(Matius 28:18-20, Kisah 1:8b)
Kita
tidak diminta Tuhan Yesus datang ke gereja dengan konsep 4
D. Apa maksudnya? 4 D itu adalah Datang, Duduk, Diam,
Dengar, tetapi kita perlu 4 P, apa itu? Pikirkan baik-baik,
Pelajari Firman Tuhan, Persiapkan diri, dan Pergi menjadi
saksi Kristus. Seberapa pentingkankah menjadi Saksi Kristus?
Sebagai
umat Tuhan, kadang kita lalai akan tugas kita yang paling
penting. Kita berpikir apabila telah menghabiskan waktu
berjam-jam melayani di gereja itu sudah cukup. Padahal ada
suatu tugas yang sangat mendasar, yang harus kita lakukan.
Yakni pergi menjadi saksi Kristus. Menyaksikan kepada orang
banyak, apa yang Yesus perbuat terhadap diri kita.
Dalam
sebuah majalah bulanan Moody diceritakan tentang seorang bernama
Peter Stam. Di situ dikatakan bahwa ia tidak pernah menyia-nyiakan
kesempatan untuk bersaksi bagi Kristus. Pada suatu hari ia
masuk ke dalam sebuah “Lift”. Dalam lift itu Peter Stam
hanya berdua dengan seorang wanita petugas lift itu. Peter
Stam berkata kepada petugas lift itu, “Kiranya
perjalanan anda yang terakhir di dalam hidup ini adalah naik
(menuju ke sorga), bukan turun (menuju ke neraka)”.
Petugas
itu kaget mendengar perkataan itu. Sebagai jawaban, Peter
Stam hanya memberikan senyuman manis. Selanjutnya Peter Stam
berkata: “Sekarang saya berumur 70 tahun dan tidak lama
lagi saya akan bertemu dengan Juruselamat saya. Saya harap
saya akan bertemu dengan anda nanti di sana
” Inilah kesaksian yang diberikan dengan
berani oleh Peter Stam. Kesaksian yang singkat, namun sangat
menyentuh hati seseorang. Saya pikir kita juga dapat
melakukannya.
- Bersaksi adalah menceritakan apa yang kita alami
Setiap
orang yang mengaku Yesus sebagai Juruselamatnya, maka
panggilan untuknya adalah menjadi saksi. Setiap orang
percaya harus mengetahui tugas ini. Namun tidak jarang kita
temukan masih banyak orang-orang percaya yang masih takut
bersaksi. Mengapa takut bersaksi? Apabila kita pergi ke
pengadilan, jika ada seorang saksi yang takut bersaksi maka
kemungkinan besar bahwa kesaksiannya itu bohong atau tidak
benar. Kemungkinan lain adalah saksi tersebut sedang diintimidasi,
ditekan, diancam dan sebagainya, sehingga ia takut.
Mengapa
orang Kristen tidak berani bersaksi? Apakah kita sedang
percaya pada Juruselamat yang palsu? Apakah kita sedang
berada di bawah ancaman? Ingatlah, ayat 18 berbunyi: “Yesus
telah menerima segala kuasa baik di sorga dan di bumi”
Artinya bahwa, Yesus berkuasa atas segala-galanya.
Biasanya
di pengadilan, seorang saksi dihadirkan tugasnya untuk
menceritakan dengan jujur dan benar apa yang diketahuinya
saja. Ia tidak perlu membela diri, berdebat atau berusaha
meyakinkan orang lain. Orang lain mau percaya atau tidak,
bukan masalah yang penting saksi tersebut telah menceritakan
dengan jujur dan benar. Ketidakpercayaan seseorang tidak
akan mengubah kebenaran menjadi salah.
Sedangkan
untuk membela ada tugas orang lain lagi, yang kita sebut
dengan pengacara atau pembela. Orang ini dibekali berbagai
ilmu dan ahli untuk membela kliennya. Jadi jelas sekali,
bersaksi cukup gampang bukan. Ceritakanlah apa saja yang
anda ketahui.
Konteknya kita sebagi orang percaya, kalau kita diminta
menjadi saksi artinya; kita mesti ceritakan apa saja yang
anda alami bersama Tuhan Yesus. Memang saya mengetahui untuk
memulainya tidak gampang. Apalagi kadang kita harus
menghadapi mereka yang keras kepala dan tegar tengkuk,
sehingga menutup telinga ketika mendengar kesaksian kita.
Itu sebabnya kita perlu mencari celah-celah dan momen
percakapan yang tepat, sehingga dengan mulus menceritakan kesaksian
kita. Kita juga memerlukan adanya cara dan teknik yang memancing
agar pintu hati orang-orang boleh terbuka mendengar
kesaksian kita.
Saya mencoba memberikan beberapa tips untuk kita. Saya
yakin setiap kita juga dapat membuat tips itu sendiri untuk
memancing diri supaya anda dapat bersaksi.
1. Misalnya ketika anda bertemu dengan seseorang? Maka biasanya kita berbasa-basi dengan berkata Hallo, apa kabar? Mungkin dia akan menjawab Kabar baik?
Lalu pasti ia akan bertanya balik pada bagaimana kabar
kita? Maka kita bisa menjawab dengan jawaban yang memancing: “Keadaan saya lebih baik dari waktu-waktu kemarin?” Dia bakal bertanya, “apakah anda sakit?” Maka terbukalah kesempatan bagi anda untuk mulai bersaksi. “Saya
tidak sakit, namun semjak tiga tahun yang lalu saya menerima keselamatan dari Tuhan Yesus, maka hidupku rasanya setiap hari lebih baik dari kemarin”en
2.
Kalau anda kebetulan naik taksi, lalu hendak memulai
pembicaraan anda dengan sang sopir. Mungkin kalimat ini
dapat membantu “Saya dengar sangat berbahaya kalau jalan di jalan ini pada waktu malam?” Mungkin iya akan menjawab, iya banyak perampoknya atau apa saja? Lalu kita bertanya lagi, “tahukah anda di mana yang paling aman?” Barangkali ia akan menjawab tidak tahu, satu dia sebutkan satu tempat.. Maka kita dapat mengatakan:
“Hidup yang paling aman dalam diri saya adalah adalah
semenjak saya menyerahkan pimpinannya kepada Tuhan Yesus“
3.
Selain uang dan kartu kredit ada orang yang bangga
meletakkan foto-foto keluarganya di dalam dompet. Anda boleh
coba itu. Lalu anda keluarkan dompet dan memperkenalkan
diri, ini isteri atau suami dan anak-anak. Lalu anda dapat
melanjutkannya, namun sesungguhnya, sejak 5 tahun yang lalu
saya tidak menjadi kepala rumah tangga. Atau semenjak 5 tahun lalau
suami saya tidak menjadi kepala rumah tangga, kalau anda seorang
wanita. Tentu hal ini mengundang pertanyaan? Mengapa? Maka
jawaban kita: “Semenjak saya percaya pada Tuhan Yesus
sebagai Juruselamat pribadi saya, maka kepala Rumah Tangga
kami adalah Yesus Kristus, itu sebabnya saya tidak pernah
merasa kuatir akan kehidupan keluarga kami baik keuangan,
kesehatan, pekerjaan, kemanan dan sekolah anak-anak.”
- Bersaksi bukan untuk memenangkan jiwa
Jelas
sekali Alkitab mencatat bahwa kita diminta bersaksi. Hanya
bersaksi dan tidak ada tugas memenangkan jiwa, walaupun
akhirnya ada orang yang dimenangkan bagi Tuhan. “Dan
kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea
dan Samaria dan
sampai ke ujung bumi “(Kis 1:8b). Kesaksian kita akan
Kristus itu tidak hanya dilakukan di dalam lingkungan gereja,
tetapi kita akan keluar menerobos komunitas umum. Maksudnya,
kesaksian itu akan disampaikan kepada mereka yang ras, bangsa dan
bahasa yang lain juga.
Konsep pelayanan yang ada di dalam Matius 10:5-6 agak
berbeda. Waktu itu sasaran penginjilannya hanyalah
orang-orang Yahudi, maka sekarang sasarannya adalah ‘semua bangsa’!
Untuk mencapai ini maka orang-orang percaya pada saat itu
mengalami tekanan dan ancaman, sehingga karena pekabaran
Injil mereka diancam, ditangkap bahkan dibunuh. Dengan
demikian maka diaspora terjadi, para rasul dan pekabar Injil
beserta orang-orang percaya berpencar ke seluruh penjuru
bumi. Itu sebabnya hari ini kita mendapat kesempatan
mendengarkan kabar keselamatan itu.
Terlalu egois, kalau kekristenan adalah agamanya orang
Yahudi saja. Bahkan ada konsep pemikiran yang salah yang
mengatakan bahwa Kristus adalah Juruselamat untuk orang
Yahudi saja. Kristus datang ke dunia hendak menyelamatkan
semua orang, itu sebabnya Kristus bukan hanya untuk golongan
atau untuk bangsa tertentu saja. Tugas kita menjadi saksi
buat semua orang di dunia ini.
Kondisi pada jaman itu sebagai saksi Kristus tentu sangat
berbahaya, sebab pihak pemerintah Roma tidak segan-segan
menangkap mereka. Jadi walaupun bersaksi itu gampang, namun
pelaksanaannya cukup sulit. Namun kita perlu bersyukur kalau
saat ini masih diberi kesempatan bercerita pada orang lain,
ketimbang bercerita hal-hal yang tidak berguna, bukankah
lebih baik kita menceritakan tentang Yesus. Tugas yang
diberikan Tuhan Yesus bukan untuk memenangkan orang, hanya
bersaksi. Dan Roh Kudus yang bekerja.
- Bersaksi itu mandatnya dari Yesus Kristus
Yesus tidak memanggil kita untuk mati bagi-Nya, hal ini
tidak ada gunanya, sia-sia. Tetapi Yesus memanggil kita
untuk hidup bagi-Nya, memberitakan Injilnya. Pertanyaannya
adalah, mana lebih sulit hidup bagi Tuhan Yesus atau mati bagi Tuhan
Yesus? Spontanitas ada yang mengatakan mati bagi Tuhan Yesus?
Sebab ia merasakan betapa menderitanya mati bagi Kristus
itu. Tetapi saya ingin mengatakan kepada anda, bahwa hidup
bagi Kristus akan lebih sulit. Sebab seumur hidup kita
berjuang untuk Kristus. Kalau mati bagi Kristus gampang
saja, mungkin secepat selentikan, kita sudah mati. Namun
bila hidup bagi Kristus kita memiliki tantangan seumur
hidup. Itu sebabnya, tidak kalah penting kehidupan pribadi
dari orang yang menjadi saksi ini juga sangat diperhitungkan.
Lihat ayat 19-20, Amanat Agung Tuhan Yesus. Di
sana dikatakan ‘Jadikanlah semua bangsa muridKu’. Kalau kita perhatikan di dalam teks bahasa aslinya ‘jadikan murid’ adalah satu-satunya kata perintah dalam bagian ini. Sedang ‘pergilah’, ‘baptislah’, dan ‘ajarlah’
apa yang merupakan tindakan seorang murid. Karena amanat
Agung adalah perintah Tuhan sedangkan Tuhan juga telah
memiliki kuasa baik di sorga maupun di bumi, tentu kita
tidak perlu takut menjadi saksi. Memang untuk menjadi saksi
perlu hikmat, supaya kita tidak terjebak pada orang-orang
yang hendak mencelakakan kita sebelum waktunya tiba.
Artinya, jikalau didalam bersaksi itu ternyata ada bahaya yang
terjadi, jika memang masih ada kesempatan bagi kita melepaskan diri,
tentu dengan hikmat kita mengambil kesempatan tersebut.
Kemungkinan Tuhan Yesus akan memakai kita lagi di kesempatan
dan waktu yang lain.
Kalau ada orang bertanya, mengapa kita ngotot menyaksikan
tentang Kristus. Maka jawabannya adalah di dalam Kisah
4:12 - “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa
pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit
ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang
olehnya kita dapat diselamatkan”. Jadi tidak dapat
ditawar-tawar lagi, hanya Tuhan Yesus yang paling berkuasa
dan siapa pun orangnya harus tunduk pada-Nya. 1Yohanes
5:11-12 - “Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan
hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam AnakNya.
Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa
tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup”.
Itulah
sebabnya apabila dikatakan bahwa orang yang tidak percaya
pada Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadinya akan
masuk neraka, hal ini bukan menakut-nakuti. Tetapi kebenarannya
memang demikian. Karena Kristus adalah satu-satunya Juruselamat
dosa manusia. Tentu bagi yang tidak mau percaya dan menerima
Yesus sebagai Juruselamat harus membayar dosanya sendiri.
Demi Tuhan Yesus dan kita mengasihi sesama, maka jangan
takut menjadi saksi bagi Kristus.
Perintah Tuhan Yesus itu
meminta kita “pergi”, dengan demikian kita didorong untuk
keluar, bukan hanya tunggu di dalam. Pergi juga berarti,
kita harus keluar dari gereja dan menjadi saksi. Di mana
saja, kapan saja dan untuk siapa saja. Mungkin tempat itu
adalah kantor, kampus, pasar, di atas kereta api, bus, pesawat.
Sudah dan bersediakah anda menjadi saksi-Nya? Ingatlah, amanat Agung
ini berlaku bagi semua orang percaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar