Selasa, 05 Agustus 2014

Damai Sejahtera sebagai Panduan




                                                     Ayat bacaan: Kolose 3:15 (BIS)
 =====================
"Hendaklah keputusan-keputusanmu ditentukan oleh kedamaian yang diberikan oleh Kristus di dalam hatimu. Sebab Allah memanggil kalian untuk menjadi anggota satu tubuh, supaya kalian hidup dalam kedamaian dari Kristus itu. Hendaklah kalian berterima kasih."
                                                                  
                                                              



 Apa yang seharusnya mendasari pengambilan-pengambilan keputusan terutama yang penting atau krusial? Meskipun terkadang keputusan yang diambil harus cepat, saya selalu berusaha untuk mengambil waktu sejenak agar keputusan bisa diambil saat kondisi hati sedang tenang, tidak terganggu oleh hal apapun. Memutuskan sesuatu saat hati sedang panas, tidak tenang, sedang kesal seringkali akan berbeda hasilnya dengan saat dimana kita bisa berpikir jernih tanpa terganggu oleh suasana hati. Saat ada yang mengesalkan misalnya, keputusan bisa sangat dipengaruhi suasana hati yang seringkali pada akhirnya akan menghasilkan hal-hal yang kemudian akan kita sesali. Ada yang mengambil keputusan cerai karena emosi kemudian menyesal saat sudah terlanjur terjadi. Orang tua yang kehilangan anak-anaknya setelah dewasa akibat sulit mengontrol emosi dalam membesarkan mereka, pasangan-pasangan yang kemudian putus karena berbagai keputusan yang salah akibat didasari rasa cemburu berlebihan, orang yang kemudian merugi dalam usaha karena mengambil keputusan-keputusan salah tanpa pertimbangan matang, semua ini adalah sedikit contoh dari banyaknya kasus lain yang merugikan bahkan menghancurkan karena pengambilan keputusan salah dengan didasari oleh keadaan hati yang sedang tidak tenang atau tidak stabil.

 Disisi lain, hati pun bisa terkontaminasi oleh banyak hal lain seperti tergiur oleh keuntungan yang tampaknya menjanjikan. Banyak orang yang hanya mengikuti pikirannya sendiri tanpa bertanya terlebih dahulu kepada Tuhan dan meminta persetujuanNya. Keuntungan yang memikat membuat kita terlalu cepat berpikir bahwa itulah yang terbaik. Dari sana lantas terus melanjutkannya meski hati nurani sebenarnya sudah mengingatkan agar setidaknya kita hati-hati dan mempelajari secara seksama terlebih dahulu. Dan pada akhirnya ketika kita mengalami kerugian akibat terburu-buru dalam mengambil keputusan. Setelah itu terjadi, barulah kita teringat bahwa sebenarnya ketika menjalaninya Roh Kudus sudah berulang kali berbicara menasihati, tapi pikiran dan hati kita sedang tercemar sehingga tertutup. Salah satu indikasi yang paling sering dan paling mudah dirasa adalah tidak adanya rasa damai sejahtera ketika melakukan hal yang keliru itu, atau saat mengambil sebuah keputusan. Pernahkah anda merasa harus berhenti saat melakukan kebodohan ketika hati anda sedang panas terbakar oleh emosi? Di saat seperti itu seharusnya kita mendengar suara dalam hati kita dan segera berhenti sebelum perbuatan kita membawa korban yang bisa saja terlambat meski disesali. Tuhan selalu siap mengingatkan manusia dengan berbagai cara, termasuk lewat hati kita. Saat kita mengambil sebuah tndakan lalu menyadari bahwa kita tidak lagi merasakan damai sejahtera atau tenteram mengenai tindakan itu, hal terbaik yang seharusnya kita lakukan adalah berhenti segera. Tetapi yang sering terjadi kita malah menutup mata hati dan terus melanjutkan meski damai sejahtera tidak lagi kita rasakan. Sudah kepalang tanggung, terlanjur basah, atau keuntungan yang diimingkan terlihat begitu menggiurkan, atau emosi rasanya belum puas dilampiaskan. Apapun alasannya, kita tidak boleh membiarkan kekeliruan saat kita sudah diingatkan lewat hati.

 Ingatlah bahwa tuntunan batin dari Roh Kudus bisa membawa rasa kegelisahan saat kita keliru bersikap atau damai saat kita mengikuti tuntunan dengan baik. Ini adalah sesuatu yang harus kita pikirkan dengan cermat. Bagi orang percaya, Yesus sudah mengutus Penolong yakni Roh Kudus untuk menyertai kita selama-lamanya. "Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu." (Yohanes 14:16-17). Roh Kudus akan membantu mengingatkan kita, menegur, menasihati dalam kelemahan kita, termasuk di dalamnya membantu kita untuk menyampaikan kepada Allah tentang keluhan-keluhan yang tidak lagi bisa terucapkan oleh kita. (Roma 8:26). Kalau kita peka, kita akan mudah merasakan betapa seringnya Roh Kudus memberitahukan banyak hal lewat batin kita. Itu adalah salah satu cara yang kerap dipakai oleh Tuhan untuk membimbing anak-anakNya. Tetapi kehendak bebas yang Dia berikan kepada kita membuat kita bisa memilih untuk patuh atau tidak terhadap suaraNya. Satu hal yang pasti, Tuhan tahu tentang apa yang terbaik buat kita lebih dari apa yang kita pikir terbaik buat kita sendiri.


 Sebuah ayat dalam surat Kolose menyatakan hal ini. "Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah." (Kolose 3:15). Dalam versi lainnya dikatakan "Hendaklah keputusan-keputusanmu ditentukan oleh kedamaian yang diberikan oleh Kristus di dalam hatimu. Sebab Allah memanggil kalian untuk menjadi anggota satu tubuh, supaya kalian hidup dalam kedamaian dari Kristus itu. Hendaklah kalian berterima kasih."(BIS). Lihatlah bahwa rasa damai sejahtera Kristus bisa menjadi pemandu kita. Dari ketiga versi di atas kita bisa melihat jelas bahwa damai sejahtera Kristus mampu bertindak seperti itu. Apakah kita sudah pernah merasakannya, setidaknya tahu, atau malah tidak tahu sama sekali, persoalannya ada pada kita sendiri. Yang jelas damai sejahtera Kristus akan selalu mampu menjadi peringatan apakah keputusan atau tindakan yang kita ambil itu baik atau buruk bagi kita maupun orang lain, juga benar atau salah di mata Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar