewa yang
sangat ingin kita cari, yang dapat membuat kita bertekuk lutut? Jika benar
demikian, maka penerimaan akan cinta Allah di dalam Kristus dapat mengubah
hidup kita melalui berbagai cara yang luar biasa. Pengharapan, kedamaian, dan
gairah hidup -- semuanya timbul dari cinta akan Yesus.
Ketika Allah berfirman, "Aku
mengasihimu", itulah pesan yang selama ini kita cari-cari. Pesan itu dapat
mengubah hidup kita. Bagaimana Anda menanggapi-Nya hari ini? --
KEMATIAN KRISTUS MENJADI UKURAN
CINTA ALLAH KEPADA ANDA .
Tetap Membicarakan Yesus
Nats : Jawab Yesus,
"Akulah kebangkitan dan hidup; barang siapa percaya kepada-Ku, ia akan
hidup walaupun ia sudah mati" (Yohanes 11:25) Bacaan : 1Korintus
15:51-57
Dalam upacara pemakaman seorang
jemaat,seorang Pendeta selalu mengatakan bahwa Yesus adalah satu-satunya sumber
penghiburan yang abadi. Kemudian datanglah seorang wanita kepadanya dan
berkata, "Semua pendeta memang sama saja. Yang selalu Anda bicarakan
hanyalah Yesus, Yesus, Yesus!"
"Benar," jawabnya ramah.
"Namun, penghiburan seperti apa yang bisa Ibu berikan kepada keluarga yang
sedang berkabung?"
Ibu itu terdiam sebentar, kemudian
menjawab, "Anda benar. Setidaknya Anda mempunyai Yesus."
Cepat atau lambat orang yang kita cintai
akan meninggal, dan kita ingin dihibur. Pelukan, ungkapan belasungkawa dan air
mata, serta kehadiran seorang teman, bisa sedikit meringankan penderitaan yang
begitu pedih. Namun, semua ini tidak akan menjawab pertanyaan- pertanyaan kita
yang paling mendesak: Apa yang terjadi setelah kematian? Di manakah orang yang
kita cintai itu sekarang? Apakah kita akan dipersatukan kembali di surga?
Bagaimana saya bisa mendapat kepastian mengenai kehidupan kekal?
Jawaban atas semua pertanyaan itu
ada pada Yesus. Dialah yang telah mengalahkan dosa dan kematian dengan wafat di
kayu salib bagi kita dan bangkit dari kubur (1 Korintus 15:1-28,57). Karena Dia
hidup, semua yang beriman kepada-Nya akan hidup selamanya (Yohanes 11:25).
Ketika orang yang percaya kepada Kristus
meninggal, kita yang ditinggalkan bisa menemukan penghiburan dan menaruh
kepercayaan kepada-Nya. Maka marilah kita tetap membicarakan Yesus--Dennis De
Haan
DALAM HIDUP DAN MATI YESUSLAH
SATU-SATUNYA HARAPAN KITA
Di Pekuburan
Nats : Barang siapa percaya
kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati (Yohanes 11:25) Bacaan :
Yohanes 11:25-44
Saat orang yang kita kasihi
meninggal, kita pergi ke kuburan untuk mengikuti prosesi yang panjang. Kita
mungkin akan duduk atau berdiri di sekitar makam dan mendengarkan dengan
khidmat saat pendeta membacakan ayat Alkitab tentang kebangkitan. Lalu jenazah
diturunkan ke liang kubur. Kemudian kita mungkin akan tinggal sejenak untuk
menaburkan bunga dan berdiri dengan kepala tertunduk untuk mengenang dan
menghormati almarhum. Orang yang kita kasihi telah meninggal, dan kita sadar
bahwa kita tidak dapat membawanya kembali.
Berbeda saat Yesus datang ke
pemakaman Lazarus, sahabat-Nya yang baru saja meninggal. Ketika tiba di
kuburnya, Dia menggunakan wewenang dan kuasa-Nya dengan memberi perintah:
"Angkat batu itu" (Yohanes 11:39). "Lazarus, marilah
keluar!" (ayat 43). "Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi"
(ayat 44).
Kita mungkin berharap sepenuh hati
dapat mengembalikan orang yang kita kasihi, tetapi meskipun kita memberikan
perintah seperti yang Yesus ucapkan, tak ada yang akan terjadi. Namun, Yesus
memiliki kuasa untuk itu, karena Dia adalah "kebangkitan dan hidup"
(ayat 25). Kuasa-Nya nyata saat Lazarus keluar dari kubur, dan hidup kembali!
Kelak, Yesus akan datang lagi ke
kubur dari orang-orang percaya. Dan ketika Dia memberikan perintah, maka semua
jenazah orang mati yang percaya kepada-Nya akan "keluar dan bangkit"
(Yohanes 5:28,29; 1 Tesalonika 4:16). Betapa luar biasa hari itu kelak! --
BAGI ORANG KRISTIANI KEMATIAN ADALAH
PINTU MASUK MENUJU KEMULIAAN
Mengingat
Nats : Waktu kita masih lemah,
Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan
oleh Allah (Roma 5:6) Bacaan : Yohanes 19:1-8
Perdana Menteri Winston Churchill
memberikan penghormatan bagi para anggota Royal Air Force yang telah membela
Inggris selama Perang Dunia II. Sambil bercerita panjang lebar tentang jasa
mereka yang penuh keberanian itu, Churchill berkata, “Dalam sejarah manusia,
tak pernah ada begitu banyak orang berutang budi pada segelintir orang.”
Pendapat serupa tertera pada plakat
peringatan di Bastogne, Belgia, tempat terjadinya Pertempuran Bulge yang
terkenal, yakni salah satu konflik paling berdarah pada Perang Dunia II.
Tulisan untuk menghormati Divisi Angkatan Udara Amerika Serikat ke-101 itu
berbunyi: “Jarang terjadi begitu banyak darah orang Amerika tertumpah dalam
satu kali serangan. Ya Tuhan, tolonglah kami untuk mengingat hal ini!”
Ini semua merupakan penghormatan
yang tepat dan layak bagi para pria dan wanita pemberani yang telah berkorban
begitu besar bagi negara mereka.
Ketika merenungkan pengorbanan
mereka, saya pun teringat pada Pribadi yang pengurbanan-Nya sangat berarti bagi
manusia dari segala bangsa. Yesus Kristus, Pribadi tanpa dosa, mati di kayu
salib dan menumpahkan darah-Nya untuk menebus dosa kita. Dengan demikian, Dia
menjamin kebebasan kita, yakni kebebasan dari hukuman dosa, kuasa dosa, dan
bahkan dosa yang akan terjadi kelak. Tentang Yesus, kita dapat berkata, “Tak
pernah ada dalam sejarah manusia begitu banyak orang berutang budi kepada satu
Pribadi. Pengurbanan-Nya merupakan pengurbanan yang terbesar.”
Ya Tuhan, tolonglah kami untuk
mengingat hal itu! —Richard De Haan
KENANGAN AKAN KEMATIAN YESUS
MEMANGGIL KITA UNTUK HIDUP DALAM PUJIAN
Saat-saat Terakhir
Nats : Kata Yesus kepadanya,
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama
dengan Aku di dalam Firdaus” (Lukas 23:43) Bacaan : Yohanes 19:16-18
Kita melihat dua respons yang
bertentangan terhadap Yesus, dari dua penjahat yang disalib di sisi-Nya: yang
satu menghujat, yang lain percaya (Lukas 23:39-42). Kita bersukacita karena
seorang penjahat itu bertobat dan Kristus berkata kepadanya, “Hari ini juga
engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (ayat 43). Sampai
saat ini pun Yesus menyelamatkan mereka yang benar-benar bertobat, bahkan “di
saat-saat terakhir”.
Salah seorang yang diselamatkan di
saat-saat terakhir adalah Lester Ezzell, seorang terpidana mati di Florida.
Ketika mantan guru Sekolah Minggunya, Curtis Oakes, menempuh jarak 1.200
kilometer lebih untuk mengunjunginya, Lester berkata, “Anda masih belum
menyerah, ya?” Meski Lester masih belum mau mendengarkan Injil, Curtis
memberinya Alkitab Perjanjian Baru. Ia mendorong Lester untuk membacanya.
Lalu, Lester mulai menulis surat
kepada Curtis. Surat pertamanya menceritakan pertobatannya. Surat terakhirnya
ditulis pada awal tahun 1957. Bunyinya demikian, “Saat Anda menerima surat ini,
barangkali saya sudah mati. Saya akan membayar segala kesalahan yang saya
lakukan. Namun, ketahuilah, berkat Perjanjian Baru yang Anda berikan dan kasih
karunia Allah, saya telah memimpin 47 orang untuk mengenal Yesus Kristus yang
sanggup menyelamatkan. Saya hanya ingin berterima kasih karena Anda tak pernah
menyerah untuk membawa saya kepada-Nya.”
Saat kita bersaksi kepada orang lain
tentang Yesus Kristus, sebagian orang mungkin belum bertobat sampai saat-saat
terakhir hidupnya. Jadi, jangan pernah menyerah --
SAAT ANDA MENGENAL KRISTUS ANDA PASTI
INGIN AGAR ORANG LAIN JUGA MENGENAL-NYA
Raja Hidup Kita
Nats : Sebab yang sangat
penting telah kusampaikan, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa
Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci (1Korintus
15:3) Bacaan : Yohanes 19:16-22
Lebih dari 2.000 tahun silam di
Yerusalem, Pontius Pilatus memerintahkan agar plakat yang bertuliskan:
"Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi", digantungkan di kayu
salib. Mungkin Pilatus mencoba menebar ketakutan di antara rakyat dan menepis
keinginan mereka untuk mengangkat sendiri seorang raja baru.
Raja orang Yahudi. Apakah hal
tersebut adalah pemikiran orisinal pada masa itu? Mungkin hal itu mulai
diembuskan ketika orang-orang Majus bertanya, "Di manakah Dia, raja orang
Yahudi yang baru dilahirkan itu?" (Matius 2:2). Orang-orang Majus sedang
menantikan penggenapan atas janji ini: "Sebab seorang anak telah lahir ...
lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang:
Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai" (Yesaya
9:5). Mereka percaya bahwa Yesus adalah Anak yang dimaksudkan dalam janji itu.
Di kemudian hari, ketika Kristus
disalibkan, beberapa orang melontarkan cemoohan kepada-Nya, "Jikalau
Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!" (Matius 27:40). Mereka ingin
melihat apakah Yesus sungguh seorang Raja. Namun, Yesus tidak turun dari kayu
salib. Arti salib yang sebenarnya adalah "Kristus telah mati karena
dosa-dosa kita" (1 Korintus 15:3). Dia yang membayar hukuman atas dosa-dosa
kita, telah membuat pengampunan Allah menjadi mungkin terjadi.
Mereka yang menerima pengampunan
Allah dan meminta Yesus Kristus menjadi Juruselamat dan Tuhan, hanya akan
memberi sebuah tanggapan yang tepat—melayani Dia. Dialah Raja atas hidup kita —
YESUS ADALAH RAJA ATAS HIDUP KITA
KITA HARUS MELAYANI DIA DENGAN SEGENAP HIDUP KITA .
Selesai!
Nats : Sesudah Yesus meminum
anggur asam itu, berkatalah Ia, "Sudah selesai" (Yohanes 19:30)
Bacaan : Yohanes 19:25-30
Banyak harapan dan impian manusia
yang kadang tidak terpenuhi. Seorang komposer yang bernama Franz Schubert wafat
dengan meninggalkan karyanya Unfinished Symphony (Simponi yang Belum Selesai).
Kejadian serupa juga dialami oleh penulis produktif Charles Dickens yang tidak
dapat mengembangkan plot novelnya yang berjudul The Mystery of Edwin Drood.
Kita tentu juga memiliki banyak
aspirasi yang belum dapat terpenuhi sampai saat ini. Akan tetapi, alangkah
terberkatinya diri kita karena mengetahui bahwa karya penebusan kita secara
total dan sempurna telah diselesaikan oleh Yesus di atas kayu salib.
Ucapan terakhir Yesus, "Sudah
Selesai," sebenarnya hanya terdiri dari satu kata dalam bahasa aslinya
(Yohanes 19:30). Akan tetapi, kata tersebut mengandung makna yang luas. Yang
diucapkan oleh Yesus menjelang wafat-Nya dapat berarti "Lengkap!"
atau "Berakhir!". Seruan dari atas salib itu menyatakan bahwa tidak
hanya penderitaannya yang berakhir, tetapi juga karya penebusan-Nya yang kekal
telah selesai. Semua yang telah dilakukan selama Dia menjalani hidup sebagai
manusia, telah usai. Selesai!
Kita tidak dapat berbuat apa-apa
untuk menambahkan sesuatu pada kurban-Nya. Kematian Kristus yang menyerahkan
diri-Nya sudah sangat cukup. Kita cukup mengulurkan tangan kosong dengan penuh
iman, maka Allah dalam kemuliaan-Nya akan memberikan hidup kekal kepada kita.
Sudahkah Anda mengulurkan tangan
dengan penuh iman untuk menerima karunia-Nya? -VCG
PENGURBANAN KRISTUS ADALAH HAL YANG DIKEHENDAKI ALLAH
DAN HAL YANG DIBUTUHKAN OLEH
DOSA-DOSA KITA
Hidup dengan Pengharapan
Nats : Berangkatlah Petrus dan
murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama (Yohanes 20:3,4)
Bacaan : Yohanes 20:1-10
Tatkala hari gelap yang mewarnai
penyaliban Yesus berakhir, tampaknya segala yang terindah dalam kehidupan ini
telah berakhir pula. Selama beberapa tahun yang singkat, Kristus telah membuat
takjub banyak orang dan para pengikut-Nya melalui hikmat pengajaran serta
mukjizat-Nya yang luar biasa. Namun Yesus memilih untuk tidak menyelamatkan
diri-Nya dari kayu salib, dan kini kehidupan-Nya telah berakhir. Tampaknya tak
ada lagi yang dapat diharapkan dari diri-Nya.
Namun, pengharapan tersebut kembali
muncul pada pagi-pagi benar di hari pertama kebangkitan-Nya. Sebuah lukisan
karya Eugene Burnand menggambarkan Petrus dan Yohanes sedang berlari-lari
menuju kubur Yesus. Tak lama setelah fajar menyingsing, Maria Magdalena memberi
tahu mereka bahwa ia dan teman-temannya telah mendapati kubur Yesus tersebut
telah kosong. Dalam lukisan Burnand, wajah Petrus dan Yohanes tampak sangat
sedih sekaligus lega, berduka sekaligus terkejut. Dengan putus asa dan
keheranan mereka berlari menuju kubur Yesus. Tatapan mata mereka yang tampak
penuh kesungguhan telah menarik perhatian orang-orang lain untuk mengarahkan
pandangan ke kuburan tersebut. Apa yang mereka jumpai? Kubur Yesus yang telah
kosong—Sang Juruselamat telah bangkit!
Kristus tetap hidup. Namun banyak
dari kita yang menjalani hidup ini dari hari ke hari seolah-olah Dia masih
berada di dalam kubur. Alangkah lebih baik bila kita mengarahkan pandangan
melintasi kubur yang kosong kepada Pribadi yang dapat memenuhi hidup kita
dengan kuasa kebangkitan-Nya! —
KURBAN JUMAT AGUNG ITU MENJADI
PEMENANG DI HARI PASKAH
Hidup atau Mati
Nats : Setelah masuk mereka
tidak menemukan mayat Tuhan Yesus (Luk. 24:3) Bacaan : Yohanes 20:1-8
Setiap hari terlihat antrean panjang
pengunjung dari seluruh penjuru dunia yang menunggu dengan sabar untuk
mengunjungi makam Lenin dan melihat jenazahnya yang dibalsem. Walaupun ia telah
meninggal tahun 1924, jenazah pemimpin komunis itu tetap tidak mengalami
pembusukan. Ia seolah-olah tampak masih hidup. Dan, penampilannya memang
memerdaya kita. Beberapa seniman andal memantau jenazah yang diawetkan ini,
mewarnai wajahnya, dan memoles setiap garis atau lubang terkecil yang terjadi
akibat pembusukan di tubuhnya dengan menggunakan lilin.
Orang-orang juga secara teratur
mengunjungi Yerusalem untuk melihat tempat Yesus wafat dan dikuburkan. Namun,
ada perbedaan yang mencolok -- tidak ada jenazah Kristus yang tersalib di sana.
Ya, di sana memang ada kubur batu pahatan yang menurut tradisi, jenazah Kristus
yang dipaku, ditusuk tombak, dan dimahkotai duri itu terbaring. Namun, karena
kuasa Allah Bapa membangkitkan-Nya, Sang Juru Selamat menanggalkan kain
kafan-Nya ketika Dia keluar dari kubur-Nya, seperti kupu-kupu keluar dari
kepompongnya.
Yesus hidup, dan Anda dapat
merasakan hadirat-Nya saat ini. Karena kematian-Nya yang menebus dosa kita dan
kubur-Nya yang kosong, Anda dapat memperoleh hidup kekal (1 Kor. 15:20-22).
Anda hanya perlu mengakui bahwa Anda berdosa dan menginginkan keselamatan-Nya.
Dia akan memberi Anda hidup baru saat ini, dan kelak Anda akan bertemu dan
tinggal bersama Dia selamanya (1 Ptr. 1:3-5) --VCG
KUBUR KOSONG KRISTUS MENJAMIN
KESELAMATAN KITA SECARA UTUH
Pintu yang Terkunci
Nats : Ketika hari sudah malam
pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat
dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada para penguasa
Yahudi (Yohanes 20:19) Bacaan : Yohanes 20:19-23
Takut. Patah semangat. Masa depan
suram. Itulah gambaran perasaan kesebelas murid Yesus pada hari Paskah. Tak
seorang pun bergembira. Tak satu pun percaya bahwa Yesus sudah bangkit. Itu tak
masuk akal, seperti dongeng-indah didengar, namun tak nyata. Tak heran, malam
itu mereka merasa harus berjuang sendiri. Bersembunyi di balik pintu yang
terkunci, karena takut pada semua orang. Maklum, penduduk sudah mengenali
mereka sebagai antek-antek Yesus. Setelah Yesus dihukum mati, pasti selanjutnya
giliran mereka dihabisi.
Namun, semua berubah saat Yesus
tiba-tiba menampakkan diri. Dengan mata kepala sendiri, mereka melihat Tuhan!
Apa akibatnya? Spontan ketakutan lenyap, diganti dengan sukacita dan damai!
Semangat yang patah kembali pulih, karena kebangkitan Yesus membuktikan bahwa
semua ajaran-Nya benar. Bahwa semua janji-Nya tergenapi. Bahwa mereka mengikuti
Allah yang benar dan berada di jalan yang benar. Jika Yesus hidup, bukankah itu
berarti Dia akan menemani mereka sampai kapan pun dan di mana pun? Mereka tidak
perlu lagi berjalan sendiri!
Memang kita belum penah melihat
Yesus muka dengan muka, seperti para murid. Namun, bukankah kehadiran-Nya
nyata? Bukankah kita telah berkali-kali mengalami pertolongan-Nya? Persoalan
hidup sering membuat kita mengunci diri dan gagal menyadari kehadiran Tuhan. Di
hari Paskah ini, mari kita bangkit! Jangan biarkan ketakutan menguasai kita.
Patahkan gembok keputusasaan. Ayo melangkah keluar dari balik pintu yang
terkunci. Lihat, kita tidak sendirian. Yesus hidup. Dia hadir dan siap mendampingi
kita menuju masa depan! -JTI
KETIKA SANG TERANG DATANG SEKETIKA
KEGELAPAN AKAN HILANG
Kebenaran yang Mengubah
Nats : Itulah ketiga kalinya
Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia dibangkitkan dari
antara orang mati (Yohanes 21:14) Bacaan : Yohanes 21:14-17
Kebenaran tetaplah kebenaran
walaupun kebenaran tersebut tidak langsung berdampak pada kehidupan kita. Akan
tetapi, kebenaran Allah tidak saja membuka pintu surga bagi kita, tetapi juga
akan mengubah kehidupan kita.
Ron Sider, penginjil tersohor yang
membela kaum papa, bercerita tentang perbincangannya dengan Wolfhart
Pannenberg, seorang teolog Jerman. Ketika mereka berdiskusi tentang kebangkitan
Yesus Kristus dari kematian, teolog tersebut berkata, "Bukti kebangkitan
Yesus sangatlah kuat, sehingga tidak ada seorang pun yang akan
mempertanyakannya, kecuali tentang dua hal ini: Pertama, kebangkitan ini adalah
kejadian yang luar biasa atau yang kedua, jika kita memercayai apa yang telah
terjadi, maka kita harus sungguh-sungguh mengubah cara hidup kita."
Kalimat di atas benar-benar penuh
tantangan. Jika kita percaya bahwa Yesus bangkit, maka keyakinan ini
memerintahkan kita untuk mengubah hidup. Kehidupan Petrus berubah drastis
ketika ia menyaksikan kebangkitan Tuhan. Dari seorang murid yang keras hati,
yang menyangkal bahwa ia mengenal Tuhan saat Yesus ditangkap, ia berubah
menjadi saksi yang berani untuk Tuhan (Yohanes 18: 17,25,27; Kisah Para Rasul
2:14-36).
Apakah kebangkitan Tuhan telah
mengubah hidup Anda? Apakah tujuan dan prioritas Anda menjadi berbeda dari yang
semula? Apakah Anda menjadi lebih baik, lebih sabar, dan lebih bersedia
memaafkan? Mintalah petunjuk dari Allah apa yang Dia ingin untuk Anda lakukan,
kemudian bekerja samalah dengan-Nya untuk membuat perubahan itu --VCG
KEKUATAN YANG ALLAH PAKAI UNTUK
MEMBANGKITKAN YESUS DARI MAUT ADALAH KEKUATAN YANG JUGA BERKARYA DALAM DIRI
ANDA
Dia Memutuskan
Nats : Jawab Yesus kepadanya,
"Akulah kebangkitan dan hidup" (Yohanes 11:25) Bacaan : Yohanes
11:17-27
Ketika Walter Bouman, seorang guru
besar seminari yang sudah pensiun, mengetahui bahwa kanker di tubuhnya sudah
menyebar dan ia mungkin hanya punya waktu sembilan bulan untuk hidup, ia
memikirkan banyak hal secara mendalam. Salah satu yang ia pikirkan adalah
sindiran komedian Johnny Carson: "Memang benar bahwa beberapa hari setelah
kamu meninggal dunia, rambut dan kukumu akan tetap tumbuh, tetapi telepon tidak
akan berdering lagi." Ia menganggap bahwa humor itu merupakan tonikum yang
bagus, tetapi ada sesuatu yang lebih dalam yang mengusik pikirannya.
Dalam kolom koran yang ditulis
Bouman, ia menulis tentang sumber yang paling memberi semangat kepadanya:
"Berita baik bagi orang kristiani adalah bahwa Yesus dari Nazaret telah
bangkit dari kematian, dan maut tidak lagi berkuasa atas-Nya. Saya telah
mempertaruhkan hidup saya, dan sekarang saya dipanggil untuk mempertaruhkan
kematian saya, yaitu bahwa Yesus yang akan mengambil keputusan."
Dalam Yohanes 11, kita membaca
tentang hal yang dikatakan Yesus kepada Marta, seorang sahabat dekat-Nya yang
sedang berduka atas kematian saudara laki-lakinya. Dia berkata, "Akulah
kebangkitan dan hidup; siapa saja yang percaya kepada-Ku, ia akan hidup
walaupun ia sudah mati" (ayat 25,26).
Untuk setiap "hari ini"
yang diberikan kepada kita, dan untuk "hari esok" yang pasti akan
datang, kita tidak perlu merasa takut. Yesus Kristus akan menyertai semua orang
yang menaruh keper-cayaan kepada-Nya, dan Dia yang akan memutuskan hidup mati
kita -DCM
KARENA YESUS SUDAH BANGKIT DARI
KEMATIAN
DIALAH YANG BERHAK MEMUTUSKAN ANTARA
KEHIDUPAN DAN KEMATIAN
Pengharapan yang Hidup
Nats : Allah ... telah membuat
kita lahir kembali melalui kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati (1
Ptr. 1:3) Bacaan : Yohanes 6:39-54
Pagi hari setelah ibu saya meninggal,
saya membaca Alkitab dan mengungkapkan kesedihan kepada Tuhan. Bacaan Alkitab
Setahun yang saya baca saat itu diambil dari Yohanes 6.
Ketika sampai pada ayat 39, Tuhan
membisikkan penghiburan pada hati saya yang sedih, "Inilah kehendak Dia
yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya
kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir
zaman." Roh Ibu sudah bersama dengan Tuhan, tetapi saya tahu kelak ia akan
dibangkitkan dan diberi tubuh yang baru.
Saat saya melanjutkan membaca, saya
perhatikan bahwa dalam Yohanes 6, Yesus berfirman sebanyak tiga kali lagi bahwa
Dia akan membangkitkan umat-Nya dari kematian pada akhir zaman. Dia
mengulang-ulang kebenaran ini kepada orang-orang yang mendengarkan-Nya pada zaman
dulu dan kepada hati saya hari itu.
Pengharapan kita mengenai
kebangkitan akan terwujud saat Yesus datang kembali. "Dalam sekejap mata,
pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan
orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan
kita semua akan diubah" (1 Kor. 15:52). Setelah kebangkitan, orang-orang
yang percaya kepada Yesus akan mendapatkan tubuh baru dan upah bagi mereka yang
melayani dengan setia (1 Kor. 3:12-15; 2 Kor. 5:9-11).
Kebangkitan adalah pengharapan yang
hidup bagi orang kristiani. Apakah Anda memiliki pengharapan tersebut? –
Yesus bangkit dan
menaklukkan maut;
Dia merenggut sengat dan kuasanya;
Kelak Dia pasti kembali menjemput,
Meskipun kita tak tahu harinya. --
Dia merenggut sengat dan kuasanya;
Kelak Dia pasti kembali menjemput,
Meskipun kita tak tahu harinya. --
Nats : Akulah kebangkitan dan
hidup; siapa saja yang percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati
(Yohanes 11:25) Bacaan : Yohanes 3:13-18
Saat berjalan memasuki gereja pada
pagi Paskah tahun yang lalu, saya berpapasan dengan seorang teman saya dan
menyapanya, "Selamat Natal!" Namun, setelah menyadari kesalahan saya,
saya segera mengoreksi diri sendiri. "Maksud saya, Selamat Paskah!"
"Kita tidak dapat merayakan
yang satu tanpa merayakan yang lainnya," jawabnya dengan tersenyum.
Benar sekali! Tanpa Natal, tidak akan
ada Paskah. Dan tanpa kebangkitan, hari ini hanyalah hari biasa. Bahkan, bisa
jadi kita tidak akan berada di gereja.
Natal dan Paskah merupakan perayaan
yang paling menggembirakan bagi umat kristiani. Pada hari Natal, kita merayakan
penjelmaan Allah (Allah mengambil rupa manusia dan datang ke dunia).
"Karena Allah begitu mengasihi dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal ..." (Yohanes 3:16).
Pada hari Paskah, kita merayakan
kebangkitan Yesus. "Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit," kata
malaikat (Lukas 24:6). Sejak awal zaman, kedua hari ini berhubungan erat dalam
rencana besar Bapa. Yesus lahir untuk mati bagi dosa-dosa kita dan untuk
mengalahkan maut agar kita dapat hidup.
Manakah yang lebih penting? Natal --
kelahiran bayi Yesus? Atau Paskah -- kematian dan kebangkitan Anak Allah?
Keduanya sangat penting -- dan dua-duanya merupakan bukti nyata kasih Bapa bagi
kita.
Selamat Paskah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar