Rindu Kediaman Allah
“Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.”
(Yohanes 14:1-3)
Setelah Yesus bangkit dari kematian,
maka Dia menampakkan diri kepada murid-muridNya selama empat puluh hari. Dan
setelah itu Ia naik ke sorga, dengan tujuan menyediakan tempat bagi kita,
seperti yang tertulis dalam Injil Yohanes 14:2b-3, ”Sebab Aku pergi ke situ
untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah
menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke
tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.” Pada kalimat
terakhir dalam ayat ini telah diungkapkan kerinduan Tuhan atas hidup kita yaitu
supaya kita tinggal bersama-sama dimana Dia berada. Lalu, yang menjadi
pertanyaan adalah, “bagaimana kerinduan hati kita terhadap Tuhan ?”
Demikianlah nyanyian dan mazmur dari
bani Korah yang telah menyanyikan puji-pujian yang indah bagi Tuhan untuk
mengungkapkan rasa rindu terhadap kediaman Allah. Kerinduan tersebut diekspresiakan
seperti jiwa yang serasa hancur karena merindukan pelataran Tuhan. Selain itu
hati yang senantiasa bersorak-sorai kepada Allah yang hidup. Di dalam tempat
kediaman Allah tidak ada air mata, sakit penyakit ataupun penderitaan. Karena
yang ada hanyalah sukacita yang besar.
Kalau kita saat ini merindukan tempat kediaman Allah, maka suatu saat kerajaan Allah akan digenapi atau dinyatakan oleh Allah di bumi ini. Seperti doa yang telah diajarakan oleh Tuhan Yesus, “datanglah kerajaanMu di bumi seperti di surga.” Namun sebaliknya, apabila kita tidak mempunyai kerinduan, cita-cita atau visi akan kediaman Allah (sorga) maka iman kita cepat lemah. Dan perlu kita ingat bahwa pada saat hari pentakosta terjadi maka Allah tinggal dalam kehidupan manusia (kita). Oleh sebab itu carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu (Matius 6:33).
Kalau kita saat ini merindukan tempat kediaman Allah, maka suatu saat kerajaan Allah akan digenapi atau dinyatakan oleh Allah di bumi ini. Seperti doa yang telah diajarakan oleh Tuhan Yesus, “datanglah kerajaanMu di bumi seperti di surga.” Namun sebaliknya, apabila kita tidak mempunyai kerinduan, cita-cita atau visi akan kediaman Allah (sorga) maka iman kita cepat lemah. Dan perlu kita ingat bahwa pada saat hari pentakosta terjadi maka Allah tinggal dalam kehidupan manusia (kita). Oleh sebab itu carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu (Matius 6:33).
Saudara, apabila kita kembali
melihat dalam kejadian 28:10-20, yaitu kisah tentang perjalanan hidup Yakub
maka kita akan menemukan sesuatu hal yang luar biasa. Dimana setelah Yakub
menipu kakaknya maka ia dikejar-kejar oleh kakaknya yaitu Esau. Yakub hendak
dibunuh oleh kakaknya. Sehingga pada akhirnya kehidupan Yakub tidak ada tujuan
dan harapan karena ia mengalami intimidasi dari kakaknya yaitu hendak dibunuh.
Meskipun Yakub lari dari hadapan kakaknya, tetapi hal itu tidak menolong dia
atau melepaskan dia dari persoalan karena hidupnya penuh dengan ketakutan.
Yakub berjalan tanpa arah dan tujuan. Namun suatu ketika dia sampai pada satu tempat,
dan ia hendak istirahat, ia mendapat kasih karunia Allah, yaitu ia mendapatkan
mimpi. Dimana ia melihat sebuah tangga yang menghubungkan antara surga dengan
bumi, dan pada tangga itu tampak malaikat turun dan naik dari surga ke bumi dan
sebaliknya; selain itu ia juga melihat pintu surga terbuka. Mimpi daripada
Yakub ini telah digenapi dengan diberikan Putra Allah yang tunggal yaitu Yesus
Kristus sebagai penghubung surga dengan bumi. Melalui pengorbananNya di atas
kayu salib sehingga kita yang percaya dapat menikmati fasilitas tersebut. Dan
pernyataan itu telah disampaikan kepada Natanael sebelum Yesus disalibkan,
katanya : “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit
terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Allah” (Yohanes
1:51). Dan dalam Kisah Para Rasul 4:12 telah ditegaskan bahwa
”keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di
bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang
olehnya kita dapat diselamatkan.”
Jadi kerinduan terhadap kediaman
Allah itu tidak hanya pada saat kita meninggalkan dunia ini, tetapi pada saat
kita masih di bumipun Tuhan rindu setiap kita memiliki hasrat yang kuat
terhadap kediaman Allah. Sebab kalau kita teliti kembali bahwa iman Yakub
menjadi kuat dan fokus hidupnya hanya tertuju kepada Tuhan setelah ia melihat
surga terlebih dahulu. Dan dari situlah maka janji berkat kepada Abraham
dilimpahkan atas Yakub karena Yakub juga merupakan keturunan daripada Abraham.
Penyertaan Tuhan kepada Abraham telah disertai dengan sumpah, dan seluruh
keturunannya akan diberkati secara berlimpah-limpah sekaligus menjadi bangsa
yang besar, seperti yang tertulis dalam Ibrani 6:13-14, “Sebab ketika Allah
memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena
tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya, kata-Nya : ”Sesungguhnya Aku
akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak.”
Mengenai kerinduan terhadap kediaman
Allah, kita juga dapat belajar dari kehidupan rasul Paulus. Dimana setelah ia
mendapat pengelihatan dan penyataan maka ia memiliki kerinduan yang kuat untuk
senantiasa tinggal dalam kediaman Allah. Dan dalam penglihatannya telah
disampaikan bahwa ia telah diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga, sehingga
ia tidak tahu entah di dalam tubuh maupun di luar tubuh. Yang jelas ia telah
menerima pengalaman yang luar biasa. Sehingga dari pengalamannya inilah ia
begitu gigih dalam melakukan tugasnya sebagai rasul untuk memberitakan kebenaran
Injil. Segala macam tantangan maupun persoalan; baik besar maupun kecil yang
menghimpitnya tidak membuat dia lemah tetapi semakin berapi-api. Oleh sebab itu
firman Tuhan menasehatkan supaya kita senantiasa mencari wajah Tuhan selama Ia
berkenan ditemui. Janganlah hendaknya kerajinan kita kendor, biarlah roh kita
menyala-nyala dalam melayani Tuhan, sebab upah yang besar telah disediakan bagi
kita yang sungguh-sungguh setia dan mengasihi Dia. Dalam kitab Wahyu 5:11 telah
ditunjukkan kekayaan Tuhan, seperti kuasa, kekayaan, hikmat, kekuatan, hormat,
kemuliaan dan puji-pujian. Dan kita juga akan menerima bagian di dalamnya.
Saudara, apabila kerinduan dan
hasrat kita akan kediaman Allah sudah mulai luntur atau bahkan hilang, maka
selama ada kesempatan kita pergunakan sebaik-baiknya, jangan sampai kita
sia-siakan kesempatan yang ada untuk kembali memiliki hasrat atau kerinduan
akan kediaman Allah, karena tidak ada kesempatan yang kedua kalinya untuk hal
ini. Itulah sebabnya dikatakan, “Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah
dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu.” Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar