Rabu, 03 September 2014

GEREJA PENTAKOSTA INDONESIA

  Inilah aku, utuslah aku

                                          Pembacaan Alkitab: Yesaya 6:1-13

Sdr-sdr yang Tuhan Yesus kasihi,
           Allah sebenarnya mampu mewujudkan rencana-Nya di tengah-tengah dunia ini tanpa harus melibatkan manusia di dalamnya, tetapi Allah tidak mau. Ia mau mewujudkan kehendak-Nya dengan melibatkan dan mengikutsertakan manusia. Bukankah ini suatu penghargaan dan kehormatan yang luar biasa bagi kita. Kita yang adalah orang yang berdosa, tetapi dijadikan rekan-kerja (partner) Allah dalam rangka menyelamatkan dunia ini. Hal ini menunjukkan bahwa hidup kita di dunia ini bukan kebetulan. Tetapi Allah sudah punya rencana atas hidup kita.Dan Allah mau mengikutsertakan kita di dalam rencana-Nya. Lalu bagaimana kita tahu akan rencana Allah bagi hidup kita?.
Demikian pula dengan kita manusia. Kita adalah puncak ciptaan Allah. Kita diciptakan dengan begitu baik. Tapi agar kita dapat berfungsi dengan baik di dunia ini, maka kita harus selalu berpedoman pada buku manual kita yaitu mengacu kepada Allah. Tanpa mengacu kembali kepada Allah - Sang Pencipta kita, kita tidak akan dapat berfungsi dengan baik.
Saudara-saudara penting untuk kita sadari bahwa segala sesuatu berasal dari Allah. Dia adalah Allah yang awal dan yang akhir. Masalahnya, banyak orang, termasuk di Belanda, yang tidak percaya bahwa Allah itu ada. Menurut survey hanya 51 % dari jumlah penduduk Belanda, yang percaya bahwa Allah itu ada. Orang yang tidak percaya bahwa Allah itu ada, titik tolaknya dalam memahami persoalan adalah dirinya sendiri. Dan bukan Allah. Ia menyakini bahwa hidup ini adalah miliknya. Oleh sebab itu, dia berhak untuk melakukan apa saja yang ia ingin lakukan. Apa yang terjadi ketika apa yang ia mau atau inginkan tidak tercapai, apalagi kalau ia mengalami hal atau kejadian yang ia tidak harapkan maka ia menjadi kecewa dan frustrasi. Salah satu penyebab orang menjadi stress karena ia tidak mendapatkan apa yang ia inginkan. Apabila manusia bertitik tolak dari dirinya sendiri, maka ia akan menghakimi segala peristiwa yg dilihatnya. Sehinga mereka mempertanyakan, Mengapa kejahatan semakin merajalela? Mengapa orang benar harus menderita? Mengapa kemiskinan dan ketidakadilan terjadi dimana-mana?
Sdr-sdr yang terkasih , akan berbeda kalau kita melihat kehidupan ini dari titik-tolak Allah. Dia lah pencipta langit, bumi dan segala isinya, termasuk kita manusia di dalamnya. Jadi kalau kita diberi kesempatan untuk hidup di dunia, ini sungguh adalah anugerah Allah. Terlebih lagi kalau kita diberi kesempatan dan dipanggil untuk melayani Dia.
Sdr-sdr yang mengasihi Tuhan Yesus,
Perikop kita menceritakan suatu proses bagaimana Allah telah memilih dan mengutus Yesaya. Proses itu diawali dengan perjumpaan pribadi Yesaya dengan Allah, melalui sebuah penglihatan. Dalam penglihatan itu, Yesaya menyadari siapa Allah dan siapa dirinya. Allah adalah maha Kudus dan penuh kemuliaan. (ay 4) Sedangkan dirinya adalah orang yang tidak layak. Dikatakan dalam ayat 5, "Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir..." Perjumpaan pribadi kita dengan Allah, akan membuat kita sadar akan keberadaan kita sebagai orang yang berdosa. Dan kita membutuhkan seorang juruselamat dalam hidup kita.
Seorang penulis kristen terkenal, pernah mengatakan bahwa seorang Kristen memiliki keunggulan penting dibandingkan dengan orang lain. Bukan, karena ia lebih baik, lebih suci atau lebih dikasihi Tuhan. Melainkan karena ia tahu dan sadar bahwa ia adalah seorang manusia berdosa yang hidup dan berada di dalam dunia yang berdosa. Langkah awal untuk kita bisa dipakai melayani Tuhan, adalah menyadari akan keterbatasan dan kekurangan kita. Tidak ada seorang pun yang layak untuk melayani Dia. Yesaya menyadari bahwa ia adalah seorang yang najis bibir. Sdr-sdr, tidak mudah bagi seorang manusia untuk mengaku bahwa ia adalah orang berdosa dan sungguh membutuhkan Tuhan dalam hidupnya. Apalagi kalau manusia merasa dirinya mampu dan berhasil dalam hidup ini, maka ia tidak akan membutuhkan Tuhan. Sdr-sdr, mengapa banyak orang di Belanda masa kini tidak membutuhkan Tuhan? Ada yang mengatakan , karena hidup mereka sudah terjamin. Di Belanda, orang dari lahir sampai mati, hidupnya ditanggung oleh pemerintah.
Kembali kepada cerita Yesaya, ketika ia menyadari dan mengaku bahwa ia adalah orang berdosa dan mempunyai kelemahan maka Allah sendiri yang memulihkan keadaan Yesaya. Bibirnya disentuh dengan bara api yang diambil dari mezbah suci. Artinya Allah telah mengampuni Yesaya dan menghapuskan dosa-dosanya. Ia juga telah menyucikan mulut Yesaya. Kita tahu betapa pentingnya fungsi mulut. Apalagi bagi seorang pelayan Tuhan. Tapi ingat, dengan mulut kita bisa memuji Tuhan dan menghibur sesama. Tetapi dengan mulut yang sama, kita bisa menghujat Tuhan dan menyakiti sesama kita. Nah, Yesaya sedang dipersiapkan untuk menjadi nabi Allah, oleh sebab itu, mulut dan bibirnya disentuh Allah agar ia bisa menjaga kemurnian dan berani untuk memberitakan Firman Allah. Artinya Allah tahu bahwa tugas yang diberikan kepada Yesaya ini sangat berat dan sulit dimengerti. Oleh karena itu, Yesaya dipersiapkan dulu oleh Allah sebelum ia dipakai Tuhan untuk melayani.
Selanjutnya, kita menyaksikan bahwa Yesaya yang telah diselamatkan dan disucikan, tidak lagi merasa takut. Bahkan ia terpanggil untuk memberitakan Firman Tuhan kepada bangsanya. Ketika panggilan Tuhan datang padanya, maka telinga Yesaya dapat mendengar suara Tuhan. Seseorang yang sudah dijamah Allah, ia peka akan panggilan Allah. Tetapi sebaliknya, tanpa jamahan Allah maka hati dan telinga manusia seolah-olah tertutup bagi Firman Tuhan.
Sdra yang terkasih ,  kalau kita perhatikan panggilan Tuhan kepada Yesaya ini, sungguh sangat  menarik. Karena panggilan itu bukan dalam bentuk "perintah", akan tetapi dalam bentuk "ajakan" atau "tantangan" yang membutuhkan respon pribadi. Lalu apa respons Yesaya atas panggilan Allah ini? Ia dengan spontan menjawab, "Inilah aku, utuslah aku!" Yesaya tidak perlu meminta penjelasan mengenai panggilan itu. Ia tidak tawar- menawar seperti yang dilakukan nabi Musa atau nabi Yeremia.tetapi YESAYA merasakan jamahan Tuhan dalam hidupnya , dan ALLAH yang telah mempersiapkan dirinya atas tugas mulia ini .
Sdr-sdr yang mengasihi Tuhan Yesus,
Sebenarnya, ajakan Tuhan dalam ayat 8, "Siapakah yang akan Kuutus dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" berlaku juga untuk setiap orang Kristen pada masa kini. Kalau pertanyaan ini ditujukan kepada Saudara, apa jawaban Saudara?
Pasti ada yang berkata apa upah saya?
Bagaimana keluarga saya ?
Bagaimana pekerjaan saya ?
            Tapi Yesaya tidak demikian..
Dengan Spontan YESAYA  menjawab "Inilah aku, utuslah aku." menunjukkan suatu penyerahan diri yang penuh bagi pelayanan dan pengabdian diri kepada Tuhan.
       
            Demikian jugalah yang terjadi puluhan tahun silam , ketika seorang sosok yang sangat sederhana merelakan dirinya untuk mengabdi kepada Tuhan , dan hingga saat ini pelayanan nya sangat dinikmati oleh banyaknya jiwa-jiwa yang telah dimenangkan . itulah GEREJA PENTAKOSTA INDONESIA .
          
     Saudara-saudara, pada hari ini kita bersyukur karena Kesediaan alm Bpk Pdt :RENATUS Siburian dalam  tugas khusus ini. Sebagaimana nabi Yesaya, alm Pdt RENATUS  Siburian menjawab panggilan Tuhan untuk melayani jemaat GPI . Namun, sekali lagi, panggilan Allah untuk pelayanan ini tidak hanya ditujukan semata-mata hanya kepada BELIAU saja. Kita semua juga dipanggil untuk mendukung pelayanan -Nya. Sdr-sdr bukan hanya penonton, tetapi dipanggil juga untuk ikut melayani bersama di GPI ini. Kita berdoa dan sungguh-sungguh melayani, agar kehadiranGPI di ALAM SEMESTA ini boleh menjadi berkat dan dirasakan manfaatnya.Bagi setiap jiwa- jiwa..


                             Tuhan memberkati kita semua...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar