Rabu, 15 Oktober 2014

GPI SIDANG PERAWANG




 “Hidup Dengan Identitas Baru
Petrus 1: 3-10



            Kita sering mendengar kisah tentang bagaimana seorang yang menerima Kristus mengalami perubahan hidup yang indah. Sebagai contoh kisah seorang remaja yang sangat menyusahkan orang tuanya, kemudian bertobat dan menunjukkan perubahan hidup yang luar biasa, sehingga menyaksikan perubahan hidup anaknya, akhirnya orang tuanya memutuskan untuk juga menjadi pengikut Kristus. Juga kisah seorang suami yang menyengsarakan isteri dan anak-anaknya, namun setelah dia bertobat dan menerima Kristus, mengalami transformasi hidup baru, sehingga isteri dan anak-anaknya bersukacita dan diberkati karena suami dan ayah mereka menghidupi identitas baru sebagai pengikut Kristus.

Bagi kita yang memiliki pengalaman yang sama akan membenarkan kisah indah ini, namun bagi kita yang bergumul dengan hidup lama dan bagi kita yang hidup berhadapan dengan mereka yang masih tetap terikat dengan hidup lamanya, setelah bertahun-tahun menjadi pengikut Kristus, ada sebuah tanda tanya besar, mengapa ?
Inilah jawabannya berdasarkan firman Tuhan (2 Petrus 1:1-4).

                     Pertama,
 tentang Iman yang berharga
Rasul Petrus menegaskan dalam pengalamannya sebagai hamba dan rasul Yesus Kristus, dia pernah mengalami pergumulan iman yang jatuh bangun. Meski telah melihat dan mengalami hubungan pribadi dengan Tuhan, dia pernah ragu, kecewa dan menyangkal Tuhan Yesus. Namun akhirnya setelah dia menerima kuasa Roh Kudus, dia mengalami perubahan hidup yang nyata. Rasul Petrus mengalami iman yang berharga, yaitu sebuah relasi yang pasti dengan Tuhan Yesus yang mengampuni dan memulihkan hidupnya. Kita yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus juga memiliki iman yang sama berharga dengan yang dimiliki oleh rasul Petrus, karena kita juga menerima kuasa Roh Kudus yang memberikan kepada kita segala sesuatu yang kita butuhkan sehingga kita dapat mengalami hidup yang baru, hidup yang saleh, hidup dengan identitas baru.

                            Kedua,
Jemaat mula-mula sedang mengalami aniaya dan goncangan karena ajaran sesat melanda, namun rasul Petrus menguatkan mereka dengan menuliskan firman Tuhan bahwa jemaat sudah menerima kuasa Roh Kudus yang berkuasa memberikan jemaat kekuatan dan kemampuan untuk menang dan hidup dengan identitas baru sebagai milik Kristus. Hal yang sama bagi kita jemaat yang beriman kepada Tuhan Yesus, kita menerima kuasa Roh Kudus, yang memberikan kuasa dan kemampuan bagi kita untuk hidup saleh, mewujudkan hidup baru sebagai pengikut Kristus.

                            Ketiga,
 melalui pengenalan kita akan Tuhan Yesus Kristus
Bagaimana kita dapat mengalami kuasa Roh Kudus yang memampukan kita untuk hidup saleh, hidup dengan identitas baru?. Dengan memelihara hubungan pribadi/relasi kita dengan Tuhan Yesus, semakin mengenal DIA secara pribadi; yakni melalui persekutuan pribadi dalam doa, perenungan firman Tuhan, hidup yang jujur dan terbuka di hadapan-Nya, memprioritaskan hidup untuk terus fokus pada keinginan hanya menyenangkan hati Tuhan Yesus.

 Ilustrasi : Hubungan jemaat dengan Kristus, digambarkan sebagai hubungan antara mempelai perempuan dengan Kristus sebagai mempelai laki-laki (Efesus 5:22-33). Sebagai mempelai Kristus, kita jemaat-Nya penting untuk senantiasa membangun relasi kasih yang dengan Kristus sendiri, yang diekspresikan dalam hidup keseharian kita.

                           Keempat,
 menghayati diri kita sebagai mempelai Kristus
Seberapa serius kerinduan hati kita untuk mengasihi Kristus sebagai mempelai kita? DIA telah sedemikian mengasihi kita dengan mengorbankan diri-Nya, datang dari Sorga untuk melepaskan kita dari hidup yang berdosa untuk menjadi mempelai-Nya yang kudus. Apakah kita mau fokus untuk hidup mengasihi DIA? Atau ada hal-hal lain yang lebih menarik hati kita melebihi keinginan kita untuk mengenal dan mengasihi DIA? Apakah ada kesenangan pribadi, kebebasan dan kenikmatan hidup telah menarik kita ‘menjauh’ dari hubungan kita dengan Kristus, sehingga hidup kita tidak bisa fokus pada mengasihi Kristus?. 
Kesaksian raja Salomo yang pernah terjerat pada kesenangan pribadi, kenikmatan hidup mengingatkan kita bahwa tidak ada kenikmatan hidup yang dapat memberikan kebahagiaan karena semuanya pasti berakhir dengan sia-sia. Pengkotbah 2: 20-26). Maukah kita dengan sungguh hati memutuskan untuk mengasihi Tuhan Yesus sebagai mempelai kita dalam perjalanan hidup kita menuju ke Sorga?

                              Kelima,
sebagai mempelai Kristus kita menerima janji yang berharga dan mulia.
Tuhan sudah menganugerahkan kepada kita kuasa Roh Kudus bagi kita yang menerima panggilan-Nya yang mulia dan ajaib. Tuhan juga memberikan kepada kita janji yang berharga, bahwa kita akan dilepaskan dari kuasa dosa dan hawa nafsu jahat. Tuhan pasti menggenapi semua janji-Nya. Sebagai milik Kristus, kita dapat menjalani hidup dengan identitas baru, yang memancarkan karakter Kristus. Semua itu telah dianugerahkan Allah bagi kita, karena itu marilah kita membuat komitmen untuk hidup semakin mengenal dan mengasihi Dia, dalam persekutuan pribadi dengan Kristus.
DIA sangat mengasihi kita sebagai mempelai-Nya. Terpujilah kasih dan anugerah-Nya, sampai selama-lamanya, yang diwujudkan melalui hidup kita yang rindu semakin mengenal DIA, semakin menyenangkan hati Tuhan, mempersembahkan hidup sebagai anak-anak-Nya dengan identitas baru.
Amin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar