Ayat bacaan: Kolose
3:15 (BIS)
=====================
"Hendaklah
keputusan-keputusanmu ditentukan oleh kedamaian yang diberikan oleh Kristus di
dalam hatimu. Sebab Allah memanggil kalian untuk menjadi anggota satu tubuh,
supaya kalian hidup dalam kedamaian dari Kristus itu. Hendaklah kalian
berterima kasih."
Apa yang seharusnya
mendasari pengambilan-pengambilan keputusan terutama yang penting atau krusial?
Meskipun terkadang keputusan yang diambil harus cepat, saya selalu berusaha
untuk mengambil waktu sejenak agar keputusan bisa diambil saat kondisi hati
sedang tenang, tidak terganggu oleh hal apapun. Memutuskan sesuatu saat hati
sedang panas, tidak tenang, sedang kesal seringkali akan berbeda hasilnya
dengan saat dimana kita bisa berpikir jernih tanpa terganggu oleh suasana hati.
Saat ada yang mengesalkan misalnya, keputusan bisa sangat dipengaruhi suasana
hati yang seringkali pada akhirnya akan menghasilkan hal-hal yang kemudian akan
kita sesali. Ada yang mengambil keputusan cerai karena emosi kemudian menyesal
saat sudah terlanjur terjadi. Orang tua yang kehilangan anak-anaknya setelah
dewasa akibat sulit mengontrol emosi dalam membesarkan mereka, pasangan-pasangan
yang kemudian putus karena berbagai keputusan yang salah akibat didasari rasa
cemburu berlebihan, orang yang kemudian merugi dalam usaha karena mengambil
keputusan-keputusan salah tanpa pertimbangan matang, semua ini adalah sedikit
contoh dari banyaknya kasus lain yang merugikan bahkan menghancurkan karena
pengambilan keputusan salah dengan didasari oleh keadaan hati yang sedang tidak
tenang atau tidak stabil.
Disisi lain, hati pun
bisa terkontaminasi oleh banyak hal lain seperti tergiur oleh keuntungan yang
tampaknya menjanjikan. Banyak orang yang hanya mengikuti pikirannya sendiri
tanpa bertanya terlebih dahulu kepada Tuhan dan meminta persetujuanNya.
Keuntungan yang memikat membuat kita terlalu cepat berpikir bahwa itulah yang
terbaik. Dari sana lantas terus melanjutkannya meski hati nurani sebenarnya
sudah mengingatkan agar setidaknya kita hati-hati dan mempelajari secara
seksama terlebih dahulu. Dan pada akhirnya ketika kita mengalami kerugian
akibat terburu-buru dalam mengambil keputusan. Setelah itu terjadi, barulah
kita teringat bahwa sebenarnya ketika menjalaninya Roh Kudus sudah berulang
kali berbicara menasihati, tapi pikiran dan hati kita sedang tercemar sehingga
tertutup. Salah satu indikasi yang paling sering dan paling mudah dirasa adalah
tidak adanya rasa damai sejahtera ketika melakukan hal yang keliru itu, atau
saat mengambil sebuah keputusan. Pernahkah anda merasa harus berhenti saat
melakukan kebodohan ketika hati anda sedang panas terbakar oleh emosi? Di saat
seperti itu seharusnya kita mendengar suara dalam hati kita dan segera berhenti
sebelum perbuatan kita membawa korban yang bisa saja terlambat meski disesali.
Tuhan selalu siap mengingatkan manusia dengan berbagai cara, termasuk lewat
hati kita. Saat kita mengambil sebuah tndakan lalu menyadari bahwa kita tidak
lagi merasakan damai sejahtera atau tenteram mengenai tindakan itu, hal terbaik
yang seharusnya kita lakukan adalah berhenti segera. Tetapi yang sering terjadi
kita malah menutup mata hati dan terus melanjutkan meski damai sejahtera tidak
lagi kita rasakan. Sudah kepalang tanggung, terlanjur basah, atau keuntungan
yang diimingkan terlihat begitu menggiurkan, atau emosi rasanya belum puas
dilampiaskan. Apapun alasannya, kita tidak boleh membiarkan kekeliruan saat kita
sudah diingatkan lewat hati.
Ingatlah bahwa
tuntunan batin dari Roh Kudus bisa membawa rasa kegelisahan saat kita keliru
bersikap atau damai saat kita mengikuti tuntunan dengan baik. Ini adalah
sesuatu yang harus kita pikirkan dengan cermat. Bagi orang percaya, Yesus sudah
mengutus Penolong yakni Roh Kudus untuk menyertai kita selama-lamanya.
"Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang
Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh
Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan
tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan
diam di dalam kamu." (Yohanes 14:16-17). Roh Kudus akan membantu
mengingatkan kita, menegur, menasihati dalam kelemahan kita, termasuk di
dalamnya membantu kita untuk menyampaikan kepada Allah tentang keluhan-keluhan
yang tidak lagi bisa terucapkan oleh kita. (Roma 8:26). Kalau kita peka, kita
akan mudah merasakan betapa seringnya Roh Kudus memberitahukan banyak hal lewat
batin kita. Itu adalah salah satu cara yang kerap dipakai oleh Tuhan untuk
membimbing anak-anakNya. Tetapi kehendak bebas yang Dia berikan kepada kita
membuat kita bisa memilih untuk patuh atau tidak terhadap suaraNya. Satu hal
yang pasti, Tuhan tahu tentang apa yang terbaik buat kita lebih dari apa yang
kita pikir terbaik buat kita sendiri.
Sebuah ayat dalam
surat Kolose menyatakan hal ini. "Hendaklah
damai sejahtera Kristus memerintah dalam
hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan
bersyukurlah." (Kolose 3:15). Dalam versi lainnya dikatakan
"Hendaklah keputusan-keputusanmu ditentukan oleh kedamaian yang diberikan
oleh Kristus di dalam hatimu. Sebab Allah memanggil kalian untuk menjadi
anggota satu tubuh, supaya kalian hidup dalam kedamaian dari Kristus itu.
Hendaklah kalian berterima kasih."(BIS). Lihatlah bahwa rasa damai
sejahtera Kristus bisa menjadi pemandu kita. Dari ketiga versi di atas kita
bisa melihat jelas bahwa damai sejahtera Kristus mampu bertindak seperti itu.
Apakah kita sudah pernah merasakannya, setidaknya tahu, atau malah tidak tahu
sama sekali, persoalannya ada pada kita sendiri. Yang jelas damai sejahtera
Kristus akan selalu mampu menjadi peringatan apakah keputusan atau tindakan
yang kita ambil itu baik atau buruk bagi kita maupun orang lain, juga benar
atau salah di mata Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar