Inilah
aku, utuslah aku
Pembacaan Alkitab:
Yesaya 6:1-13
Sdr-sdr yang Tuhan Yesus kasihi,
Allah sebenarnya mampu mewujudkan rencana-Nya di tengah-tengah dunia
ini tanpa harus melibatkan manusia di dalamnya,
tetapi Allah tidak mau. Ia mau mewujudkan kehendak-Nya dengan melibatkan dan
mengikutsertakan manusia. Bukankah ini suatu penghargaan dan kehormatan yang
luar biasa bagi kita. Kita yang adalah orang yang
berdosa, tetapi dijadikan rekan-kerja (partner) Allah dalam rangka
menyelamatkan dunia ini. Hal ini menunjukkan bahwa hidup kita di dunia ini
bukan kebetulan. Tetapi Allah sudah punya rencana atas hidup kita.Dan Allah mau
mengikutsertakan kita di dalam rencana-Nya. Lalu bagaimana kita tahu akan
rencana Allah bagi hidup kita?.
Demikian pula dengan kita manusia. Kita adalah
puncak
ciptaan Allah. Kita diciptakan dengan begitu baik. Tapi agar kita dapat
berfungsi dengan baik di dunia ini, maka kita harus selalu berpedoman pada buku
manual kita yaitu mengacu kepada Allah. Tanpa mengacu kembali kepada Allah -
Sang Pencipta kita, kita tidak akan dapat berfungsi dengan baik.
Saudara-saudara penting untuk kita sadari bahwa segala sesuatu berasal dari
Allah.
Dia adalah Allah yang awal dan yang
akhir. Masalahnya, banyak orang, termasuk di Belanda, yang tidak percaya bahwa
Allah itu ada. Menurut survey hanya 51 % dari jumlah penduduk Belanda, yang
percaya bahwa Allah itu ada. Orang yang tidak percaya bahwa Allah itu ada, titik
tolaknya dalam memahami persoalan adalah dirinya sendiri. Dan bukan Allah. Ia
menyakini bahwa hidup ini adalah miliknya. Oleh sebab itu, dia berhak untuk
melakukan apa saja yang ia ingin lakukan. Apa yang terjadi ketika apa yang ia
mau atau inginkan tidak tercapai, apalagi kalau ia mengalami hal atau kejadian
yang ia tidak harapkan maka ia menjadi kecewa dan frustrasi. Salah satu
penyebab orang menjadi
stress karena ia tidak
mendapatkan apa yang ia inginkan. Apabila manusia bertitik tolak dari dirinya
sendiri, maka ia akan menghakimi segala peristiwa yg dilihatnya. Sehinga mereka
mempertanyakan, Mengapa kejahatan semakin merajalela? Mengapa orang benar harus
menderita? Mengapa kemiskinan dan ketidakadilan terjadi dimana-mana?
Sdr-sdr yang terkasih , akan berbeda kalau kita melihat kehidupan ini dari
titik-tolak Allah. Dia lah pencipta langit, bumi dan segala isinya, termasuk
kita manusia di dalamnya. Jadi kalau kita diberi kesempatan untuk hidup di
dunia, ini sungguh adalah anugerah Allah. Terlebih lagi kalau kita diberi
kesempatan dan dipanggil untuk melayani Dia.
Sdr-sdr yang mengasihi Tuhan Yesus,
Perikop kita menceritakan suatu proses bagaimana Allah telah memilih dan
mengutus Yesaya. Proses itu diawali dengan perjumpaan pribadi Yesaya dengan
Allah, melalui sebuah penglihatan. Dalam penglihatan itu, Yesaya menyadari
siapa Allah dan siapa dirinya. Allah adalah maha Kudus dan penuh kemuliaan. (ay
4) Sedangkan dirinya adalah orang yang tidak layak. Dikatakan dalam ayat 5,
"Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis
bibir..." Perjumpaan pribadi kita dengan Allah, akan membuat kita sadar
akan keberadaan kita sebagai orang yang berdosa. Dan kita membutuhkan seorang
juruselamat dalam hidup kita.
Seorang penulis
kristen terkenal, pernah
mengatakan bahwa seorang Kristen memiliki keunggulan penting dibandingkan
dengan orang lain. Bukan, karena ia lebih baik, lebih suci atau lebih dikasihi
Tuhan. Melainkan karena ia tahu dan sadar bahwa ia adalah seorang manusia
berdosa yang hidup dan berada di dalam dunia yang berdosa. Langkah awal untuk
kita bisa dipakai melayani Tuhan, adalah menyadari akan keterbatasan dan
kekurangan kita. Tidak ada seorang pun yang layak untuk melayani Dia. Yesaya
menyadari bahwa ia adalah seorang yang najis bibir. Sdr-sdr, tidak mudah bagi
seorang manusia untuk mengaku bahwa ia adalah orang berdosa dan sungguh
membutuhkan Tuhan dalam hidupnya. Apalagi kalau manusia merasa dirinya mampu
dan berhasil dalam hidup ini, maka ia tidak akan membutuhkan Tuhan. Sdr-sdr,
mengapa banyak orang di Belanda masa kini tidak membutuhkan Tuhan? Ada yang
mengatakan , karena hidup mereka sudah terjamin. Di Belanda, orang dari lahir
sampai mati, hidupnya ditanggung oleh pemerintah.
Kembali kepada cerita Yesaya, ketika ia menyadari dan mengaku bahwa ia
adalah orang berdosa dan mempunyai kelemahan maka Allah sendiri yang memulihkan
keadaan Yesaya. Bibirnya disentuh dengan bara
api
yang diambil dari mezbah suci. Artinya Allah telah mengampuni Yesaya dan
menghapuskan dosa-dosanya. Ia juga telah menyucikan mulut Yesaya. Kita tahu
betapa pentingnya fungsi mulut. Apalagi bagi seorang pelayan Tuhan. Tapi ingat,
dengan mulut kita bisa memuji Tuhan dan menghibur sesama. Tetapi dengan mulut
yang sama, kita bisa menghujat Tuhan dan menyakiti sesama kita. Nah, Yesaya
sedang dipersiapkan untuk menjadi nabi Allah, oleh sebab itu, mulut dan
bibirnya disentuh Allah agar ia bisa menjaga kemurnian dan berani untuk
memberitakan Firman Allah. Artinya Allah tahu bahwa tugas yang diberikan kepada
Yesaya ini sangat berat dan sulit dimengerti. Oleh karena itu, Yesaya
dipersiapkan dulu oleh Allah sebelum ia dipakai Tuhan untuk melayani.
Selanjutnya, kita menyaksikan bahwa Yesaya yang telah diselamatkan dan
disucikan, tidak lagi merasa takut. Bahkan ia terpanggil untuk memberitakan
Firman Tuhan kepada bangsanya. Ketika panggilan Tuhan datang padanya, maka
telinga Yesaya dapat mendengar suara Tuhan. Seseorang yang sudah dijamah Allah,
ia peka akan panggilan Allah. Tetapi sebaliknya, tanpa jamahan Allah maka hati
dan telinga manusia seolah-olah tertutup bagi Firman Tuhan.
Sdra yang terkasih , kalau kita
perhatikan panggilan Tuhan kepada Yesaya ini, sungguh sangat menarik. Karena panggilan itu bukan dalam
bentuk
"perintah", akan tetapi dalam bentuk "
ajakan"
atau "
tantangan"
yang membutuhkan respon pribadi. Lalu apa respons Yesaya atas panggilan Allah
ini? Ia dengan spontan menjawab, "
Inilah aku, utuslah aku!" Yesaya tidak
perlu meminta penjelasan mengenai panggilan itu. Ia tidak tawar- menawar
seperti yang dilakukan nabi Musa atau nabi Yeremia.tetapi YESAYA merasakan
jamahan Tuhan dalam hidupnya , dan ALLAH yang telah mempersiapkan dirinya atas
tugas mulia ini .
Sdr-sdr yang mengasihi Tuhan Yesus,
Sebenarnya, ajakan Tuhan dalam ayat 8, "
Siapakah yang akan Kuutus dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?"
berlaku juga untuk setiap orang Kristen pada masa kini. Kalau pertanyaan ini
ditujukan kepada Saudara, apa jawaban Saudara?
Pasti ada yang berkata
apa upah saya?
Bagaimana keluarga saya ?
Bagaimana pekerjaan saya ?
Tapi Yesaya tidak
demikian..
Dengan Spontan YESAYA menjawab "
Inilah aku, utuslah aku." menunjukkan suatu penyerahan
diri yang penuh bagi pelayanan dan pengabdian diri kepada Tuhan.
Demikian
jugalah yang terjadi puluhan tahun silam , ketika seorang sosok yang sangat
sederhana merelakan dirinya untuk mengabdi kepada Tuhan , dan hingga saat ini
pelayanan nya sangat dinikmati oleh banyaknya jiwa-jiwa yang telah dimenangkan
. itulah GEREJA PENTAKOSTA INDONESIA .
Saudara-saudara, pada hari
ini kita bersyukur karena Kesediaan alm Bpk Pdt :RENATUS Siburian dalam tugas khusus ini. Sebagaimana nabi Yesaya, alm
Pdt RENATUS Siburian menjawab panggilan
Tuhan untuk melayani jemaat GPI . Namun, sekali lagi, panggilan Allah untuk
pelayanan ini tidak hanya ditujukan semata-mata hanya kepada BELIAU saja. Kita
semua juga dipanggil untuk mendukung pelayanan -Nya. Sdr-sdr bukan hanya
penonton, tetapi dipanggil juga untuk ikut melayani bersama di GPI ini. Kita
berdoa dan sungguh-sungguh melayani, agar kehadiranGPI di ALAM SEMESTA ini
boleh menjadi berkat dan dirasakan manfaatnya.Bagi setiap jiwa- jiwa..
Tuhan memberkati kita semua...